Chapter Sebelumnya :
"Aduh.. Maaf ya bang, gara gara Vivi pipi abang jadi sakit.. Cup cup" Vivi menenangkan Liam, walaupun Vivi tak tau cara itu akan berhasil atau tidak. Vivi pun memeluk tubuh tinggi Liam. Yaa, walaupun ternyata Vivi hanya sebatas dada Liam, karna Liam ternyata Tinggi oe
Chapter 8 :
Liam pun mematung melihat apa yang di lakukan oleh Vivi terhadapnya. Seumur-umur Liam sama sekali belum pernah di peluk oleh seorang perempuan kecuali mamanya sendiri. Jadi, Liam sedang di landa syok sekarang.
"Bang Li, bang li kenapa? Masih sakit kah?" pertanyaan itu pun meluncur dari bibir mungil Vivi. Bertanya apakah cubitan nya tadi sesakit itu?
"E-emm.. En-nggak ko, abang Liam gapapa. Eh tunggu, kok nama abng berubah? Bang li?" Liam menjawabnya dengan nada gugup dan bertanya kepada Vivi kenapa namanya di ubah?
"Heem, namanya bagus kan? Vivi ribet kalau panggil abang li dengan sebutan abang Liam, yaudah di singkat aja, hehe"
"Emm nama singkatannya bagus, abng suka" Liam tersenyum sampai sampai matanya pun ikut tersenyum yang membuat Vivi melongo sebentar, sebab Liam kalau senyum manisnya ga ngotak. Guanteng buanget
"Ehemm, kok ngobrolnya cuma berdua? Di pikir kita enggak ada gitu? Ck! " suara Ash mulai membuyarkan percakapan antara Vivi dan Liam
"Hehe, maap bang. Abisnya Vivi terpana bentar sama bang Liam"
"Tapi kan kita juga mau ngobrol sama kamu, bukan cuma sama Liam doang, huh! " ucap Kelvin
"Yauda, mau ngomong apa?" tanya Vivi
Belum sempat Kelvin dan yang lain membuka suara, terdengar suara dari speaker yang berada tak jauh dari mereka berada.
"Untuk semua siswa/siswi di harapkan masuk ke ruang kelas masing masing karena pembelajaran akan segera di mulai, terimakasih"
"Aelah, udah di suruh masuk aja! Sebel! Padahal mau ngomong banyak sama Vivi kenapa malah masuk si? Huh! "
Ash mewakili apa yang mereka rasakan sekarang, sebal. karena tidak dapat berbicara banyak dengan Vivi di karenakan mereka akan melaksanakan pembelajaran di kelas nya masing masing.
"Yaudah Vi, nanti abang jemput di kelas kamu ya? Jangan keluar kelas dulu pas istirahat nanti. Abang mau ke kantin bareng sama kamu dan temen-temen abang soalnya" Suara Gara menginstruksikan supaya Vivi nanti saat istirahat tidak keluar kelas dahulu sebelum Gara dan teman-teman nya datang menjemput.
"Em, okeyy" Tangan Vivi membentuk huruf oke 👌, yang berarti Vivi akan di kelas menunggu Abangnya serta teman-teman nya menjemput
"Anak pintar, belajar yang rajin ya?" Kini julian yang berbicara kepada Vivi, serta mengingatkan Vivi agar belajar dengan rajin
"Siap, abang sama yang lainnya juga ya, jangan bolos! Awas aja! Nanti Vivi bilang Mommy" Ancam Vivi kepada mereka
"O-oke, abang pergi dulu ya, bye vi!" Gara dan yang lainnya berjalan menjauh dari Vivi menuju kelasnya masing masing
"Bye bang! "
"E-eh tunggu dulu, aku kan nggak tau kelas ku di mana. Terus juga, aku kan ngga punya kenalan di sini selain abang, aduhh gimana ni. Mana abang juga udah jauh lagi" Vivi mulai cemas sembari mengigit bibir nya sendiri
Vivi mengedarkan pandangannya ke segala arah ternyata sudah tak ada satu pun orang sekarang selain dia. Dan itu mampu membuat Vivi tambah cemas dan ketar ketir
"Kamu ngapain di sini? Ini udah seharusnya kamu masuk kelas bukan malah keluyuran gak jelas! " Ucap sesorang yang datang dari arah belakang Vivi. Dari suaranya sih serak serak basah, jadi ya pasti nya lelaki
Vivi pun memutar badannya ke arah belakang. Vivi menundukkan pandangannya sehingga ia tak tau wajah lelaki itu. Vivi hanya melihat sepatu nya dan sepatu lelaki itu
"Heh! Gue bukan di bawah ya! Hadap gue, bukan malah hadap sepatu gue! " sentak lelaki tersebut yang membuat Vivi tambah gregetan
Vivi mulai mendongakkan kepalanya, memandang wajah lelaki itu. Vivi menengok nick name lelaki itu. Setelah Vivi membacanya, Vivi tau bahwa nama lelaki itu adalah Zaverino Arkhava Kaedzar Ar Zeon. Dipikir pikir, malah kepikiran. Ternyata, lelaki itu adalah anak dari pemilik ZHS
"Ehem! Gausah liat nick name gue lama lama, ntar suka! " sarkas Khava
"E-eehh, m-maaf kak"
"Hm. Btw, lo ngapain di sini? Ini udah waktunya masuk dan lo malah keluyuran gak jelas" Khava mengulangi perkataannya tadi, sembari menatap tajam Vivi
"Ee.. I-itu kak, saya siswi baru, jadi nggak tau letak kelas saya"
"Lo kelas berapa? " tanya Khava
"Kelas..10 IPA 1 kak"
(Aku gatau itu bener apa ngga, soalnya aku msi SMP, hhe. Harap di maklumin ya)"Hm, yaudah. Gue anterin, cepetan" Khava tanpa sadar menggandeng tangan Vivi serta menariknya menuju kelas Vivi "
***
Eyyo! Wassap! Ayangnya Killua sama Nagi kembali gess :>
Gimana chapter kali ini? Masi kurang ya?
Maaf, kalau kata kata ku masi salah :D mohon di maklumin yaSegini dulu yaw, makasi buat yang mau baca cerita aku, kalau bisa Vote sama Komen ya XD
Makaciwww ><
Makasi banget buat kalian semua! Luv luv deh ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Jadi Figuran Novel?
Teen FictionSeorang gadis kecil berumur 15 tahun bernama Linda Olivia. Linda, anak yatim piatu, tidak tau keluarganya, hanya anak jalanan yang ingin merasakan kebahagiaan. Tapi apa? Linda malah meninggalkan dunia ini sebelum Linda bisa merasakan apa itu yang...