2

363 33 0
                                    


Banyak sekali gedung pencakar langit yang menjulang tinggi, salah satunya adalah milik CEO wanita yang kini tengah melihat pemandangan dari atas gedungnya, di dalam ruangan yang biasa disebut sebagai ruangan kerjanya saat ini. Ia berdiri menghadap pada kaca tembus pandang yang berada tepat di sudut ruangan kerjanya.

Dilihatnya gedung-gedung yang nampak dari ruangan itu, ada juga jalan yang membentang sangat panjang dibawah sana, kendaraan-kendaraan yang hendak pergi ataupun pulang di waktu yang bersamaan, dan tidak lupa di arah timur ada pantai yang menyejukkan hati dengan air berwarna biru.

Wanita tersebut masih dengan posisi yang sama, menatap kearah luar gedungnya, kota seoul sangat menakjubkan ketika dilihat dari gedung tinggi ini. Jangan lupa pada fakta tentang pemilik gedung atau perusahaan, yaitu CEO jung ahyeon.

Ia meneruskan perusahaan milik mendiang ayahnya yang sudah meninggal pada saat umur ahyeon genap 18 tahun, sejak ahyeon lulus smp dia sudah menjalani banyak sekali les privat untuk sekedar ingin menjadi penerus sang ayah yang sudah tidak lagi dengannya.

Bisa dibilang ahyeon merupakan CEO termuda disini, baru saja umurnya menginjak 20 tahun ia sudah diangkat sebagai penerus perusahaan ayahnya yang jelas sangat sukses di negara ini, bahkan masih banyak cabang perusahaan yang terletak diluar negeri.

Ibu ahyeon? ia juga sudah menyusul ayahnya pada saat ia baru saja menginjak 20 tahun, dari situ lah ahyeon disuruh menjabat perusahaan pusat dengan berbekal pengetahuan yang sudah ia pelajari dari ia berumur 16 tahun, sudah banyak yang ia pelajari tentang cara menjadi pemimpin. Bersyukur otak ahyeon termasuk otak yang cerdas, disaat anak-anak lain bermain dirinya lebih memilih belajar dan semua yang ia pelajari masuk kedalam otaknya dengan cepat.

Hidup seorang diri membuat ahyeon selalu saja iri kepada anak-anak yang seumuran dengannya serta masih memiliki orang tua, tapi ia berusaha tegar dari segala cobaan yang sudah diberikan tuhan padanya hingga saat ini, membuat ahyeon
menjadi pengusaha wanita sekaligus orang terkaya pertama di negara kelahirannya yaitu korea selatan.

Sebenarnya dia memiliki keluarga besar, ia pun memiliki banyak saudara dari keluarga ayahnya karena ayah ahyeon merupakan 3 bersaudara. Ayah ahyeon merupakan anak pertama, anak kedua adalah jung ruby jane ibu dari sepupu yang lumayan dekat dengannya yaitu jung rora, serta anak paling bungsu diantara ketiga bersaudara tersebut adalah jung ryujin dia adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Ahyeon hanya mengetahui namanya saja karena ia belum pernah bertemu dengan adik laki-laki dari keluarga ayahnya.

Ahyeon beralih dari sudut ruangan berpindah menuju meja kekuasaannya, berjalan dengan perlahan menuju meja lalu mendudukan dirinya pada kursi kebanggan. Dua buah cangkir berada di meja, ia melirik sahabatnya yang baru saja pulang dari jepang. Rami sedang bermain game didalam handphone yang ia genggam dengan 10 jemari, matanya benar-benar tertuju pada handphone itu tidak beralih sama sekali.

Ahyeon memperhatikan dengan seksama rami yang masih bergelut dengan handphone tersebut, sembari meminum kopi yang sempat ia pesan pada sekretaris sekitar 8 menit yang lalu.

"Slurrrp...." rasa kopi yang ia minum sangat menenangkan pikiran kala ia sedang pusing dengan kegiatan meeting yang akan diselenggarakan nanti sore bersama perusahan yang tidak kalah sukses dengan perusahaannya.

Rami melepas handphone dari genggamannya lalu membuang nafas dengan kasar, sehingga mencuri perhatian ahyeon yang sedang menikmati kopi yang baru saja ia teguk satu kali. Mata boba yang dimiliki ahyeon mengarah pada rami yang sedang menatap ke langit-langit ruangan, mungkin rami sedang melamun karena terlalu lama memainkan handphone.

"Ada apa mi?" ahyeon menurunkan secangkir kopi ke meja kerja, ia terus menatap lekat rami yang juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun padanya.

"Huffttt huhhh..." hembusan nafas rami lagi-lagi terdengar sangat berat, ia lalu beralih menatap ahyeon yang juga masih setia menatap ke arahnya. Bibirnya masih belum mau berbicara sampai akhirnya ia merasa jengah.

"Gue kalah main gamenya, yeon" lesu yang terlihat dari wajah rami, membuat ahyeon sedikit tertawa mendengar jawaban sahabatnya itu. Bersyukur sekali memiliki sahabat seperti rami yang dari dulu selalu menemaninya dikala ia senang, berduka, bahkan disaat ia sedang membutuhkan seseorang.

Saat rami sedang menjalani pendidikan dijepang pun tidak pernah terlewatkan pesan-pesan yang berisi kabar, kegiatan yang akan dilakukan dan video call jika rami merasa rindu melihat wajah ahyeon. rami benar-benar definisi sahabat sempurna yang ahyeon sangat syukuri kedatangan rami didalam hidupnya

"Kalah game? gausah drama rami" tangan ahyeon meraih lagi secangkir kopi yang berada diatas mejanya, ia meneguk kembali kopi yang sudah terasa mulai mendingin tersebut. Mata ahyeon kembali melirik rami saat kopi yang sudah ia minum kembali disimpan dimeja.

"Lo mana paham begituan, taunya kerja doang" senyum rami terkesan mengejek dimata ahyeon, kali ini tatapan yang diberikan ahyeon sangat tajam menjadikan nyali rami menciut dan didetik berikutnya terkekeh malu.

"Bercanda yeon, sumpah!" rami mengangkat dua jari membentuk peace, artinya damai ia tidak ingin membangunkan harimau yang berada ditubuh ahyeon. Membayangkannya saja rami sudah merinding apalagi melihatnya secara langsung, bisa rami pastikan dirinya akan lari terbirit-birit keluar dari gedung tinggi dan besar ini.

Ahyeon tidak lagi memperdulikan rami, ia kembali fokus pada berkas-berkas yang perlu ia pelajari untuk meeting yang akan diadakan pukul 4 sore hari, kebetulan waktunya tinggal tersisa dua jam. Sesekali ia juga menyeruput kembali secangkir kopi yang berada di mejanya, untuk merilekskan tubuh yang terasa sedikit menegang.

Halo semua semoga kalian suka sama cerita ini yaaa, aku bakal bikin cerita ini partnya bakal sedikit, biar bisa bikin wp yang udah aku simpen

semangat menjalani aktivitas para pecinta chiyeon!!

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang