Di ujung jalan ahyeon melihat seseorang yang tengah berlari ke arahnya, semakin mendekat gadis yang terlihat lebih muda darinya memberikan wajah yang sangat gelisah membuat ahyeon kebingungan akan sikap gadis muda itu.Tangan gadis yang berada dihadapannya sekarang tiba-tiba terulur menarik tangan ahyeon yang juga bergerak dengan sendirinya untuk segera meraih tangan gadis muda dihadapannya, tangan keduanya sudah menyatu tapi gadis itu malah menarik ahyeon ke arah belakang gadis muda dengan sangat keras, sehingga ahyeon kehilangan keseimbangan membuat genggaman diantara mereka ikut terlepas.
"Brukkk..."
Tubuh ahyeon terjatuh ketanah sangat kencang, satu detik kemudian ahyeon hendak menengok keatas kala gadis itu sedang berdiri tegap dengan kedua tangan yang yang terlentang.
"Ada apa dengannya?" dalam hati ahyeon berpikir, alih-alih menemukan jawaban justru tanpa sadar air mata ahyeon pun turun begitu deras.
Detik kedua gadis muda itu menghadapkan wajahnya ke arah belakang, ahyeon terkejut bukan main. Gadis yang berada di depannya juga sedang menangis tersedu-sedu, bibirnya hendak mengeluarkan kata yang tertahan karena isak tangis lalu sesudahnya terdengar lah kata yang keluar dari bibir gadis muda itu.
"Tetaplah hidup dan berbaha.."
"Dorrr..."
Ahyeon menggeliat tidak tenang, air matanya terus saja turun enggan untuk berhenti. Wanita yang berada di sebelah ahyeon merasa terusik dan terbangun.
Panik yang dirasakan wanita tersebut saat melihat ahyeon yang terus saja menangis dan menggeliat tidak bisa diam, Rami menepuk pipi ahyeon pelan, dirasa tidak ada perubahan dengan sangat cepat ia segera mengguncang-guncangkan tubuh yang masih saja menutup mata dan menangis itu.
"Yeon!"
"Bangun yeon, sebenernya lo kenapa?!"
"Yeon!"
"Ahyeon!"
Wanita itu tersentak dengan bola mata yang sepenuhnya terbuka, keringat dingin kini mengalir di kening ahyeon lalu rami usap dengan tisu yang sudah ia ambil dari meja nakas disebelah kasurnya. Ahyeon pun mulai mengontrol nafasnya dan fokus untuk mengembalikan kesadarannya dari kejadian yang baru ia alami dalam mimpi buruknya.
"Udah ya, jangan melamun" rami mencoba menenangkan ahyeon dengan mengusap lembut punggung ahyeon, ia lakukan berulang-ulang sampai nafas ahyeon pun terdengar mulai teratur.
"Gua ambil minum dulu, lo diem disini" rami berjalan keluar meninggalkan kamar yang ditempati oleh mereka berdua, ahyeon hanya terdiam tak berkutik saat rami meninggalkan kamar mereka.
Tak menunggu lama rami kembali sambil membawakan satu gelas air putih, setelahnya ia mendudukkan diri pada kasur dan mencari posisi nyaman dan juga aman agar ahyeon bisa bersandar padanya.
Dengan hati-hati tangan rami memegang kepala ahyeon lalu diletakkan pada pundaknya, sedangkan tangan yang satunya membelai rambut ahyeon pelan sembari menyalurkan ketenangan yang ia berikan.
Ahyeon tidak menolak atas perlakuan rami padanya karena mereka adalah sahabat sedari kecil, rami baru saja pulang dari pendidikan di jepang dan kini tengah menginap dirumah ahyeon. Saat didalam pesawat rami merasa rindu lagi dan lagi pada sahabatnya maka dari itu rami menghampiri rumah ahyeon untuk sekedar menghilangkan rasa rindunya yang sudah menggebu-gebu selama tiga tahun lamanya.
"Gue mimpi buruk ram"
"T-tapi gue gatau siapa gadis yang ada didalam mimpi gue itu" dengan rasa tenang yang sudah dirasakan ahyeon, ia pun memberanikan diri untuk bercerita tentang mimpinya tadi.
Mimpi yang ahyeon alami benar-benar seperti nyata, tempat yang ia lihat didalam mimpi tersebut pernah ahyeon datangi, genggaman tangan yang diulur gadis muda di mimpi ahyeon, dan saat ia jatuh ketanah pun seperti nyata.
Satu hal yang membuat ahyeon sangat bingung, siapa gadis muda yang berada dimimpinya? ia merasa tidak mengenalnya bahkan melihat sekilas pun tak pernah lantas mengapa dia bisa datang ke mimpinya? bahkan mimpi buruk.
"Lo jangan pikirin mimpi lo dulu, sekarang lo harus tidur"
"Soalnya lo baru tidur tadi jam 11 malam, dan sekarang baru jam 2 malam" rami menepuk kasur disebelahnya menyuruh untuk ahyeon tidur disana, ahyeon hanya memberikan anggukan dan mulai kembali mencari posisi yang nyaman untuknya tertidur.
Rami menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua dari kedinginan yang mulai dirasakan oleh tubuh rami, dan rami pun tergerak untuk memeluk sahabatnya sembari menepuk-nepuk paha ahyeon agar memulai rutinitas tidur yang sebelumnya terganggu.
Terdengar dengkuran halus dari sebelah rami, rami hanya mengulum senyum kala mendengar dengkuran halus tersebut, ia pun cepat-cepat menutup mata untuk menyusul ahyeon kedalam bunga tidur yang sempat tertunda karena mimpi buruk yang melanda sahabatnya.
Bisa kalian tebak alur ceritanya bakal kaya gimana?
Dan aku berharap kalian suka sama cerita ini ya, mari bantu vote dan komen
Met baca semua, tunggu part selanjutnya yaaa