11

174 16 4
                                    

BRUKKK!!! BRUKKK!!!

Chiquita terbangun dari tidurnya, karena suara keras dari arah pintu luar rumahnya.

Ia memperbaiki posisi duduk, masih dengan mata yang sedikit terpejam dan tubuh yang lemas masih setengah sadar.

BRUKKK!!! BRUKKK!!!

Chiquita terperanjat kaget dengan suara yang kali ini terdengar jelas oleh indra pendengarannya, chiquita dengan cepat mencari handphone dan alat untuk mengamankan dirinya.

Tak pernah ia bayangkan pada pukul 02.12 dini hari ada seseorang yang mengganggunya seperti ini, semua ini benar-benar menyeramkan.

Diambil sapu yang berada di sudut kamarnya, di lengan kanan chiquita terdapat handphone, ia sedang mencari nomor telepon seseorang. Hanya dia yang terpikirkan oleh chiquita saat ini, di keadaan genting ini.

"N o n a J u n g. Ini dia kontaknya" jari chiquita dengan lincah memencet tombol hijau, kini handphonenya belum juga terdengar tersambung dengan seseorang yang mungkin masih tertidur nyenyak.

"BRUKKK!!! BRUKKK!!! BRUKKK!!!

Chiquita semakin panik, dengan langkah yang cepat ia mencari tempat untuk bersembunyi sambil menunggu ahyeon mengangkat teleponnya itu.

"Halo" terdengar suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur dari seberang sana, bisa chiquita perkirakan jika ahyeon sudah mengangkat teleponnya.

"H-halo, nona apakah kamu bisa kerumah ku?" hembusan nafas yang tidak beraturan yang berasal dari chiquita terdengar jelas oleh ahyeon, chiquita benar-benar panik sekarang.

Prankkk!!

"Hei chiquita suara apa itu, apa kau baik-baik saja?"

"Nona kumohon beri bantuan untuk ku, aku benar-benar takut sekarang" suara chiquita nyaris tidak terdengar karena berbisik tapi beruntungnya ahyeon masih bisa mendengarnya.

"Tunggu aku, dan tunggu bantuan dari ku. Jangan matikan telfonnya agar aku bisa tau keadaan mu" perintah ahyeon pada chiquita.

Chiquita bersembunyi di lemari pakaian, itu cukup untuk tubuhnya yang kecil. Ia berpikir keras apakah ada seseorang yang tidak menyukainya? atau membencinya sampai melakukan hal seperti ini?.

Tubuh chiquita gemetar, sapu yang sudah ia simpan disebelahnya kini dipegang sangat erat olehnya, sedangkan handphone yang masih tersambung dengan ahyeon ia simpan di saku celana belakang.

"Tuhan, aku mohon selamat kan aku" chiquita terus berdoa dalam hati, meminta pertolongan. Ia bingung harus bertindak apa saat ini, mungkin karena dirinya ketakutan.

"Tuk...Tuk...Tuk" derap langkah kaki terdengar memasuki rumah chiquita, satu langkah, dua langkah, tiga langkah. Seseorang yang memasuki rumah chiquita sedang mengelilingi rumahnya.

Mata chiquita dipaksa tertutup oleh dirinya sendiri, ia merasa gelisah. Masih belum terlihat pertolongan dari ahyeon maupun bantuan yang ia minta pada ahyeon.

Krietttt....

Suara pintu terbuka di kamar chiquita, chiquita menahan nafas agar tidak terdengar sama sekali jika dirinya berada disini. Sumpah demi Apapun, saat ini chiquita tengah bergelut dengan perasaan takutnya.

"Keluar lah gadis cantik, aku membutuhkan mu untuk menyelesaikan tugasku"

Suara yang terdengar adalah suara pria, chiquita semakin serius berdoa. Dengan posisi yang berjongkok ia menutup wajahnya dengan bersandar diantara kedua tangannya dan ditumpu oleh kaki.

"Chiquita..."

Lagi-lagi suara pria itu, chiquita kalang kabut setelah mendengar namanya dipanggil oleh pria yang berada dikamarnya sekarang. Kenapa? dan ada apa? apa yang sudah dia perbuat sampai di teror seperti ini? chiquita tidak bisa berpikir jernih.

Langkah kaki dari arah luar lemari semakin terdengar mendekat, mendekat, dan terus mendekat. Keringat dingin terus saja mengalir dari keningnya membanjiri wajah manis chiquita, kedua tangannya meremas piyama lengan panjangnya untuk meredakan kegelisahan yang sedang dirasa.

BRAKKK!!!

"Chiquita!! kamu dimana?!" suara itu, suara wanita itu yang chiquita sudah tunggu sedari tadi. Ahyeon, ia berhasil ke rumahnya sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Ia membuka lemari dengan cepat, dengan sapu yang dipegang sedari tadi kini ia arahkan pada seseorang yang berdiri dihadapannya.

Pria itu tinggi sekali, badannya sungguh berisi dengan otot-otot yang juga memperlihatkan urat-urat, wajahnya tertutupi sebo hitam yang hanya memperlihatkan mata dan juga bibir.

"Aku disini ahyeon!!" teriak chiquita, niatnya memanggil ahyeon agar bisa membantunya menghadapi pria di depannya.

"Sungguh berani, apa kamu tidak takut mati?" ucap pria bertopeng tersebut, dengan senyum jahat yang diperlihatkan.

Pria itu berjalan santai mendekat ke arah chiquita, sedangkan chiquita terus saja memundurkan langkahnya kebelakang sampai ia terdesak. Gawat, kali ini perhitungan chiquita salah, ia sudah tidak memiliki ruang karena dirinya sudah berada disudut ruangan.

Pria itu mengelus wajah chiquita dengan sangat perlahan, ditatap chiquita dengan tatapan yang menurut chiquita sangat menyeramkan. Chiquita menutup matanya takut jika pria itu bertindak lebih jauh pada dirinya.

"Kali ini kau memang selamat,tapi nanti tidak ada kesempatan lagi untukmu c h i q u i t a"

Ejaan nama yang disebut oleh pria itu membuat bulu kuduk chiquita berdiri, apa yang dimaksud pria tersebut? dirinya masih bingung dengan arah pembicaraan ini.

Wajah chiquita berkerut, keringat dingin turun begitu saja dari dahi chiquita, matanya pun tertutup. Tiba-tiba saja ada yang memeluk tubuhnya, siapa dia? apakah pria tadi? chiquita memberanikan diri membuka mata.

Hangat dan tenang yang dirasakan chiquita menjalar ke seluruh tubuhnya sekarang, seseorang yang memeluknya adalah ahyeon, wanita yang ia tunggu-tunggu. Tapi kemana pria itu pergi? kenapa ahyeon yang sekarang berada dihadapannya.

Namun chiquita tidak mau berpikir lagi, ia bersyukur masih bisa hidup kali ini, hembusan nafas ia keluarkan karena merasa beruntung.

"Kamu baik-baik saja kan? ada yang terluka?" ahyeon melepas pelukannya pada chiquita, ia meraih wajah chiquita takut jika chiquita terluka. Ia mengedarkan pandangan nya ke arah tubuh chiquita, takut jika ada luka kecil maupun besar yang dirasa chiquita.

Namun chiquita menghentikan gerakan ahyeon yang terlihat panik, ia mendekap tubuh wanita tampan itu, wajah chiquita disembunyikan pada dada ahyeon.

"A-aku gapapa yeon, aku ga-gapapa" chiquita yang sedari tadi menahan perasaan takut dan perasaan gelisah yang tidak karuan seketika menangis, isakan-isakan pelan terdengar oleh ahyeon yang masih dipeluk oleh chiquita.

Perlahan-lahan rasa panik yang ahyeon alami mereda, ia juga mengelus punggung chiquita yang masih menangis tersedu-sedu.

"Sudah jangan menangis, kamu aman bersama ku. Chiquita"

tbc

Cerita ini udah sampe setengahnya nih, pada nungguin kelanjutannya ga?

Semangat menjalani aktivitas di hari selasa ini yaaa, makasih semua yang udah sering vote, komen dan baca cerita aku. Love you all🫶🏻

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang