14

135 12 3
                                    

Si gadis muda sedang sibuk memilih pakaian yang cocok pada tubuhnya, dress, gaun-gaun sudah berserakan di area wardrobe room yang dimiliki oleh sang CEO.

Dalam apartmen mewah milik ahyeon ini, didalamnya terdapat 2 wardrobe room dan awalnya hanya 1 wardrobe room yang dipakai dan beriisikan seluruh pakaian milik bosnya, sedangkan yang satunya itu dibiarkan kosong hingga chiquita ikut tinggal di apartmen tersebut. Menjadikan wardrobe room yang kedua teriisi penuh oleh pakaian-pakaian miliknya.

Ia merasa tidak ada busana yang cocok pada tubuhnya ini, perasaan kecewa datang menghampiri juga muncul rasa insecure karena pakaian yang ia kenakan masih saja terlihat tidak indah dimatanya.

Gaun hitam yang mengekspos sedikit bahunya sedikit menarik perhatian, ia meraih gaun tersebut dan menempatkan gaun itu pada tubuhnya untuk melihat-lihat apakah gaun tersebut cocok padanya atau tidak, namun alih-alih senang tetap saja tidak ada yang berubah ia merasa kurang suka pada gaun yang sudah ia coba.

"Susah sekali mencari pakaian yang pas pada tubuh ku" wajah chiquita tertekuk kebawah, sambil dengan memegang gaun hitam sembari menatap bayangannya di dalam cermin.

Seseorang tiba-tiba masuk kedalam wardrobe room, ketukan dari langkah kaki itu sedikit menggema mengisi kekosongan yang awalnya sunyi didalam ruangan yang sedikit luas ini.

Jung ahyeon, ia membawa paper bag yang bertuliskan salah satu nama brand terkenal juga terbilang berkelas. Channel, nama brand tersebut yang sedang ahyeong jinjing saat ini.

Ia menatap gadis muda dengan lekat, tertuju pada cat eyes yang dimiliki si gadis muda, indra penglihatan milik chiquita menjadi salah satu favoritnya setelah ia merasakan perasaan yang tidak biasa muncul ketika dirinya sudah mengenal sang sekretaris lebih jauh.

Mereka sudah berhadapan, jaraknya terlihat tidak terlalu jauh mungkin sekitar 1 meter kurang jarak diantara keduanya.

"Ini gaun untukmu, berdandan lah yang cantik untuk kencan pertama kita" lengan ahyeon membawa paper bag dan segera diarahkan pada chiquita, sang sekretaris mematung setelah mendengar ucapan ahyeon. Nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar oleh indra pendengarannya, apakah ini benar-benar kencannya bersama sang bos? sedikit demi sedikit fokusnya kembali.

Ahyeon sudah melambai-lambai tangannya tepat didepan mata chiquita, sebab tidak ada respon dari chiquita bahkan gadis muda itu terlihat sangat tertegun.

"Apa aku membuat salah?" tanya ahyeon yang tengah berdiri menunggu jawaban dari gadis dihadapannya.

Ia menggelengkan kepala cepat sebagai jawaban atas pertanyaan bosnya.

Chiquita mulai menyadari sesuatu, sedari tadi ia sibuk dan lelah mencari pakaian yang cocok untuknya, tetapi tetap saja belum ada yang cocok pada tubuhnya. Namun tiba-tiba saja dengan mudahnya dan tanpa bersalah, ahyeon membawakan gaun mahal untuknya, kenapa tidak sejak awal saja ahyeon datang? lalu membawakan gaun tersebut untuknya sedari tadi? sebelum ia mengacak-ngacak wardrobe room yang membuatnya seperti kapal pecah, sungguh berserakan dimana-mana pakaiannya itu.

"Serius? kamu baru memberinya sekarang?" tanya chiquita yang merasa frustasi pada tingkah si CEO tersebut.

Ahyeon mengangguk memberikan senyuman tipis lalu memandangi chiquita dengan teduh, seseorang yang tengah di pandangi menghela nafas dengan kasar, menahan emosi yang sudah membakar kesabarannya yang tersisa sedikit lagi diujung kerongkongan, mungkin jika ahyeon tidak memilih berdiam diri—terus-menerus membalas percakapannya, sudah dipastikan seluruh kata-kata kasar akan keluar dengan sendirinya.

Tempat kini beralih, ahyeon menggandeng lengan chiquita—enggan untuk melepas barang sedetik pun, sentuhan antara kulit dengan kulit keduanya membuat sesuatu yang berada didalam berdesir ke seluruh tubuh.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang