📍Chrome Gym
"Annyeong" sapa Hyungwon kepada para receiptionist gym dengan senyumannya yang begitu ramah. Ia berjalan menuju locker room untuk menyimpan barang-barangnya dan bersiap untuk memulai olahraganya sore ini.
"Annyeonghaseyo, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang receiptionist kepada Danny yang baru sampai. "Ne, annyeonghaseyo. Saya mau mendaftarkan diri sebagai member gym ini. Sebelumnya saya hanya datang sesekali" jawab Danny. "Boleh kami minta data dirinya?" ucap receiptionist itu lalu mengetik sesuatu dikomputer. Danny memberikan data dirinya sambil menunggu proses pendaftaran.
Hyungwon yang baru selesai bersiap kemudian keluar dari locker room dan berjalan melewati meja receiptionist menuju ke treadmill section. Kedua telinganya sudah tersumpal earphone dan tangannya menggenggam handuk, botol minum dan ponselnya. Sambil membenarkan posisi topinya, ia naik ke treadmilk dan memulai sesi olahraganya hari ini.
"Baik, semuanya sudah selesai. Selamat datang di gym kami, selamat berlatih" ucap receiptionist itu setelah 15 menit proses pendaftaran member milik Danny. Kemudian Danny membungkukkan kepalanya lalu pergi menuju locker room untuk bersiap. Lalu Danny melanjutkan harinya dengan olahraga.
Setelah kurang lebih 2 jam berada di gym, Hyungwon memutuskan untuk mengakhiri olahraganya, lalu melangkah menuju locker room untuk mandi. Tapi perhatiannya teralihkan oleh sesosok perempuan yang baru keluar dari women's locker room.
Walaupun wajahnya hanya terlihat sekilas, Hyungwon sudah terlanjur terkesima dengan charisma yang terlihat dari wanita itu. Mereka hanya berpapasan sekilas, tapi Hyungwon tanpa sengaja bisa mencium aroma parfum yang sebelumnya tak pernah ia cium. "Warm and spicy" gumam Hyungwon pelan sambil melihat wanita itu hilang dari pandangannya.Sepanjang sisa harinya, Danny hanya menghabiskan waktu di loftnya. Iya, apartement yang ditempati Danny sebenarnya berbentuk seperti loft. Ia membeli sebuah bangunan bekas ruko, lalu mengubahnya menjadi tempat tinggal. Lantai bawah ia rubah menjadi garasi, dan lantai kedua dan ketiga ia rubah menjadi tempat tinggal.
Penuh dengan accent earthy, hitam, putih, dan industrialis. Gambaran itu adalah awal saat semua furniture sudah tertata, sekarang tempat tinggal atau bisa dibilang rumah Danny, sudah dihiasi dengan dekorasi dan tanaman-tanaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamers
Fanfictionsang tuan yang tidak pernah mau bermimpi karena tidak mau jadi ambisius, bertemu sang puan yang tidak berani untuk bermimpi karena terlalu sering kecewa, bertemu di saat yang tepat. apakah ini giliran mereka untuk mencoba bermimpi indah?