Mereka sekarang kembali ke rumah Danny, dengan membawa beberapa botol wine untuk mereka minum. Danny ingin mencoba wine ini sebelum membelinya dengan jumlah banyak untuk acara homecoming lusa. "I have some meat, let me cook it for you, oppa" ucap Danny. Joshua yang otomatis mengekor Danny ke dapur membuat Danny berhenti berjalan dan membalikkan tubuhnya. "Can you just wait and watch?" tanya Danny. "Aniyo. I'll help you" jawab Joshua. Danny hanya bisa menghembuskan nafas panjang dan memberikan Joshua sebuah apron untuk dipakai.
Tak perlu waktu lama untuk membuat 2 steak dengan tingkat kematangan medium rare. Sekarang mereka berdua duduk dilantai menghadap kearah TV dan mulai menonton acara mingguan Seventeen di Joytube. Mereka berbagi canda tawa dan fakta-fakta dibalik shooting acara tersebut. "Soonyoung oppa jinjja micheo" ucap Danny sambil tertawa. "And he'll be mad if he sees this" ucap Joshua yang memotret makanan buatan Danny beserta chefnya yaitu Danny sendiri.
"Dia akan marah karena melihat makanan dan wine, atau karena kau sedang menghabiskan waktu santai bersamaku?" tanya Danny. "Both" jawab Joshua lalu mereka berdua tertawa. Kemudian mereka menghabiskan sebotol wine dan steak tersebut.
Botol wine kedua sudah terbuka, dan sekarang sepiring edamame menggantikan kedua piring steak mereka yang tadi sudah bersih isinya. Danny memasang sebuah playlist musik lofi untuk menemani momen mereka bertukar cerita. Joshua menceritakan bagaimana Seventeen sedang mempersiapkan album baru. Danny begitu fokus dengan cerita itu sampai ia tidak memperhatikan sudah berapa gelas ia minum dari botol kedua ini. \
'plop'
Suara botol ketiga, dan ekspresi Joshua yang mengernyitkan dahinya. "Hehe, i'm sorry, oppa" ucap Danny sambil menerima gelasnya yang baru diisi Joshua. "Ini wine, bukan beer. Bisa kau lambatkan sedikit ritme menegukmu?" tanya Joshua. Danny hanya tertawa. Joshua mengambil botol keempat, botol terakhir mereka, membukanya dan menukar gelas wine Danny dengan botol itu.
"I'll let you slide, this time: ucap Joshua. Danny yang tadinya bingung langsung tersenyum gembira. "Kau mulai merah, kau tahu itu?" tanya Joshua. Danny meneguk wine dari botol itu sambil mengangguk. Apakah Danny peduli? Tidak. Ia tetap meminum wine itu sambil menggerakkan badannya sesuai dengan ketukan lagu yang sedang mereka dengar sekarang.
"Dan, can i ask you something?" tanya Joshua. "Sure, anything. This is a good opportunity to ask me anything. Alcohol helps me a lot to release the hidden emotions" ucap Danny. Joshua mempersiapkan dirinya dengan menarik nafas panjang. "How are you now?" tanya Joshua. Danny menatap mata Joshua. "Geunyang.... so-so" jawab Danny. "I don't really feels any different. I mean, i am stable. Tapi tidak ada perubahan yang signifikan selain perbedaan waktu dan rutinitas baru. Seoul adalah rumahku, dan akan selalu menjadi rumah untukku" sambung Danny.
'ding dong'
Joshua bangun dari posisinya dan berjalan menuju intercomm. "wait, Sam" ucap Joshua yang kemudian membuka pintu rumah Danny dan turun untuk membuka pintu depan. Danny mendengar langkah kaki kedua kakaknya itu yang sedang berbicara. Pandangannya sedikit berbayang sekarang begitu ia berdiri dari posisinya. Efek alkoholnya baru ia rasakan setelah berdiri tegap.
Sammy yang baru saja menggantung jaketnya berjalan mendekati Danny yang sudah tersenyum kearahnya. "Hi Elle" ucap Sammy begitu merengkuh Danny dengan tubuhnya. Danny memeluk Sammy begitu erat. "You guys already eat dinner?" tanya Sammy. "Yeah, we cooked steal earlier" jawab Danny. "Good thing, aku tidak membawakan kalian apapun. Aku hanya membawakan hadiah untukmu" ucap Sammy yang kemudian menunjuk kearah box yang tadi diletakkan Joshua di dekat meja makan. "Gomawo oppa" ucap Danny. Mereka bercengkrama kembali didepan TV. Sammy menyadari jumlah botol yang berada disamping Danny dan melirik kearah Joshua. Tentu saja mereka tidak perlu berbicara untuk menyadari Danny yang sudah mulai tipsy, karena sekarang wajah Danny sudah terlihat merah.
"Sammy oppa and you makes Seoul warmer than ever" ucap Danny kemudian meneguk wine lagi. Joshua dan Sammy memperhatikan ekspresi wajah Danny yang terlihat datar dan meyakinkan. Kemudian mereka tersenyum karena Danny tersenyum. "Did you missed Eomma?" tanya Sammy. Senyum Danny sedikit berkurang tapi sekarang ia menundukkan kepalanya perlahan.
Mereka semua diam, hanya suara musik yang terdengar sekarang. Joshua melihat tetesan air dari wajah Danny yang jatuh ke lantai. Ia menyenggol Sammy dengan sikunya. Kedua lelaki itu beranjak dari posisi mereka dan bergerak duduk di samping kanan dan kiri Danny. Mereka memeluk Danny, dan pecahlah tangis Danny. Semua benteng pertahanan Danny runtuh.
Danny yang terlihat kharismatik, dewasa, independen, dan sedikit mengintimidasi sebenarnya adalah personality yang Danny perlihatkan untuk melindunginya. Semacam benteng pertahanan. Danny juga bisa lembut dan manja seperti sekarang. Walaupun sangat jarang, karena Danny tidak akan memperlihatkan sisi dirinya ini kepada semua orang. Hanya orang-orang terpilih seperti Sammy dan Joshua, yang ia percayakan nyawanya kepada mereka.
"Huweeee" tangis Danny terdengar sangat menyakitkan. Sammy dan Joshua juga ikut menangis sambil merasakan genggaman Danny yang semakin erat dimasing-masing lengan mereka. Cegukan Danny saja bisa membuat hati mereka terenyuh. Wajah Danny yang dibanjiri air mata seakan menyayat hati kedua lelaki ini lebih dalam daripada komentar netizen Korea di kolom komentar media sosial mereka.
Begitu tangis Danny reda karena Danny terlihat sudah puas mengeluarkan kesedihannya, Joshua membersihkan sisa air mata di wajah Danny, sementara Sammy mengambilkan segelas air mineral untuk Danny minum. "G-gomawo oppa" ucap Danny. "Slowly" ucap Sammy sambil membantu Danny yang gemetar untuk minum air. "Better now?" tanya Sammy. Joshua bergerak untuk mempersiapkan tissue untuk Danny meniupkan hidungnya.
"Blow your nose" ucap Joshua yang sudah menempelkan tissue didepan hidung Danny. Layaknya anak kecil, Danny menari nafas panjang lalu meniupkan hidungnya. Sammy dan Joshua tersenyum melihat Danny sekarang bernafas lebih baik. "Uri amazing Nutelle" ucap Sammy sambil membelai kepala Danny. Mereka saling melempar senyum hangat kepada satu sama lain.
Setelah sesi curhat itu, Sammy dan Joshua pamit pulang karena besok paginya mereka berjanji untuk bertemu di gym. Sammy akan mengantar Joshua pulang sebelum ia pulang ke rumahnya. "Drive safely, oppa" ucap Danny. "Of course. You should rest and put your cold eye mask, Elle" ucap Sammy sambil memeluk Danny. Joshua kemudian bergantian memeluk Elle sebagai tanda berpamitan. "Bye, Elle" ucap Sammy dan Joshua. "Bye bye oppa-deul" ucap Danny di pintu utama sambil melambaikan tangannya.
○o。.○o。.○o。.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamers
Fanfictionsang tuan yang tidak pernah mau bermimpi karena tidak mau jadi ambisius, bertemu sang puan yang tidak berani untuk bermimpi karena terlalu sering kecewa, bertemu di saat yang tepat. apakah ini giliran mereka untuk mencoba bermimpi indah?