Sampailah pada hari dimana Hyungwon harus bangun lebih pagi untuk melakukan pemotretan. Hari ini, Hyungwon akan melakukan pemotretan dan rekaman untuk wawancaranya dengan sebuah majalah. Wawancara yang akan diterbitkan di majalah sebagian sudah dilakukan kemarin saat Hyungwon datang langsung ke kantor majalah tersebut. Kebetulan photographernya sedang ada meeting penting jadi tidak bisa bergabung dengan Hyungwon hari itu. Ternyata memang benar kalau photographer majalah itu adalah orang baru. Kabarnya sang photographer adalah seseorang yang sudah professional dan berasal dari luar Korea."Annyeonghaseyo~" sapa Hyungwon begitu masuk ke set. Para crew lainnya langsung menyapa Hyungwon dan mengantarkan Hyungwon ke sebuah ruangan yang cukup besar, yang memiliki tempat rias, sebuah meja kerja yang cukup besar, rak pakaian, dan beberapa hal yang bersangkutan dengan persiapan pemotretan hari ini.
"Oppa, apa kabar?" sapa seorang crew yang sudah cukup lama dan cukup sering juga bekerja sama dengan Hyungwon. "Eoh? Chaerin-ah. Sudah berapa bulan kita tidak bertemu. Aku malah lebih sering bertemu dengan Yeonsu, sekarang" ucap Hyungwon yang kemudian merangkul Chaerin. "Yeonsu kan jadwalnya jauh lebih fleksibel daripada aku. Bahkan kalian juga lebih akrab" jawan CHaerin. Yeonsu dan Chaerin adalah sepasang kekasih, kebetulan Yeonsu punya lingkaran pertemanan yang sama dengan Hyungwon. Jadi mereka bisa dibilang teman juga diluar pekerjaan."Sebentar ya Oppa, aku akan mengenalkanmu pada photographer kami yang baru" Chaerin tersenyum meledek. "Wae? Harus wajahmu seperti itu?" ucap Hyungwon yang kesal. "You'll be in love with her. Trust me, oppa" ucap Chaerin. "Kenapa kau begitu yakin dengan itu?" tantang Hyungwon. Sementara Chaerin hanya tersenyum sombong sambil mengangkat kedua bahunya, lalu berlalu dari ruangan itu. "Mweohae" gumam Hyungwon yang kemudian meletakkan barang-barangnya dan duduk di salah satu sofa yang ada disana, menikmati kopi yang ia beli sebelum kesini.
'knock knock'
Suara ketukan pintu itu membuat Hyungwon menjawab, "Ne~" karena Hyungwon mengira Chaerin yang melakukannya. "Good Morning" sapaan itu terucap dari seseorang yang suaranya cukup berat dan Hyungwon sedikit terkejut. Ia mengangkat kepalanya dan melihat kearah pintu. Ia tertegun setelah melihat siapa yang berada di sebelah Chaerin, seseorang yang baru saja menyapanya.
'So, it's really him, and it means i'm clearly right' ucap Danny dalam hati. Danny sudah berprasangka kalau model yang akan bekerja sama dengannya hari ini adalah Hyungwon. DJ yang waktu itu ia foto di Turqouise, lelaki yang beberapa hari lalu ia lihat di gym, dan sekarang ia berdiri di hadapannya. Tubuh tinggi semampai, dengan kaus hitam dan celana jeans, berbalut jaket kulit yang hampir mirip dengan yang Danny pakai hari ini, 'just a wonderful view for me' ucap Danny lagi dalam hati. Danny tidak bisa menahan wajahnya untuk mengulas senyum tipis dan tidak bisa berhenti menatap wajah Hyungwon.
"A-annyeonghaseyo" ucap Hyungwon. Danny melangkah lebih dalam masuk ke ruangan itu, menghampiri Hyungwon dengan senyuman hangatnya. Baru kali ini Hyungwon merasa dirinya terhipnotis oleh keberadaan seseorang. "Salam kenal, saya Kwon Da Eun. Saya biasa dipanggil Danielle" ucap Danny sambil mengulurkan tangannya. "Saya Chae Hyungwon, salam kenal" ucap Hyungwon sambil menyambut tangan Danny. "Senang bisa bekerja sama kembali, Hyungwon-nim" ucap Danny.
Seakan tersengat listrik, Hyungwon akhirnya bisa menyatukan puzzle di kepalanya. Wanita dihadapannya ini, adalah photographer yang mengambil fotonya di Turqouise, dan wanita di hadapannya ini juga lah wanita yang ia lihat beberapa kali di Chrome Gym. Bahkan harum yang sama tercium oleh Hyungwon saat ini.
"Eoh? Hyungwon oppa sudah kenal dengan Danielle?" pertanyaan Chaerin memecah fokus Hyungwon pada wajah Danny. "Ne, waktu aku pertama datang kesini, aku diminta temanku untuk menjadi photographer di event yang kantornya buat. Waktu itu Hyungwon-nim kebetulan adalah main performancenya" jelas Danny. Chaerin kemudian menatap Hyungwon yang matanya masih belum bisa lepas dar wajah Danny, dan mengulas senyum tipis. "Geuraekkuna. Kalau begitu, aku tinggal dulu untuk memastikan kesiapan set-nya. Kalian berdua bisa menggunakan waktu ini untuk mengenal satu sama lain lebih jauh" ucap Chaerin sambil melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamers
Fanfictionsang tuan yang tidak pernah mau bermimpi karena tidak mau jadi ambisius, bertemu sang puan yang tidak berani untuk bermimpi karena terlalu sering kecewa, bertemu di saat yang tepat. apakah ini giliran mereka untuk mencoba bermimpi indah?