*alarm berbunyi*
Kedua mata Danny langsung terbuka lebar. Ia menoleh ke lantai dan tidak menemukan Seol di kasurnya. "Seol?" panggil Danny. Terdengarlah lonceng di kalung Seol dari arah tangga. Danny sengaja membelikan kalung yang lucu untuk Seol karena Danny ingin orang-orang tahu kalau Seol itu betina.
Derap langkah kaki itu semakin dekat, lalu muncullah seekor anjing mengenakan piyama. "Good Morning honey" ucap Danny. Seol berjalan dengan ekornya mengibas begitu senang. Seol mendekatkan wajahnya kearah wajah Danny, mempersilahkan Danny untuk memberikannya kecupan.
"You're gonna go to eonni's office today. So we have to get ready, and come with a pretty outfit" ucap Danny pada Seol yang kita tahu kalau Seol tidak mengerti apapun dan hanya bahagia karena ia akan berada dekat dengan Danny. Bahkan saat Danny bersiap dan dandan, Seol berada disampingnya.
"Let's go?" ucap Danny yang sudah siap dengan duffle bag yang berisikan keperluan Seol untuk diletakkan di mobil dna di kantor nanti. Seol yang baru selesai sarapan duduk menatap Danny. Tentu saja Danny tersenyum lebar melihat Seol. Ia meraih selembar tissue basah, dan membersihkan area mulut Seol yang begitu tenang. "Good girl, my pretty Seol" ucap Danny yang kemudian memasang leash Seol dan pergi menuju ke garasi.
Sesampainya mereka di kantor, beberapa pegawai kantor yang awalnya terkejut dan sedikit ketakutan melihat Seol, jadi tertarik melihat bagaimana Seol hanya akan bergerak kalau Danny bergerak, dan Seol begitu tenang. "Apa ini Seol?" tanya Yeohan, head security kantor Danny. "Ne, oppa. Seol, this is Yeohan oppa. Shake hand" ucap Danny. Seol langsung duduk dan mengangkat kaki kanannya. "Aigooo" ucap sekumpulan orang yang mengerubungi Danny di lobby kantor.
Bahkan Seol bisa langsung akrab dengan atasan dan rekan kerja Danny. Saat Danny harus meeting, Seol hanya tidur di ruangan Danny, atau sesekali bangun karena dihampiri rekan kerja Danny yang gemas dengannya.
"Seol?" panggil Danny dari luar ruangannya. Seol datang perlahan menghampirinya. "Astaga, Dan-ah. Siapa yang memakaikan kaus itu pada Seol?' tanya atasan Danny saat melihat Seol yang memakai kaus berwarna baby blue dengan motif bunga. "Cheoyo, hehehehe" jawab Danny sambil tersenyum.
"Oppa mau lihat hal lucu tidak?" tanya Danny. "Mwo?" tanya atasannya balik. "Suruh Seol untuk ambil bonekanya, tapi dengan bahasa inggris" ucap Danny. Atasannya mencoba hal tersebut, dan Seol benar-benar membawakannya boneka kelincinya. "Omoooo" sorakan itu terdengar dan Seol begitu senang saat atasan Danny menggaruk tubuhnya.
Apresiasi terbesar untuk Seol hari ini, karena telah membuat semua orang di kantor ini begitu bahagia masuk kerja.
Setelah selesai dengan semua pekerjaan, Seol dan Danny pamit untuk pulang, karena hari ini adalah giliran Sammy untuk berkenalan dengan Seol. Danny membawa Seol ke Turquoise untuk bertemu dengan Sammy. Karena Turquoise punya regulasi khusus untuk membawa binatang peliharaan yang terlatih, Danny bisa membawa Seol dengan tenang. Apalagi hari ini Seol sudah berdandan cantik.
"Oppa, aku sudah sampai. Bolehkah Seol masuk tanpa leash?" ucap Danny sambil menelfon Sammy dan menarik rem tangannya. "Of course. Aku sudah mengkonfirmasi kedatanganmu dan Seol kepada semua crew" jawab Sammy. Danny kemudian mengakhiri panggilannya dan mengalihkan fokusnya pada Seol yang sedang tertidur. Danny tersenyum dan mengambil gambar Seol dengan ponselnya.
"Seol~" panggil Danny lembut. Seol mengerjapkan matanya. "Kita sudah sampai. Seol wanna meet Sam oppa?" tanya Danny pada Seol sambil membelai Seol lembut. Ekor Seol bergerak cepat, seperti menjawab pertanyaan Danny.
Danny yang sedang memakaikan sepatu di kaki Seol melihat seorang laki-laki berjalan menuju kearahnya. "Seol, Sam oppa is here. let's get close to him" ucap Danny. Seol yang baru turun dari mobil tertangkap jelas oleh pandangan Sammy.
"Jesus! She's huge and pretty!" ucap Sammy. "Call her name" ucap Danny sambil menutup pintu mobilnya. Sammy memanggil nama Seol dan Danny menyuruh Seol untuk menghampiri Sammy. Danny menyaksikan bagaimana Seol dengan perlahan dan hati-hati berinteraksi dengan Sammy.
"Precious isn't it?" ucap Danny yang berjalan mendekati mereka. "She's magnificent, whatchu' meannn?" ucap Sammy dengan 'dog voice'nya. Danny tertawa dan membelai kepala Seol. "can you take me to the shelter on the weekend? i actually got an idea after you got Seol" tanya Sammy sambil mereka berjalan masuk ke Turquoise. "Sure thing. I'll tell Taeri imo later. What time?" ucap Danny sambil membuka ponselnya. "Let's make that day our quality time. I'll ask Joshua about his free time" jawab Sammy sambil membukakan pintu Turquoise.
"Oppa, can i ask for something?" ucap Danny sambil makan malam. "of course. what elle?" tanya Sammy. "aku punya beberapa potongan daging di mobil. aku ingin membuat meal prep untukku dan Seol karena Seol lebih baik makan rawfood" ucap Danny.
"You want the chefs help you to grind the meats?" tanya Sammy. Danny mengangguk sambil mengunyah makanannya. Sammy tersenyum dan menepuk lembut kepala Danny, kemudian meraih kunci mobil Danny dan berjalan menjauh dari meja yang mereka tempati.
Begitu Danny selesai makan, Sammy kembali ke meja Danny dan memberikan fokusnya pada Seol yang sedang tertidur di lantai. "I ordered some groceries to be sent to the house. so i have to get going now" ucap Danny. "Ok. What's your scheds tomorrow?" tanya Sammy. "I'm going to work from home. I have to do some research and make the whole moodboard for the next project" jawab Danny.
"Kenapa tidak bekerja di kantor?" tanya Sammy. "Karena AC kantor kami sedang dalam perbaikan" jawab Danny. Sammy menganggukkan kepalanya sambil membantu Danny mengemas barang bawaannya. "Ok then. Do you want me to come over to help you for the meal prep?" tanya Sammy sambil merangkul Danny. "It's ok. I'm good" ucap Danny. "Me time, huh?" ucap Sammy. Danny menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamers
Fanfictionsang tuan yang tidak pernah mau bermimpi karena tidak mau jadi ambisius, bertemu sang puan yang tidak berani untuk bermimpi karena terlalu sering kecewa, bertemu di saat yang tepat. apakah ini giliran mereka untuk mencoba bermimpi indah?