📍Turquoise Bar & Lounge
Sekarang, Dannielle sedang menikmati penampilan Hyungwon, sambil sesekali mengambil gambarnya, dengan kamera ponsel. Sosok Hyungwon yang sedikit canggung tadi, berbeda sekali auranya dengan H.One yang sekarang berada diatas sana.
Senyuman menggoda dan gerakan tubuh itu memancarkan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Sama seperti saat Danny melihat Hyungwon saat pemotretan. Hal ini membuat Dannielle semakin tertarik pada sosok Hyungwon. Walaupun, Danny sudah riset mengenai Hyungwon, ketertarikan ini terasa begitu berbeda.
*whistling sound*
Danny mencari asal suara siulan itu. Kedua matanya menemukan Mingyu, Dokyeom dan Chan, rekan grup Joshua tak jauh darinya. "Oh?" ucap Danny yang kemudian dihampiri oleh mereka dan menyapa mereka satu per satu.
"Honjaeyeo?" tanya Mingyu setelah melepas pelukannya. "Anieyo" jawab Danny. "You looked relaxed, somehow. Nyaman, nampaknya" ucap Dokyeom yang menepuk pundak Danny. "Eish. Anyway, where's your table?" tanya Danny. Mereka menunjuk ke lantai atas. "Geurae, have fun" ucap Danny lalu mereka saling melambaikan tangan. "Kalau kau bosan, datanglah ke meja kami" ucap Chan cukup kencang, yang hanya dijawab oleh anggukan Danny.
Botol wine ketiga sampai di meja, tepat dihadapan wajah Danny. Hyungwon sempat melirik kearah Danny, dan ia melihat Danny sedang menuangkan wine ke gelas. Senyuman tipis terukir di wajah Hyungwon diikuti dengan sedikit semburat merah di kedua pipinya.
Setelah set nya selesai, Hyungwon turun dari panggung dan bercengkrama sebentar dengan orang-orang yang berpartisipasi di acara malam itu. Lalu ia masuk sebentar ke bagian belakang panggung. Hyungwon ingin memastikan barang-barangnya lengkap dan ia ingin dengan secepatnya kembali ke mejanya, tak ingin membuat Danny untuk menunggu lebih lama lagi.
"Hey~" sapa Danny begitu menyadari bahwa Hyungwon sedang berdiri disampingnya. "Sejapan botol tadi berlipat ganda menjadi 3?" tanya Hyungwon. Danny berdiri dari sofa itu sambil mengangkat kedua bahunya tanpa merasa bersalah. Mereka tertawa dan tanpa sadar meraih lengan satu sama lain.
"Apa oppa ada agenda lain setelah ini?' tanya Danny pada Hyungwon. Tentu saja Hyungwon menggelengkan kepalanya. "How about you? Apa kau harus ke kantor besok pagi?" tanya Hyungwon. "I'm working remotely tomorrow" jawab Dannielle. Mereka saling bertatapan, lalu Dannielle mengulas senyum sambil menyodorkan segelas wine pada Hyungwon.
"Oppa" ucap Danielle yang kemudian menunduk sebentar. "Hm?" tanya Hyungwon yang tidak begitu mendengar apa yang Danny katakan barusan. hyungwon mendekatkan wajahnya untuk mencoba mendengar apa yang Danny katakan. Danny mengangkat kepalanya dan tanpa sengaja ternyata wajah mereka sekarang sangat amat dekat. Jarak diantara bibir mereka kurang dari 5cm, itu juga karena Hyungwon tadi membungkukkan tubuhnya.
Dua pasang mata itu bertemu. Danny menahan nafasnya, begitupula Hyungwon. Walaupun keduanya terkejut, tidak ada diantara mereka yang berniat untuk membuat jarak yang lebih jauh. Mereka saling menjelajahi wajah satu sama lain dengan mata mereka. Hyungwon dapat melihat polesan makeup Danny hari ini. Danny, dapat melihat Hyungwon menggunakan tidak menggunakan makeup untuk penampilannya hari ini, berbeda saat ia menjadi photographernya waktu itu.
Mereka saling menatap, lalu Danielle entah kenapa jadi memandangi bibir Hyungwon. Ingin sekali rasanya Danny menghapus jarak bibir mereka. Tapi ia berusaha dengan keras menahan keinginannya itu. Hyungwon? Ia sedang bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Haruskah ia menarik Danny lebih dekat dan mengambil kesempatan ini untuk mendaratkan bibirnya di bibir Danny? atau haruskah ia menahan dirinya?
Tangan Danny perlahan meraih wajah Hyungwon, dan membelainya perlahan. Hyungwon merasa seperti tersengat listrik aliran tinggi begitu kulitnya merasakan sentuhan Danny. Tapi kemudian, rasa damai dan hangat mendominasi tubuhnya. Sentuhan Danny memiliki efek ajaib pada Hyungwon.
"Do you wanna go somewhere from here. Maybe to grab something to eat? Or just....." belum selesai Danny berbicara. "A night ride?" sambung Hyungwon seakan-akan mereka bisa membaca pikiran satu sama lain. Mereka berdua tersenyum lalu membuat jarak.
"Aku harus memastikan barang-barangku masuk ke mobil. Kau mau tunggu disini atau diluar?" ucap Hyungwon. "Aku akan tunggu di depan" ucap Danny. "Let me take the bill" ucap Hyungwon, namun gerakannya dihentikan oleh Danny.
"Sammy oppa sudah membayarnya. Tadi memang sudah pesanan dari Sam oppa" ucap Danny. Hyungwon melongo bingung. "Oppa urus barang-barang oppa saja dulu. Kita bertemu di lobby" ucap Danny sambil mendorong tubuh Hyungwon kearah tujuannya, backstage.
Danny sedang duduk di badan mobilnya sambil membuat update di personal accountnya. "Just another sober babbles" gumam Danny. Lalu, salah satu security Turquoise menghampiri Danny. "Danny-ssi, let me do it" ucapnya. "Eoh? Chankamman oppa. Aku harus memastikan sesuatu dulu. Nanti aku hubungi ponsel oppa begitu aku selesai, eotthae?' tanya Danny. Security itu mengangguk kemudian kembali masuk kedalam, sementara Hyungwon keluar dari pintu utama Turquoise.
Danny mengulas senyum sambil berdiri dari posisinya. "Whose car we gonna use?" tanya Danny sambil tertawa. Hyungwon tersenyum, "of course mine. Let's go to your house first to drop off your car, and then, we go" jawab Hyungwon. "I like the idea. Cool, cool" ucap Danny. Lalu mereka berdua terdiam, saling memandang untuk beberapa detik, mengagumi satu sama lainnya.
*honk*
Mereka tersadar dengan suara klakson mobil Hyungwon yang baru saja masuk ke lobby. "Ini mobilku, mobilmu yang mana? Kau tidak parkir di basement?" tanya Hyungwon. Danny memutar tubuhnya, dan menunjuk kearah mobil berwarna hitam yang ia jadikan sandaran tadi. Hyungwon menatap mobil Danny dan pemiliknya secara bergantian. "Wow. A distinct choice, hm?" ucap Hyungwon sambil tersenyum manis kearah Danny.
"Don't left me behind, hm?" ucap Hyungwon setelah mobil mereka bersebelahan. Danny tertawa kecil mendengar godaan Hyungwon itu. Tentu sekarang Danny berada didepan mobil Hyungwon karena menjadi penunjuk arah. Danny mengurangi kecepatan mobilnya saat mendekati tempat tinggalnya, lalu berhenti didepan pintu garasinya.
*beep!*
Pintu garasi Danny terbuka, dan seiring dengan hal itu, Danny memutar posisi mobilnya agar bisa masuk dengan manuver mundur. Hyungwon yang baru keluar dari mobilnya dengan maksud untuk membantu Danny untuk membuka garasi, ternyata ia dikagetkan dengan pintu garasi otomatis, disusul dengan manuver mobil Danny yang terlihat begitu ahli.
*beep*
Danny menekan remote untuk menutup garasi, sambil keluar dari garasi. Ia melihat Hyungwon berdiri di pintu masuk loftnya. "Maaf menunggu lama, tadi aku harus memastikan barang bawaanku. Kajja?" ucap Danny. "Ini tempat tinggalmu?" tanya Hyungwon sambil menunjuk ke pintu. Danny menjawab dengan anggukan. Hyungwon memperhatikan bangunan yang ada di hadapannya. Danny menatap hangat kearah Hyungwon sambil mengulas senyum tipis.
"Oppa, mau mampir?" tanya Danny. "A-annieyo. Kajja" ucap Hyungwon lalu menuntun Danny ke mobilnya.
Gesture tangan Hyungwon yang otomatis mendarat diatas pinggul Danny, tidak berefek nampaknya. Jujur saja untuk Hyungwon, ia terkejut karena entah bagaimana tubuhnya otomatis bergerak kesana. Tapi, Danny tidak bereaksi apapun. Disisi lain, Danny tidak merasakan efek yang begitu besar, karena di dalam otak Danny hal seperti ini hanya bentuk projeksi kepribadian Hyungwon yang gentleman."Thank you, oppa" ucap Danny setelah dibukakan pintu oleh Hyungwon. Setelah Hyungwon masuk ke dalam mobilnya. "Kau sedang ingin makan apa?" tanya Danny. "Hmm, let's find some street foods" jawab Hyungwon. Danny tersenyum dengan lebar, "Keol!" ucap Danny.
○o。.○o。.○o。.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamers
Fanfictionsang tuan yang tidak pernah mau bermimpi karena tidak mau jadi ambisius, bertemu sang puan yang tidak berani untuk bermimpi karena terlalu sering kecewa, bertemu di saat yang tepat. apakah ini giliran mereka untuk mencoba bermimpi indah?