Joshua yang fokusnya sempat tercuri oleh film yang dipasang Danny di TV menyadari kalau pundaknya terasa lebih berat, dan semakin berat. Joshua menoleh dan menemukan Danny tertidur sambil memeluk lengan Joshua. "Gwiyeom" gumam Joshua yang berusaha tidak bergerak. Ia memandangi wajah Danny yang tidur dengan begitu tenang dan nyenyak. Joshua tiba-tiba teringat sebuah momen yang terjadi sekitar 5 tahun yang lalu.
~ flashback ~
Disuatu malam pada bulan November, Joshua baru saja pulang dari sebuah jadwal pekerjaan yang memaksanya pulang lebih larut. Sesampainya di dorm, Joshua langsung terburu-buru untuk mandi karena ia sudah membuat janji untuk videocall dengan Danny dan Sammy.
Namun, saat Joshua sedang mandi, salah satu membernya mengetuk pintu kamar mandi. "Hyung~ Ponselmu tidak berhenti berbunyi daritadi. Woosung hyung menelfonmu sudah beberapa kali" ucap Chan. "Eoh? Sammy? Chankamman, aku keluar sebentar lagi" jawab Joshua yang bergegas mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Joshua meraih ponselnya dan menemukan 18 missedcall dari Sammy. Jelas saja Joshua bingung dan langsung menelfon balik. "Jisoo-ya, where the hell have you been? This is emergency" ucap Sammy yang terdengar marah. "I'm sorry i'm in the shower. What happened?" tanya Joshua. "Elle! She called me and showed up with bruises on her arms and shoulder. This is must be caused by that bastard" jelas Sammy.
Joshua merasakan amarah yang begitu besar muncul pada dirinya. "What do you mean? Where's Appa?" tanya Joshua. "Appa is on vacay with his girlfriend. Elle was alone at her house. We have to call her now and ask something about the break-up" ucap Sammy. "Brake up?" tanya Joshua yang bingung. "Yeah, mereka putus" jawab Sammy. Joshua kemudian mengganti panggilannya menjadi videocall dan langsung menyambungkan panggilan itu dengan Danny.
Begitu Danny menjawab panggilan itu dan melihat wajah Joshua, Danny menangis kencang. Tanpa menyapa, Danny meminta maaf pada Sammy dan Joshua yang tidak tahu menahu penyebab Danny meminta maaf kepada mereka. "Wait, calm down Ella. What happened? Kau tidak membuat kesalahan apapun" ucap Joshua yang berusaha menenangkan Danny.
Danny bercerita kalau sebenarnya Jungwon sudah sering melakukan kekerasan fisik dan verbal kepadanya, tapi Danny selalu menutupi hal-hal itu dari mereka. Danny tidak ingin Ayahnya tahu soal ini karena Jungwon adalah pacar yang paling disayang oleh tuan Kwon dan juga kakak-kakaknya ini. Dibalik semua keindahan dan kemesraan yang dibagikan oleh Danny selama ini, dibaliknya terdapat hubungan yang sangat toxic.
Jungwon yang sangat amat posesif dengan Danny, hal kasar yang dilakukan Jungwon pada Danny, larangan dan aturan yang harus dipatuhi oleh Danny, semua terbongkar hari ini. Bahkan Danny mengaku kalau Jungwon yang memaksanya untuk menurunkan berat badan dan mengurangi kegiatan gym karena Jungwon ingin tubuh Danny tetap 'ideal'.
Joshua dan Sammy yang berada di Korea ikut menangis melihat Danny yang ada di layar ponsel mereka masing-masing. Mereka merasa gagal sebagai seorang kakak, karena mereka tidak bisa menjaga Danny. Mereka bahkan juga tidak bisa mengobati luka-luka dan memar yang Danny miliki sekarang. Mereka terlalu bingung untuk merespon cerita Danny hari ini, sampai mereka semua hanya terdiam dan menangis setelah Danny selesai bercerita.
"I'll book a flight tomorrow. Can you take a break from work. Idk, for a week at least?" tanya Sammy dengan wajah yang sangat kesal. "I don't know, oppa. Aku masih harus bekerja minggu ini. Ada kemungkinan besar kalau aku akan naik pangkat bulan depan" jawab Danny yang berusaha tersenyum. Joshua dan Sammy bukan tidak mau mengapresiasi pencapaian Danny, tapi mereka masih sedih melihat kondisi adik kecil mereka sekarang.
"So, what's your plan?" tanya Joshua. "Maybe, i can put myself to more scheds at work. Just to distract myself, and trying to heal from all these wounds" jawab Danny. "Can you please consider to move here? to Seoul? You can work for my team" ucap Sammy. Danny menggelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya. "I'll think about it, thanks Oppa" ucap Danny. Kemudian Danny pamit untuk mengakhiri panggilan itu karena ia sudah sangat lelah dan ingin tidur.
Tinggallah Joshua dan Sammy. Mereka berdua terdiam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. "My schedule's too busy this year" ucap Joshua. "Me too. But maybe i can go visit Elle on January" ucap Sammy. "My group will held a world tour, i will take a day off to visit Elle. I promise" ucap Joshua. Sammy menganggukkan kepalanya.
Joshua masih ingat, setelah videocall itu, ia tidak bisa tidur dengan tenang. Walaupun ia berusaha sebisanya untuk menjalankan pekerjaannya dengan baik, ia tidak bisa melewati sehari pun tanpa memikirkan Danny. Beberapa hari sekali, Joshua menyempatkan dirinya untuk menelfon Danny, bahkan kadang hanya untuk membangunkan Danny pagi hari, karena perbedaan waktu mereka yang cukup jauh.
Betapa tersiksanya mereka, terutama Danny. Danny harus berusaha melarikan diri dan melindungi dirinya dari Jungwon, karena orangtua mereka yang sangat dekat, apalagi Jungwon adalah anak dari kerabat kerja Ayahnya. Keluarga mereka cukup dekat, bahkan setelah mereka putus. Danny yang berusaha menahan ketakutannya setiap kali ikut dengan Ayahnya untuk datang ke acara makan malam di kediaman keluarga Jungwon.
Setiap kali acara makan malam, Jungwon masih terus berusaha membuat Danny kembali padanya. Tekanan mental yang dialami Danny dengan terror Jungwon di kesehariannya sudah sangat mengganggu sampai Danny harus menjalani theraphy. Jungwon sering mengirimkan bouquet atau makanan ke kantor Danny. Terkadang Jungwon suka mampir ke studio foto saat Danny sedang bekerja, hanya untuk membelikan makanan untuk para crew. Seakan-akan Jungwon ingin memberi tahu kalau Danny akan selalu menjadi miliknya.
Bahkan, sebelum akhirnya pindah ke Seoul, Danny sempat bertugas di cabang majalah tempatnya bekerja, di New York selama beberapa bulan, Danny harus tinggal bersama temannya karena ia begitu takut untuk menyewa apartement. Danny takut Jungwon datang dan kembali mengacaukan hidupnya. Untuk Danny, Jungwon sudah ada pada tahap obsessive.
Joshua dan Sammy bergantian untuk pulang ke Amerika, untuk bertemu dengan keluarga mereka masing-masing tentunya. Tapi salah satu alasan penting mereka adalah untuk bertemu dengan Danny. Sammy memang lebih banyak waktu bertemu dengan Danny karena jadwalnya lebih fleksibel jika dibandingkan dengan jadwal Joshua. Danny tidak tahu akan hal itu, karena Danny pikir, kedua kakaknya itu hanya ingin pulang, atau bisa dibilang homesick.
Inilah alasan utama mengapa kabar Danny akan pindah ke Korea adalah sebuah kabar yang begitu besar bagi Joshua dan Sammy. Mereka bisa lebih menjaga Danny, walaupun Danny sekarang sudah kembali menjadi Dannielle kecil mereka yang dahulu. Paling tidak, untuk mereka berdua, Dannielle mereka bisa diraih, secara nyata, tak hanya lagi dengan panggilan suara atau video.
~ back to the present ~
"Euh~" Danny melenguh dan mengulet lalu perlahan membuka matanya. "Power nap issa cure" ucap Danny dengan suara seraknya. Joshua malah tertawa mendengar Danny. Sudah sangat lama ia tidak mendengar suara serak khas yang dimiliki Danny saat bangun tidur. Joshua perlahan mendorong tubuh Danny agar adiknya bisa duduk dengan tegak, lalu pergi ke dapur untuk mengambilkan segelas air minum. "Gomawo oppa" ucap Danny.
"We go now? Or you gonna change first?" tanya Joshua yang mengambil kembali gelas yang sudah kosong itu. "Why should i?" ucap Danny yang kemudian tersenyum dan berlari kecil naik ke lantai atas. Joshua masih bisa melihat Danny yang membuka lemarinya lalu meraih sebuah jacket yang senada dengan warna muted green celana cargonya.
Danny turun tangga sambil memakai jacketnya dan menenteng tas pundak berwarna hitam dengan logo YSL. "Uh, fancy. Just like always" ucap Joshua. Danny hanya tertawa kecil dan melangkah menuju rak favoritenya, yaitu rak kameranya.
Danny meraih 2 kamera filmnya dan memasukkannya ke dalam tasnya, lalu melangkah ke hadapan Joshua. "Kajja" ucap Danny sambil tersenyum. Joshua jelas langsung tersenyum melihat lekukan bibir Danny itu. Senyum Danny, menular seperti virus yang berbahaya.
○o。.○o。.○o。.
KAMU SEDANG MEMBACA
dreamers
Fanfictionsang tuan yang tidak pernah mau bermimpi karena tidak mau jadi ambisius, bertemu sang puan yang tidak berani untuk bermimpi karena terlalu sering kecewa, bertemu di saat yang tepat. apakah ini giliran mereka untuk mencoba bermimpi indah?