Setelah semua musuh telah di habisi kini Aurora dan salah satu tabib dari kampung Raure sedang sibuk mengobati luka para prajurit. Lebih tepatnya Aurora hanya membantu tabib mengobati para prajurit karena ia ingin mengetahui bagaimana sistem pengobatan pada zaman ini.
Sedangkan disisi lain Oliver saat ini sedang mengintrogasi George karena telah meninggalkan Aurora.
“Kenapa meninggalkan Duchess?” Tanya Oliver dingin.
“Mohon ampun jendera, duchess sendiri lah yang meminta saya untuk pergi meminta bantuan secepatnya pada jenderal karena duchess memiliki firasat bahwa para musuh itu akan mendatangi kami semakin banyak lagi setelah sebelumnya kami di serang di tengah hutan waktu itu” jelas George dengan rasa panik dalam dirinya melihat tatapan tajam dari Oliver.
“Jadi ini bukan serangan pertama mereka?” Tanya Oliver panik.
“Ini bahkan yang ketiga kalinya jenderal, kami bisa bertahan dalam waktu yang lama hingga bala bantuan datang dari jenderal dan tidak ada yang terluka di antara kami semua itu karena kecerdikan dari Duchess.” James datang memberikan laporan pada Oliver.
“Mohon jenderal mengampuni hamba karena hal itu” James membungkuk memohon maaf pada Oliver.
“Mohon Jenderal mengampuni kami juga” ucap semua prajurit dan pelayan yang ikut rombongan Aurora sebelumnya.
Oliver tetap diam menatap mereka dingin.
“Kami memohon ampun karena seharusnya kami yang melindungi Duchess bukan kami yang di lindungi oleh Duchess. Duchess sangat pintar dan tidak kenal takut melawan semua pemberontak itu, tidak ada wajah takut pada wajah duchess saat para pemberontak itu datang menyerang kami berkali-kali” ucap mereka semua.
Melihat rasa hormat mereka pada Aurora yang sangat tinggi tanpa campur tangannya membuat rasa marah dalam diri Oliver sedikit sirna begitu saja, ia merasa bangga pada Aurora atas pencapaiannya mendapatkan rasa hormat dari prajurit berjubah hitam milik nya yang di ketahui oleh banyak orang mereka bahkan tidak hormat pada kaisar, mereka hanya mengikuti perintah dari jenderal mereka yaitu Oliver.
“Jangan pernah kalian ulangi lagi, kalua sampai kalian menempatkan Duchess dalam bahaya lagi, takan pernah ku ampuni kalian” oliverpun pergi meninggalkan para prajurit itu.
Melihat kepergian Oliver, Alger dan George mengejarnya. Mereka baru mengingat kalau tadi Oliver juga terluka parah.
“Jenderal anda mau kemana, sedari tadi jenderal tidak pernah beristirahat, apa jenderal lupa kalua jenderal sedang terluka?” tanya Geoger
“Kau harus segera mengobati lukamu Oliver, lukamu tidak bisa ditunda lebih lama lagi, nanti akan semakin parah” kata Alger kawatir.
Oliver pun menoleh pada Alger dan George dan melihat bahwa luka-luka kedua nya sudah diperban.
“Siapa yang meperban lukamu?” tanya Oliver.
“Duchess yang memperbanyak jenderal, duchess sangat hebat dan tidak takut melihat darah, banyak prajurit lain juga yang telah duchess obati, duchess langsung turun tangan sendiri dalam mengobati semua prajurit” ucap Geoger semangat.
“Aurora yang memperban mu?” tanya Oliver kembali. Kali ini ia tidak hanya menoleh tetapi langsung menghadap pada keduanya.
“Iya jenderal” jawab George bingung kenapa ekspresi jenderalnya tiba-tiba berubah seperti orang yang sedang marah.
Mendengar jawaban dari George, Oliver pun berjalan meninggalkan mereka berdua untuk mencari keberadaan Aurora.
“Apa jenderal marah padaku Alger, apa aku melakukan kesalahan?” tanya George bingung .
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal's Wife
Historical FictionOliver Maxcmilian Grant, merupakan Jenderal paling di takuti di kerjaan Engrasia yang di kenal sangat tegas dan kejam dalam membasmi musuh musuhnya. Selain itu jenderal Oliver juga merupakan pangeran Ke-2 dari kerajaan Engrasia. Aurora Caroline Jo...