"Selamat datang jenderal, duchess" ucap penjaga gerbang.
Oliver membantu Aurora untuk turun dari kereta setelah ia turun terlebih dulu.
"Abigail bantu anak itu untuk mandi, dan ganti pakaian dia, nanti bawa dia ke kamar ku" ucap Aurora langsung menghampirinya Abigail setelah turun dari kereta.
Wajah Oliver seketika berubah masam karena Aurora bahkan tidak mengatakan apapun padanya setelah ia membantu nya turun dari, tidak seperti biasanya. Malah sekarang Aurora terlihat lebih memperhatikan anak kecil itu.
Oliver seketika menarik tangan Aurora membuat Aurora sedikit kaget karena tangannya tiba-tiba saja di tarik.
"Kenapa?" tanya Aurora.
"Ada yang ingin aku beritahukan kepada mu, ayo ikut aku. Sekalian bantu aku, aku ingin mandi juga" ucap Oliver.
"Nanti saja yah kasih tau nya. Dan bukannya kamu biasanya mandi di bantu oleh Alger atau George?, minta mereka saja lagi. Aku harus mengurus pakaian anak itu dulu. Dia belum punya baju ganti" ucap Aurora meninggalkan Oliver.
Seketika wajah Oliver semakin masam.
"Siapa bocah sialan itu?" tanya Oliver menatap tajam wajah anak yang sedang di bawa pergi oleh Abigail.
"Dia anak yang duchess tolong di pasar tadi jenderal" jawab James.
"Segera usir dia dari sini setelah dia di mandikan dan di gantikan bajunya. Aku tidak ingin ia berlama-lama disini " ucap Oliver meninggalkan Alger, George dan James.
"Jenderal kenapa?, seperti nya sangat membenci anak kecil itu " tanya George.
"Otak mu belum sampai disana, jadi tidak usah kamu mengetahui nya " ucap Alger ikut pergi dari sana di ikuti James.
"Kenapa ku selalu salah?" tanya George bingung.
***
"Duchess anak itu sudah di mandikan dan sudah berganti pakean" lapor Abigail pada Aurora yang sedang duduk di teras kamarnya.
"Salam duchess" ucap anak itu.
"Kemarin lah, duduk di samping ku" ajak Aurora. Dan anak itupun menurut, duduk di samping Aurora.
"Bagaimana dengan luka-luka mu?, apa masih sakit?" tanya Aurora mengingat tadi anak itu sempat di pukuli.
"Saya sudah baik-baik saja duchess, terimakasih atas bantuan duchess" jawab anak itu.
"Syukurlah, lalu siapa namamu adik?" tanya Aurora.
"Nabil duchess" jawabnya.
"Kau punya orang tua?" tanya Aurora dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Nabil.
"Saya sebatang kara duchess, orang tua saya tidak tau dimana, saya tidak ingat. Yang saya Ingat saya anak yang di buang duchess" ucap nya sedih.
"Kamu tinggal bersama siapa sekarang?" tanya Aurora lagi.
"Kami tinggal di rumah kosong tak terpakai di pinggir kota duchess" jawab nabil.
"Kami?, kau tidak sendiri Nabil?" tanya Aurora kembali.
"Saya memiliki satu teman yang senasib dengan saya, kami sedari kecil hidup berdua. Tapi sekarang ia sedang sakit oleh sebab itu saya nekat mengambil roti tadi duchess untuk saya kasih pada teman saya itu" ucap Nabil sembari menangis.
Aurora membawa nabil dalam pelukannya.
"Apa kau mau tinggal disini saja bersama teman mu?" tanya Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal's Wife
Historical FictionOliver Maxcmilian Grant, merupakan Jenderal paling di takuti di kerjaan Engrasia yang di kenal sangat tegas dan kejam dalam membasmi musuh musuhnya. Selain itu jenderal Oliver juga merupakan pangeran Ke-2 dari kerajaan Engrasia. Aurora Caroline Jo...