Bab 31

14.2K 1.4K 56
                                    

“Pangeran Oliver memang sangat hebat, kalau memiliki keinginan untuk mengambil takhta dari pangeran mahkota Lucas, pasti akan sangat banyak yang mendukungnya. Bukan lagi menjadi rahasi bahwa penduduk kekaisaran Engrasia lebih banyak berpihak pada pangeran Oliver dari pada pangeran mahkota Lucas” ucap grand duke Erden orang tua Brianna.

“Kamu benar sayang, bukankah ia juga memiliki kekayaan pribadi yang hampir setara dengan kekayaan istana yang merupakan peninggalan dari permaisuri terdahulu untuknya?” ucap grand duchess Marta.

“Itu baru kekayaan yang orang-orang ketahui, kabarnya pangeran Oliver memiliki kekayaan yang ia sembunyikan lebih banyak dari yang orang-orang ketahui” ucap grand duke Erden menambahkan.

“Apa?, kenapa kita baru mengetahuinya sekarang ini, kalau begitu sedari dulu seharusnya anak kita Brianna kita nikahkan dengan pangeran Oliver saja, bukannya mempersiapkan ia untuk menjadi putri mahkota mendampingi pangeran mahkota Lucas yang tidak memiliki kemampuan apa-apa. Dan sekarang lihatlah gadis bodoh anak si Jonas Johnson yang hanya seorang baron, ia seperti mendapatkan harta karun menikahkan anaknya dengan pangeran Oliver” ucap grand duchess Marta merasa kecewa.

“Bukankah aku masih bisa mendekati Oliver sekarang, ketika kami akan menikah, aku akan meminta Oliver untuk menurunkan gadis itu sebagai selir sedangkan aku akan menjadi grand duchess nya” ucap Brianna menyakinkan kedua orang tuanya.

“Kamu benar, kamu sangat cantik, mana mungkin pangeran Oliver tidak bisa berpaling dari istrinya itu, apa lagi kalian sudah mengenal sedari kecil”  ucap grand duke Erden merasa bangga pada anaknya.

“Kami sangat beruntung memiliki anak sepertimu saying, sedari dulu semua orang sangat merasa iri padauk karna memiliki anak sesepurna kamu saying” ucap grand duchess Marta sembari memeluk Brianna.

“Sekarang kita pergi hampiri keluarga kekaisaran saja agar anak kitab isa mulai mendekati pangeran Oliver” ucap grand duke Erden mengajak istri serta anaknya.

***

Sebenarnya Oliver seharusnya memberikan sambutan walau hanya sedikit karena ini merupakan pesta untuknya tetapi ia tidak ingin melakukannya.

“Jangan memaksanya untuk melakukan itu ayahanda, kalau tidak kita semua akan dibuat malu olehnya karna dia tidak bisa melakukan itu semua, ia hanya bisa menggunakan pedangnya saja” ucap Joshua masih memanas-manasi Oliver seperti biasanya agar Oliver mengamuk dan berakhir ia akan di hukum oleh kaisar.

Oliver kali ini sama sekali tidak terpancing dengan ucapan sampah dari Joshua, ia sedari tadi hanya fokus memperhatikan wajah Aurora dengan tatapan penuh puja yang hanya tertuju untuk istrinya saja, hal itu membuat para lady yang sejak awal saat Oliver memasuki ruang pesta telah jatuh cinta pada Oliver menjadi patah hati, namun tidak sedikit dari mereka yang merasa senang melihat keharmonisan Oliver dan Aurora, mereka menganggap kalau Oliver dan Aurora adalah pasangan paling serasi di kekaisaran ini.

“Mohon maafkan saya pangeran Joshua,  bukahkan karena kemampuan suami saya dalam mengunakan pedangnya kekaisaran ini menjadi aman sampai saat ini?” tanya Aurora pada Joshua, ia sedari tadi menahan emosi karena anak itu selalu saja meremehkan suaminya, dan Aurora tau bahwa laki-laki di depannya ini sama sekali tidak memiliki kemampuan apa-apa hanya bisa bersembunyi di belakang ibunya saja.

“Lancang kau, kau….” ucapan Joshua terputus, karena seketika Oliver langsung memberikan tatapan tajam pada Joshua dengan aura ingin membunuh keluar dalam diri Oliver yang seketika membuat Joshua tidak berani melanjukan pembicaraanya.

Ternyata kau begitu sangat menyukainya, ini akan menarik” batin permaisuri.

“Kenapa?, bukankah apa yang saya katakana itu adalah kebenaran pangeran?” tantang Aurora. Hal itu membuat Oliver merasa sangat gemes pada istri kecilnya ini.

Jenderal's Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang