"Nona" sambut Lina saat melihat nona nya berjalan menuju kereta.
"Kita pulang nona?" tanya Lina sembari membantu nona nya naik ke atas kereta.
"Ya kita pulang" ucap Anne.
Lina pun menyampaikan ke pada kusir lalu menaiki kereta bersama dengan nona nya.
"Bagaimana pertemuannya dengan Jenderal Oliver nona?, nona senang?" tanya Lina penasaran saat kereta mereka mulai berjalan meninggalkan tempat tinggal Oliver dan Aurora sementara.
"Apanya yang senang, ia malah membanting pintu di depan ku ketika aku baru saja menyapanya " ucap Anne sedikit emosi mengingat di pertemuan pertama mereka sudah seperti itu.
"Apa?, bagaimana bisa anda di perlukan seperti itu nona?, sudah saya bilang kan nona jenderal Oliver itu sifatnya sangat buruk seperti yang di rumorkan" Lina memberikan nasehat kepada nona nya ia tidak ingin nona nya mendapatkan suami yang tidak baik padanya. Walaupun nona nya tidak sebaik nona lain. Tapi nona nya pun tidak seburuk nona lain.
"Kamu tidak tau saja, Oliver seperti itu sebab ia baru saja keluar bersama istrinya yang hanya bangsawan rendah itu, dia sudah hanya bangsawan rendah yang tidak memiliki kekayaan sudah beruntung ia bisa menikah dengan Oliver, bukannya bersyukur dia malah membuat hidup Oliver menderita. Suasana hati Oliver tadi sampai buruk sehabis pergi bersama nya" jelas Anne.
"Tapi nona..." ucap Lina terpotong oleh Anne.
"Sudah cukup Lina aku tidak mau dengar lagi, biar kan aku istirahat dulu, aku butuh istirahat yang cukup agar kulitku tetap bagus dan Oliver bisa tertarik padaku" ucap Anne kemudian Anne pun memperbaiki duduknya lalu menutup matanya bersiap untuk tidur.
Melihat nona nya yang keras kepala Anne hanya berharap agar nona nya tidak di butakan oleh obsesi nya pada Jenderal Oliver.
***
"Pergilah" ucap Oliver pada Abigail.
"Baik tuan duke" Abigail pergi dari sana.
Oliver masuk ke dalam kamar dan mendapati Aurora yang masih tertidur.
"Huum hanya dengan melihat mu saja emosi ku langsung mereda, aku tidak tau kenapa bisa seperti itu" ucap Oliver memperhatikan Aurora yang masih tertidur.
Beberapa saat kemudian Oliver kembali keluar dari kamar karena ia mengetahui pasti Alger sedang menunggu nya di depan untuk menyampaikan hasil penyelidikan nya.
Dan benar saja Alger memang ada di depan kamarnya.
"Bagaimana penyelidikan mu?" tanya Oliver.
"Kami sudah menyelidiki nya dan benar sesuai dugaan mu menteri - menteri yang berada di kubu permaisuri yang melakukan ini. Belum ada bukti apakah permaisuri juga terlibat atau tidak, tetapi ke 2 menteri itu jelas terlibat " lapor Alger.
"Kumpulkan semua bukti, setelah itu biar aku yang menghukum nya sendiri tanpa perlu membawanya ke pengadilan istana. Aku tidak akan merasa puas apa bila mereka semua tidak ku hukum sendiri" pita Oliver.
"Baiklah aku akan mengumpulkan semua bukti -bukti itu" ucap Alger.
"Sebelum itu kirim surat pada prajurit kita untuk datang ke sini sebanyak 400 orang besok. Kita akan melakukan pembangunan besar-besaran disini. Minta juga mereka membawa bahan-bahan yang di perlukan untuk pembangunan, datangkan mereka besok pagi " perintah Oliver.
"Ya akan ku lakukan, ada lagi?" tanya Alger.
"Tidak perlu, kau pergilah istirahat. Aku juga ingin pergi tidur " ucap Oliver.
"Kau bisa tidur secepat ini?" tanya Alger tidak percaya.
"Ya aku bisa tidur cepat apa bila ada Aurora di samping ku" Oliver memutuskan untuk bercerita sebentar pada sahabat nya dan menurunkan niat nya untuk masuk kamar kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenderal's Wife
أدب تاريخيOliver Maxcmilian Grant, merupakan Jenderal paling di takuti di kerjaan Engrasia yang di kenal sangat tegas dan kejam dalam membasmi musuh musuhnya. Selain itu jenderal Oliver juga merupakan pangeran Ke-2 dari kerajaan Engrasia. Aurora Caroline Jo...