9. Bisikan Hamish pada Asmara

177 23 6
                                    

Di tengah keributan yang terjadi antara Amarish, Ratna, Jihan, dan ajudan, penglihatan Asmara tiba-tiba kabur. Tangannya yang mencoba melerai pun seperti kehilangan tenaga. Satu tangannya perlahan mencengkeram sisi kepala yang terasa berdenyut, lalu ia mundur dengan dengan limbung.

Suara teriaka Gerry yang terkejut melihat Asmara sontak menghentikan keributan Ratna dan Amarish yang sejak 10 menit yang lalu saling jambak. Amarish berteriak kala menyaksikan Asmara tergeletak dengan mata menutup.

Ratna dan Amarish bersimpuh dan berusaha menyadarkan Asmara. Dengan cemas, Ratna meminta Gerry untuk membawa Asmara. Ratna benar-benar kuatir.

"You fuck off!!" Bentak Amarish sangat kuat mendoro bahu Gerry yang baru saja berlutut. Bongkok pria itu sampai menyentuh lantai.

"Pak Todi, Pak Ilham, bawa Miss Asmara sekarang!"

Para ajudan dengan sigap mengikuti perintah sang nona.

Ratna membentak tak terima Amarish yang bersikap seperti orang dekat dari Asmara. Ia menggeram dengan mata melotot, ia membentak dan mendorong kedua bahu Amarish sekuat tenaga. 

"Bocah ingusan! Saya Ibunya!!" Bentaknya memukul dada dengan sangar.

"Kenapa, Anda? Tidak suka?!! Berani kalian bawa Miss Asmara, sekarang juga saya bakal lapor polisi atas dasar Perdagangan Manusia!" Bentak Amrish membusungkan dada dan berulangkali memajukan wajah dengan kedua tangan mengepal. Ratna yang mendengar itu membeku tak percaya. Ratna takut.

Mendapati Asmara sudah diamankan oleh para ajudan, Amarish tersadar dirinya disaksikan banyak orang mengangkat ponsel, termasuk sekuriti. Ia yang pandai menjaga nama baik sontak mendekat pada Ratna dengan sangat dingin dan penuh arti.

Bocah yang usianya baru 13 tahun tersebut membisikkan kata-kata pedas penuh ancaman pada Ratna yang notabenenya setengah abada lebih tua. Ia ancam wanita tua yang masih cantik dan segar tersebut dengan tanpa membentak, namun menakutkan.

Gerakan lemah bibir Ammy yang mengeluarkan suara lemah membuat Ratna tertegun. Wanita tua tersebut sampai membeku dan hanya mampu memutar tubuh mengikuti arah kepergiannya. Seolah tak percaya atas apa yang sudah ia dengar dari remaja itu, ratna sampai menelisik Ammy dari ujung kaki hingga kepala, bahkan sampai Ammy dan rombongannya lenyap dibalik dinding toko.

 Seolah tak percaya atas apa yang sudah ia dengar dari remaja itu, ratna sampai menelisik Ammy dari ujung kaki hingga kepala, bahkan sampai Ammy dan rombongannya lenyap dibalik dinding toko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amarish duduk di sisi ranjang dengan kaki melipat di samping tubuh Asmara yang tak sadarkan diri. Ia baru saja sampai di penthouse miliknya untuk mengistirahatkan wanita yang ia sayang layaknya seorang ibu. 

Drrt!

"Hallo, princess. Tadi daddy ngobrol sama komisaris. Kenapa?" Tanya Hamish dengan suara yang berat di balik telefon.

"Daddy, Ammy tadi force docter Anna for come to my penthouse." 

Tengah malam, keluar dari club malam dengan sopir yang sigap membuka pintu untuknya, dengan penampilan pekerja kantor yang berantakan, Hamish terkejut mendengar suara lirih anaknya dibalik telfon. Ia berterima kasih lewat anggukan kecil sebelum memasuki mobil pada sopirnya. Dengan cemas ia bertanya apakah anaknya sakit.

Asmara PrincessaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang