CHAPTER IV

34 14 3
                                    

Dengan spontan tanganku bergerak mengambil jeruk yang ditawari Tuan Putri, wajahku memerah membayangkan diriku telanjang bulat di hadapan wanita. "Sialan, pantas saja waktu itu dia meninggalkanku," bisikku pelan.

"Hahaha," tawaku canggung sambil terus memakan jeruk yang disodorkan oleh Tuan Putri.

"Maafkan aku," ucap Tuan Putri yang tiba-tiba menjadi serius, membuat suasana yang semula ringan menjadi lebih berat. "Orang yang tak sengaja melukaimu dengan anak panah adalah aku," lanjutnya dengan nada penyesalan. "Saat sedang latihan memanah waktu itu, aku memakai gaun. Komandan Kassor memperingatkanku untuk mengganti pakaian, tapi aku mengabaikannya. Saat aku akan memanah ke arah pohon sambil berjalan, gaunku terinjak, dan anak panahnya terlontar jauh dari arah target. Aku pun bergegas mencarinya, tapi ternyata benda itu telah menancap di tubuhmu...." Tuan Putri itu membagikan kisahnya dengan sorot mata yang mengisyaratkan betapa bersalahnya dia.

Aku yang bingung harus bereaksi seperti apa, hanya bisa bicara dengan terbata-bata. "O-oh begitu ya... ya-yah mau bagaimana lagi, hal itu sudah terjadi. Lagipula kau sudah meminta maaf dan bertanggung jawab membawaku kemari dan mengobatiku. Mungkin kau memang orang yang ceroboh, tapi kau tidak lari dari kesalahanmu, aku rasa itu tindakan yang patut untuk dipuji," ucapku sambil tanpa sadar mengelus kepala Tuan Putri itu.

Dia terdiam sejenak, dan aku yang baru menyadari apa yang sedang kulakukan segera menarik tanganku. Suasana menjadi hening, canggung, dengan kami berdua tak tahu harus berkata apa.

"A-aku akan pergi," ucapnya dengan raut wajah yang tak bisa kubaca, sebelum dia beranjak pergi. Belum jauh dia melangkah, tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia menoleh dan bertanya, "Siapa namamu?"

"Avis," jawabku singkat, merasa aneh dengan keakraban yang tiba-tiba terbentuk di antara kami.

"Baiklah, Avis, beristirahatlah dengan nyaman. Aku akan kembali lagi nanti untuk melihat kondisimu," ucapnya, sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan ruangan.

Ruangan itu kembali sepi. Aku berbaring di atas ranjang, mencoba meresapi apa yang baru saja terjadi. Ada sesuatu yang aneh dalam semua ini. Perasaanku bercampur aduk antara rasa malu, terkejut, dan ketidakpastian.

Di tengah lamunan, tiba-tiba aku tersadar, ada sesuatu yang sangat penting yang lupa kutanyakan. Nama... Aku belum menanyakan namanya!

Rasa penasaran dan penyesalan mulai merayap di pikiranku. Dan sekarang rasa penasaran itu berubah menjadi jauh lebih besar, bukan hanya tentang nama Tuan Putri tadi. Perlahan tapi pasti, mulai muncul pikiran di benakku: apakah ini benar-benar mimpi? Atau mungkin ini adalah dunia lain yang berbeda dari duniaku?

Mataku mulai menjelajahi ruangan itu lagi. Dari dinding yang terbuat dari batu kasar, hingga jendela kecil yang hanya memungkinkan sedikit cahaya masuk. Bau herbal dari ramuan yang disusun di rak-rak kecil memenuhi udara. Rasanya semua ini terlalu nyata untuk sekadar mimpi.

Sambil berbaring, pikiranku berputar-putar, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku mencoba mengingat detail-detail terakhir dari duniaku, dari kehidupanku yang monoton sebagai budak korporat. Tapi semakin keras aku mencoba mengingat, semakin samar semua itu terasa. Mungkinkah... mungkinkah aku benar-benar berada di dunia lain? Dunia yang paralel dengan duniaku, namun dengan aturan dan realitas yang berbeda?

Dengan tekad yang mulai tumbuh di dalam diri, aku memutuskan bahwa aku harus mencari tahu lebih banyak tentang dunia ini. Siapa sebenarnya Tuan Putri ini? Apa tempat ini? Dan yang paling penting, apa yang sebenarnya terjadi padaku?

Aku menarik selimut yang ada di ranjang dan menutup tubuhku dengan rapat. Dalam kehangatan selimut dan di tengah kesunyian ruangan, aku akhirnya terlelap dengan pikiran-pikiran yang berputar-putar di kepalaku, mencari jawaban dari teka-teki besar yang baru saja dimulai.


Bersambung....






Hallo readers! Gimana nih ceritanya kali ini? Jangan lupa tinggalin tanggapan kalian di komen ya! Vote juga kalo kalian suka sama ceritanya, biar author makin semangat bacanya, makasiii....

OneironautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang