Suka Duka.

122 80 16
                                    

"Memberi payung, kepada seseorang yang menyukai hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memberi payung, kepada seseorang
yang menyukai hujan."

 ‎‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Saat dirinya menuju ke uks membawa roti dan air putih, pikirannya pun masih terus mengelilingi soal makanan dan minuman yang  ka Cinta berikan.
"Dari, siapa makanan dan minuman itu? apa ada sangkut pautnya dengan pria yang selalu ngirim surat di bawah kolong meja gua dan yang pernah di omongin Lula waktu itu?".

Ia, merasa memang ada sangkut pautnya dengan pria itu. Kalau beneran iya?
Ya ngga kenapa-kenapa sih, tapi sedikit heran kok bisa kagum ke manusia yang lagi di bully di Pondok Pesantren ini. Gimana dia tau kalau angkatan perempuan di gua lebih banyak yang benci ke gua dan ngebuat gua ga betah, muak sama kelakuan mereka.

Bruakkkk!!!!
Lamunan Sendu buyar begitu saja.

Sendu, manabrak seorang pria hingga tertumpah sebuah minuman es kopi miliknya ke baju seragam pria itu dan gadis itu.

Dirinya langsung bergegas dengan cepat membersihkan tumpahan es kopi di baju pria itu sebelum susah hilang, "KAKK, ya Allah maaf ini semua salah aku, aku ngelamun ga liat jalanan jadinya gini deh."

Ia menundukkan kepala, "maaf sekali lagi kak beneran ga sengaja."

"Ishh, apa bangett sihh ini gara-gara cowok itu tuh bikin gua mikir tau ga! baek sih baek tapi gua kepikiran sampe nabrak orang gini nih gua. liattt nih cowok misterius gara-gara mikirin loo" , gerutu Sendu dalam hati.

Sendu, mengulurkan tangan kanan nya ke pria tak di kenali nya itu, tanpa melihat wujud wajahnya. Karena malu sudah ceroboh.

"Kamu minta maaf ke baju seragam saya doang kan? bukan ke saya?", tanya konyol pria itu.

Ia menurun kan tangan yang ingin menjabat untuk permintaan maaf.
"Astaghfirullah ga ya kak, mana ada suudzon aja nih. Aku tulus minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam."

"Hati kamu sedalam apa emang ke saya?"

Sendu, mengkerutkan kening.
"HAH maksudnya?"

"HAHAHAHAH bocil mah ga akan peka.
Kamu takut masalah ini jadi panjang kan? santai aja kali, ini mah ga seberapa dari kam-"
Pembicaraan nya terputus tanpa aba-aba. Hampir saja pria itu keceplosan bahwa yang mengirim surat berulang kali di bawah kolong meja milik Sendu, memberi makanan dan minuman lewat Kakak kelasnya ialah dirinya.

"Apasih ngomong setengah-setengah gajelas", jawabnya sembari membersihkan seragam yang terkena cipratan tumpahan es kopi milik pria itu.

Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang