Sendu Bimbang.

67 53 3
                                    

"Karena, memanusiakan manusia itu penting bukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena, memanusiakan manusia
itu penting bukan?"


‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫

Di hari liburnya tepat hari minggu.
Sendu, masih terlihat sama seperti hari kemarin. Lemas, letih dan lesu perihal nilainya.
Walaupun tak perlu mengkhawatirkan nilai sebegitu hebatnya, karena belum tau endingnya akan bagaimana.

Di satu sisi ia juga memikirkan kakak kelasnya itu, mengapa sangat care kepada dirinya? dan paham apa yang di rasakan Sendu akhir-akhir ini?

"Seumur hidup gua baru pertama kali ketemu cowok kaya dia, kak Bumi bukan cuman tampan
Dia juga anaknya soft spoken.
Bahkan di saat kemarin gua ngegas ngomong ke dia padahal sebelum hari itu. Gua udah bersalah banget ke dia, ceroboh sampe baju seragamnya kena noda perkara gua. Tapi, kak Bumi masih ngomong dengan nada lembut ke gua", batin nya.

Dirinya sangat merasa bersalah kepada pria itu, seharusnya berbicara kepada ia harus rendah juga. Tapi, apalah daya di hari kemarin kak Bumi menghampiri Sendu. Adalah hari bad nya gadis itu.

"Gua, harus minta maaf ke cowok itu."

"Minta maaf cuma-cuma ke dia gitu? gak ngasih apapun?", tanyanya kepada diri sendiri.

"Gua harus ngasih dia sesuatu, entah apapun itu. Yang penting gak terlihat cuma-cuma minta maaf doang", jawabnya.

"Iya, bener gua harus ngasih dia sesuatu.
Seenggaknya itu juga bentuk dari permintaan maaf gua, dan juga biar bisa ngebujuk dia. Biar gak ke anak-anak kelas angkatan perempuan gua. Untuk nanya, sebelum marah-marah ke mereka perihal gua kemarin.", tegas Sendu.

"Gua beneran gak mau kak, lo tau kelakuan sebagian angkatan perempuan gua itu gimana."

"Gua tau. Kalau lo tau, pasti marah banget", lirihnya.

Sendu, yang sedari tadi tidur-tidur' ran bersantai bersama anak-anak kamar. Langsung bergegas pergi ke koperasi yang berada di bawah.
Untuk membeli solatip untuk membungkus gift yang ingin di berikan kepada kak Bumi.

Untung saja dirinya teringat mempunyai minyak wangi miliknya yang belum di terpakai, ia berniat untuk memberikan ke pria itu.

Karena, situasinya juga di Pondok Pesantren
Sendu ingin memberi gift untuk pria itu
melalui Kakak kelas perempuan nya yang sudah di kenalinya sejak awal masuk. Yaitu, kak Lula. dirinya bisa meminta bantuan memberikan gift untuk kak Bumi melalui kak Lula.

Sangat tidak berkemungkinan Sendu yang memberikan sendiri kepada pria itu, nanti terjadi fitnah lagi. Apalagi ia sebagai anak baru.

"Nanti, di dalem giftnya gua kasih tulisan aja pake tempelan tapi bukan surat. Dan, itu isinya ngomong isi hati gua ke dia", pinta Sendu dalam hati.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫

Setelah mengerjakan gift selama 1 menit yang berisi minyak wangi, untuk pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengerjakan gift selama 1 menit yang berisi minyak wangi, untuk pria itu. Akhirnya selesai juga. Hanya tinggal memberikan secercah tulisan isi hati Sendu di kertas orange nya.
Ia sengaja di bawah kertas orange, di tambahkan tempelan foto anak kecil yang sering di jadikan stiker pengakhir chat di WhatsApp oleh banyak orang.

Isi tulisan di kertas orange.

"Hai kak, maaf ya gua cuman bisa ngasih lewat kak Lula. Jangan kegeeran bukan karena mental gua yupi gak berani ngasih langsung, tapi. Lebih takut di liat santriwati sama santriwan disini. Apalagi gua anak baru."

"Gua mau minta maaf perihal yang kemarin, tiba-tiba ngomong ngegas ke lo hanya karena mood gua lagi berantakan.
Demi apapun, gua gak bermaksud beneran emang mood gua lagi berantakan heheheh."

"Lo gak usah heran kenapa gua minta maaf harus pakai ngasih kayak beginian segala.
Udah terima dan pakai aja, ya. kak Bumi eh kak Al."

"Oh iyaa, hampir lupa...
Lo bilang kan kak waktu kemarin mau ke kelas gua buat ke angkatan perempuan gua. Nanya siapa yang bikin gua sedih? terus mau marah-marah.
Pwis jangan ya kak? gua mohon banget👉🏻😔👈🏻
Mereka gak pernah kok bikin gua sedih sedikit pun, serius deh."













Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang