Deeptalk.

18 6 5
                                    

Mall Soekarno Hatta📍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mall Soekarno Hatta📍

Sendu dan Bumi sudah sampai tempat tujuan, setelah menumpuh jarak kurang lebih 5 km.
Dari rumah gadis itu.
Sendu benar-benar tidak enak hati, kakak kelasnya itu menjemput dirinya.
Padahal jarak dari rumahnya, cukup jauh dari rumah Sendu.

"Kita mau makan dimana Ra?" ajak Bumi.

"Dimana aja kak, terserah kakak."

Pria itu menghela nafas panjang. "Dasar cewek apa-apa jawab terserah."  Sendu membalikkan  badan lalu monoleh kehadapan pria itu.

"Kenapa?" tanya Bumi dengan posisi tubuh yang sedikit membukuk menyamaratakan tinggi badan gadis itu.

Sendu terkekeh. "Gapapa kak."

Bumi benar-benar gemas dengan gadis di hadapannya itu, sikapnya datar.

Bumi mengusap puncak kepala Sendu, sebelum akhirnya mereka pergi ke tempat makan.

"Ikut aja aja ayo, saya punya tempat makanan ter enak disini."

"Nanti setelah makan, kita nonton bioskop lalu main time zone."

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

"Gimana enak? Makanan dan minuman nya?"

Ia meangguk. "Enak kak, makasih banyak."

"Yaudah ngomong kak. Katanya ada yang mau di omongin ke aku" coleteh Sendu.

Pria itu menunjuk perut Sendu, sembari tertawa.  "Itu tuh, makanan nya bekumy turun masih nyangkut di tenggorokan."

"Iya, tapi kan udah kelas makan nya!" titah Sendu mamasang muka judes agar Bumi mau cepat cerita.

"Iya-iya siap nona.
Saya akan ngomong apa yang ingin di sampaikan dari waktu itu, jangan judes-judes dong ngeri amat."

Pria itu mendekat, lalu membisik. "Kaya megawati kalau judes gitu tau."

Sendu menonjok pinggir bahu pria itu. "Idih enak aja."

"Langsung to the point aja kak, apa yang pengen kak Bumi omongin ke aku."

Sedikit geram karena lama sekali menjawab pertanyaan itu. "Kak, jangan bikin aku penasaran."

"Ra,  apa kita bisa bersama? dengan keadaan kamu yang gak bisa mempercayai siapa-siapa lagi?" tanya Bumi tiba-tiba.

Sendu yang sedang minum tersedak perihal dengar yang di lontarkan pria itu.

"Tau dari mana kak?" tanya balik Sendu tanpa menjawab pertanyaan Bumi sedikitpun.

"Dari akun wattpad kamu.
Saya sudah lihat semua apa yang kamu tulis."

"Sebenarnya sih aku tau wattpad kamu itu dari bio instagram kamu." jelas Bumi.

Sendu berhenti sejenak. Pandangan nya menatap langit langit di plafon, berusaha menahan nangis di hadapan pria itu.

"Gak tau aku kak, aku gak bisa jawab pertanyaan kamu sekarang.
Tapi yang jelas, kamu gak pantes bersanding sama perempuan banyak lukanya kayak aku.
Kamu terlalu sempurna buat aku yang banyak lukanya."

"Aku selalu ngerasa gak pantes di cintai semenjak banyak kejadian menyakitkan yang datang ke kehidupan aku." lirih nya.

Ia mengusap pundak dan puncak kepala Sendu. "Mau sejauh apapun orang-orang bikin kamu berubah,  jangan membuat diri kamu tersiksa ra."

"Itu bukan salah kamu."

"Tapi ya, memang mereka tidak bisa memanusiakan manusia."

"Percaya sama saya.
Orang jahat itu, mereka kalau ngelakuin hal apapun ke orang gak pernah di pakai otaknya.
Karena kalau di pakai. Gak akan bisa jahat dan berbuat semena-mena ke orang."

Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang