Harus Sabar Model Apa Lagi?

77 65 7
                                    

"Mau apalagi?bukan kah sabar menjadi jalan satu-satunya untuk seorang Sendu Coraline Aksara?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau apalagi?bukan kah sabar menjadi jalan satu-satunya untuk seorang Sendu Coraline Aksara?"

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Sepanjang jalan menuju pulang ke kelas dari ke uks, Sendu melamun memikirkan pria aneh itu. Kenapa pria bernama Khalid Bumi Al-Baihaqqi yang ingin sekali di panggil oleh dirinya kak Al bukan kak Bumi seperti orang-orang memanggilnya? kenapa menginginkan sekali beda dari yang lainnya?

Dan, mengapa sama sekali tidak marah karena telah menumpahkan es kopi ke seragam miliknya sekaligus habis es kopinya tak ada tersisa sedikitpun.
Kenapa ia malah memberi sapu tangan miliknya kepada Sendu, untuk menghapus noda di baju seragam gadis itu yang telah terkena cipratan tumpahan es kopi miliknya.
Padahal nyata nya, tumpahan di baju Sendu tak seberapa di banding dirinya.

Sendu, terbangun dari lamuman nya ternyata dirinya sudah berada di depan kelas nya
yang di dalam kelasnya sudah masuk semua murid-murid.
Ya! bel masuk sudah berbunyi sedari tadi, tetapi Sendu tak mendengar nya karena melamun.
Dan, untungnya saja belum ada usdtzah yang mengajar.

Tatapan murid-murid perempuan nya sangat sinis kepada dirinya, merasa wajar merasa menatap dengan tatapan tajamnya. Karena memang ia salah terlambat masuk ke kelas.

Setiap kali Sendu berjalan menuju tempat duduk miliknya yang berada di paling belakang,
sering sekali ada kaki yang sengaja di goyangkan untuk menyerengkat gadis itu, oleh karena itu saat ini ia lebih berhati-hati agar tidak terjatuh.

Sendu berjalan menuju tempat duduk nya sembari menundukkan kepala, "Misi."

"Liat kan baru jadi anak baru aja, udah main lambat gitu apalagi nanti kalau udah jadi kakel",  ketus mima ketua kelas perempuan di dalam kelas Sendu.
"Biasalah anak baru abis caper", jawab wiwit  teman sebangku mima.
"Lah, kalian gatau? kalo dia abis ketemuan sama kak Bima di depan uks.", sambung Aisyah   yang tempat duduknya sederetan dengan Sendu bedanya ia di depannya.
"Lah bener tuh kata si Aisyah aku liat tau, kayak ih baru anak baru kok udah gitu sih", celetus Fira teman sebangku Sendu.

Melihat dan mendengar pembicaraan itu ia hanya terdiam seribu bahasa, mereka memfitnah dirinya tanpa bertanya sedikitpun perihal pria itu.
Harusnya bertanya "kamu kok bisa tiba-tiba ngobrol sama kak Bumi, ada apa?."
Bukan asal berbicara hal yang tidak sesuai faktanya.

Sesungguhnya, Sendu memiliki potensi untuk membalas perkataan yang tidak sesuai faktanya itu. Akan tetapi, tidak ada gunanya lawan manusia yang selalu berbicara keburukan orang lain tanpa mencari tahu kenyataan nya dan tidak pernah intropeksi diri.

Dirinyalebih memilih mendengar perkataan penyakitan di bandingkan, harus melawan hal yang seharusnya tidak di lawan.

Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang