Usai Tanpa Memulai.

10 4 5
                                    

Satu minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu minggu kemudian...
Setelah masa perpulangan selama satu minggu usai...

Pria itu menaruh buket bunga tulip di bawah kolong meja di kelas Sendu, ia tak ingin asing dengan gadis itu. Apapun dan bagaimanapun caranya akan di usahan demi tidak asing dengan Sendu.

Meski rasanya cukup melelahkan untuk meyakinkan Sendu, bahwa di dunia ini tidak semua manusia yang datang di kehidupan nya berniat jahat ataupun melukai hatinya.

"Kak? ngapain?" ujar Daffa. Teman sekelas Sendu yang datang lebih awal ke kelasnya.

Bumi yang sedari tadi tidak berhenti melamun memikirkan gadis itu, sontak terkejut.

"Suttt jangan keras-keras ngomong nya!" perintah pria itu dengan menutup mulut Daffa.

Daffa merampas tangan Bumi yang menutupi mulutnya. "Kak, aku ngomong udah kecil kayak gini loh."

Bumi memutar bola mata malas. "Itu gede suara mu oncom!"

Daffa menatap penuh heran ke arah, kakak kelasnya itu merasa jengkel ada yang di sembunyikan.

"Kamu aja kak sensitif, gara-gara takut ketahuan kan?"

Daffa langsung lari ke tempat duduk, Sendu.
Ia meraba-raba kolong meja nya untuk menemukan sesuatu yang ia rasa jengkel.
"Hap, ketemu!"

"Ck!" pria itu berdecak kesal yang berada di ujung pintu kelas Sendu.

Daffta menghampiri kakak kelasnya itu sembari menyodorkan bunga tulip yang ingin di berikan kepada Sendu.
"Kak, kamu suka sama Sendu?" tanya nya jelas.

Bumi tersenyum tipis, sebelum akhirnya tersenyum miring.

"Kalo aku gak suka, gak akan seeffort ini."

Bumi menyodorkan bunga tulip itu kepada Daffa. "Tolong letakkan lagi di bawah meja Sendu, jangan kasih tau dulu kalau itu dari aku. Biarin dulu dia baca apa isi di dalam bunga tulip itu."
Karena yang di dalam bunga tulip itu tak hanya bunga.

Untungnya Bumi sekamar dengan Daffa, sedari awal masuk Pondok Pesantren, jadi ia akrab dengan adik kelasnya itu.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫

Saat ini, Sendu datang lebih awal kelasnya karena piket.
Berlima bersama teman-teman nya
Vito, Daffa, Dinda dan Rosma.
Saling membagi tugas untuk membersihkan kelas.
Vito menaikkan bangku ke atas meja, Daffa mengelap jendela, Dinda menyapu, Rosma mengepel, Dan Sendu menyuci pel'an kebawah.

Kali ini kelas harus benar-benar bersih karena nanti, kelas akan di gabung a dan b.
Entah ada acara apa yang jelas saat di grup sewaktu liburan kemarin, di beri tahu oleh kakak osis. Bahwa akan ada kelas gabungan antara a dan b. Yang pasti akan ada acara yang ingin di beritahu.

Setelah pekerjaan kelas selesai, kini giliran Sendu yang harus menyuci pel'an ke bawah.
Gadis itu membawa pel'lan dan ember berisi air bekas mengepel, ia harus berhati-hati karena melewati tangga.
Tatapan nya fokus ke bawah tanpa melihat ke kanan ke kiri. Meski, ia tengah di tertawakan oleh teman-teman angkatan perempuan nya yang sebelah.

"Sopan kalian? saling ngetawain gitu ke sesama perempuan? sekarang kalian semua masuk ke dalam."

Sendu, mendengar suara kak Bumi teriak. Diam tanpa kata. Ia lupa bahwa hari ini adalah hari dimana, kak Bumi memeriksa semua kelas.
Menolak lupa bahwa pria itu menjadi osis yang sangat di andalkan di sekolah ini.
Tak hanya pintar ia juga bijak dan tampan.
Jadi, wajar saja banyak yang menyukai pria itu.
Dan entah kenapa.
Bisa suka kepada Sendu yang jauh dari kata sempurna.

Gadis itu melanjutkan perjalanan nya yang ingin ke kamar mandi untuk menyuci pel'lan, setelah melihat kak Bumi teriak memarahi teman-teman angkatan perempuan nya.
Sendu langsung cepat-cepat lari ke kamar mandi, karena takut pria itu menyapa Sendu.

"Jangan lupa liat kolong meja itu kamu, ada kecoa," teriak Bumi.

"Ishh bener-bener tuh cowok ngeselin," gerutu Sendu dengan menundukkan kepalanya.

Gadis itu mengetahui kalau pria itu ada di kelas a angkatan nya. Ia heran mengapa bisa melihat Sendu yang turun dari bawah tangga.
Padahal badan Sendu kecil dan jarak dari kelas a ke tangga juga cukup jauh. Tapi, mengapa Bumi bisa melihat dirinya

Sendu sebenarnya tidak suka dengan tingkah pria itu di hadapan teman-teman perempuan angkatan nya, karena mereka sudah membenci Sendu tanpa alasan.
Tidak mau nambah membenci Sendu, perihal seorang kakak kelas senior sering menyapa gadis itu.
Apalagi di tambah mereka pasti melihat saat liburan kemarin membuka instagram dan melihat bahwa, kak Bumi hanya memfollow satu perempuan yaitu dirinya.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭

Setelah menyuci pel'an selesai dan bel pun sudah berbunyi, Sendu langsung bergegas menuju kelasnya.

Gadis itu sangat berharap tidak bertemu dengan kakak kelasnya lagi, yaitu kak Bumi.
Ingin menghindar nya bukan karena apa. Karena merasa tidak pantas di dekati oleh pria itu.

"Ra....," panggil Bumi pelan yang berada di belakang nya pohon dekat tangga.

Sendu Aksara Coraline alias Sendu tak menjawab. Ia lebih memilih melanjutkan jalannya menuju kelas.

Dengan keadaan sekolah sepi karena sudah bel bunyi, semua murid berada kelas kecuali yang memang ke kamar mandi atau ke kantin.
Entah, mengapa pria itu masih ada di luar kelas dan masih sempat-sempatnya menyapa Sendu.

Bumi mendekat ke arah gadis itu. "Sebelum kamu mau jauhin aku, baca dulu apa isi di bawah kolong meja kamu dulu yaa."

Sendu hanya menatap tak percaya.

"Apapun alasan kamu kak, aku cuman mau kamu jauhin aku. Aku banyak lukanya", lirih Sendu.
Yang sudah di jatuhi air matanya sedari tadi ditahan. Akhirnya tumpah di hadapan pria itu.

"Kamu baik, pinter, cantik.
Cewek pertama yang bikin aku kagum setelah aku dengar isi semua cerita kehidupan kamu."

"Ra, satu kali ini aja...
Kasih tempat aku buat egois."

TAMAT.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang