Topeng.

18 9 10
                                    

Sendu berjalan masuk menuju kamar nya setelah  paman dan bibiknya pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sendu berjalan masuk menuju kamar nya setelah  paman dan bibiknya pulang.
Rasanya cukup melelahkan sekali, karena terjebak macet saat di perjalanan tadi. Yang biasanya kalau menuju Jakarta dari Pondok Pesantren hanya 5 jam, kali ini 6 jam.
Hanya karena macet.

Saat ia membuka pintu langsung lari ke tempat tidurnya. Benar-benar kangen dengan kasur kamarnya yang lembut dan seisi kamar yang lain nya. Beberapa menit merebahkan tubuhnya, gadis itu langsung bangun untuk mengambil handphone di dalam lacinya.

Sengaja mematikan daya handphone miliknya, sedari awal masuk Pondok Pesantren.
Karena tau, ia tidak akan memakai handphone itu. Meski,  ada perjengukan saat sebulan sekali yang setiap santri akan di bawakan handphone dengan orang tuanya masing-masing.
Tetapi, gadis itu tak ingin. Ia hanya ingin memakai handphone milik dirinya saat pulang ke rumah saja.

Setelah satu bulan lebih tidak pegang handphone dan bermain social media.
Rasanya rindu sekali, apalagi dengan grup WhatsApp.

Sebelum membuka social media, Sendu ingin membuka grup WhatsApp untuk mengabarkan terlebih dahulu kepada teman-teman nya kalau dirinya perpulangan Pondok Pesantren.
Yang saat ini sedang berada di rumahnya.
Setelah itu, baru ingin, mandi, sholat lalu membereskan baju. Dan, bersantai-santai di kamarnya.

Grup WhatsApp.
Cogil&Cegil.

Sendu.
Hai guys, apa kabar?....

Gua hari ini lagi perpulangan Pondok.
Mau main gak?

Fitri.
Alhamdulillah baik kita semua,
harus lah kita maen dah lama gak ketemu

Rara.
Iya betul tuh kita baik semua
Gas weh lah main, yakali nggak.

Puput.
Yuk main dah kangen banget kita semua

Akmal.
Anjay, ratu kita dah balik nieh
Main kemana kita?

Zayyan.
Kemana aja kata gua mah
Asal jangan mainin perasaan orang😂

Fiqih.
Bener sih, sama 1 lagi.
Jangan wancana aja anjirr capek.

Rara.
Kayaknya kali ini kita gak akan wancana
Soalnya kan uda lama banget gak ketemu Sendu.

Zayyan.
Bener juga sih, saatnya kita dengerin curhatan dia juga nanti. Udah penasaran banget kita-kita.

Puput.
Bener tuh, ada gak cewek yang bikin kesabaran lo habis di dalem Pondok Pesantren.
Kayak waktu dulu.

Zayyan.
Kalau emang masih ada, berarti emang cewek-cewek Pondok Pesantren itil.
Di ajarin agama bukannya di ikutin malah bader.

Sendu.
Sstt, udah jangan ribut-ribut
Gua aman di sana gak kenapa-kenapa.
Lo semua gak usah khawatir, gua aman.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

"Maaf, gua bohongin kalian semua.
Gua benar-benar gak mau kalian tau yang sebenarnya, gua gak mau kalian khawatir.
Apalagi sampai nanti di bilang ke orang tua gua."

Sendu hanya bergumam dalam hati setelah berbincangan di grup selesai, yang niatnya ingin ke kamar mandi malah jadi merenung juga perihal ketikan teman nya itu, mereka benar-benar se care itu dengan dirinya.

Seperti ada ikatan batin antara mereka dan Sendu. Atau karena, mereka teman kecil Sendu?

Salah satu cara agar tidak membuat mereka semua sedih adalah menutupi apa yang di rasakan gadis itu yang sebenarnya.
Ketika bertemu dengan mereka, mau tidak mau. Sendu harus memasang muka seolah-olah sedang tidak menutupi masalah apapun.
Terutama kepada kedua orang tua Sendu, entah bisa ataupun tidak. Ia akan berusaha dan mencoba terus.

Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang