Nangisin hal yang sama berkali kali.

34 24 5
                                    

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Saat Sendu menuju ke bawah sewaktu jam istirahat , ada banyak santri putra dan putri sedang berkumpul di depan tangga terutama teman-teman perempuan angkatan nya.

"Hai, Sendu ayo gabung sendu sini."
Ajak Rima dan Kayla di hadapan banyaknya orang.

Gadis itu canggung untuk kesana karena memang belum kenal dekat dengan yang lainnya, hanya kepada Rima dan Kayla.
Itupun kelasnya di pisah meskipun seangkatan.

Sendu hanya membalas menunduk lalu tersenyum. Berharap bahwa kedua temannya itu paham bahwa ia malu untuk kesana bukan tidak mau.

"Dih apa sih rim ajak-ajak cewek culun itu", celetus Aisyah yang menatap Sendu sangat dalam.

Rima menginjak sepatu Aisyah. "Sopan dikit kek sama anak baru."

Aisyah memutar bola matanya bak ingin keluar bola matanya ke arah Rima. "Aw sakit."

"Seorang Aisyah? harus sopan santun ke cewek culun itu?"
Ia menunjuk jari nya kepada Sendu yang berada di hadapannya cukup jauh.

Aisyah mencebir bibirnya ke arah satu persatu di dekat, lalu pergi meninggalkan teman-temannya. "Najis."

Karena merasa tidak enak hati atas perlakuan teman nya itu yang sudah kelewatan kepada Sendu.
Rima dan Kayla langsung bergegas berlari dengan kompak ke tangga untuk menghampiri Sendu, ia yakin apa yang di ucap temannya itu terdengar kepada Sendu.

Tetapi, rencana mereka gagal.
Rima dan Kayla saat melangkah di tarik oleh Fatimah.

"Lo, nyamperin dia? malu-maluin angkatan kita tau gak! kayak gak ada yang lain aja."

"Dia itu cewek culun...uda culun donggo pula."

Rima dan Kayla memutar badan nya ke hadapan Fatimah di antara sekililing  teman-temannya.

Rima tak tahan dengan emosinya.
"Lo, bener-bener gak punya hati nurani sama kayak Aisyah."

"Jangan nilai orang dari luarnya aja, sebab lo gak akan tau kemampuan dia apa."

Rima mengucap hal itu sembari menujuk jarinya ke mata Fatimah, begitupun Fatimah tampak tak terima dan bingung hanya mengepalkan tangannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Fatimah dan Aisyah, kedua nya sama-sama membenci Sendu. Sangat tidak suka kalau ada anak baru seperti dirinya di angkatan nya.
Layaknya najis yang sangat ingin di hindari.

Sendu, yang melihat kegaduhan itu hanya mematung tanpa bisa memisahkan siapapun.
Sebab ia tahu saat ingin memisahkan mereka nanti ia di ucap "Pahlawan kesiangan."

Hanya bisa pergi meninggalkan mereka, yang niatnya ingin ke kantin. Tapi, membatalkan hal itu karena selera makannya sudah hilang.
Perihal mendengar apa yang telah di lontarkan dari mulut Fatimah dan Rima.

‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Saat bel jam kedua tiba.

Jam kedua adalah jadwal dimana usdtzah Kholifah mengajar, di kelas b.
Namun, usdtzah menggabungkan dengan kelas a untuk belajar bersama. Meski di kelas a tidak ada jadwal ustdzah Kholifah mengajar.

Karena , ingin memberitahu suatu hal kepada seluruh angkatan Sendu , jadi di gabungkan.

"Maaf anak-anak usdtzah potong waktu nulis kalian. Boleh usdtzah minta waktu kalian untuk mendengarkan pembicaraan usdtzah? bentar saja", tanya usdtzah.

"Boleh dong usdtzah, apa tuh", jawab nya kompak.

"Terkhusus kepada murid murid perempuan angkatan sini ya."

"Kalian itu perempuan, harus bisa menghargai sesama perempuan tanpa memandang apapun."

"Kalian perempuan nya itu pintar-pintar masih sih, kenalan dan sok jagoannya mau di pertahankan begitu saja."

Ia sengaja, berbicara hal itu tanpa menyebut nama yang sudah membuat Sendu kabur dari Pondok Pesantren ini.

Karena menurut nya anak-anak yang keras kepala tidak susah payah di beritahu dengan yang cukup keras, nanti makin menjadi-jadi kenakalannya.

Sesekali Sendu penasaran dengan ekspresi teman-teman nya yang benar kata usdtzah Kholifah tadi. Sok jagoan.
Teruma ke arah Fatimah dan Aisyah.

Gadis itu menengok perlahan mencari keberadaan kedua temannya itu.
Ternyata, di temukan ada di paling belakang sedang bergibah bersama teman sebangku dan di hadapannya.

Fatimah dan Aisyah duduk berdua di bangku belakang, yang di kanan sedangkan Sendu di belakang di tengah-tengah.

"Fatimah, Aisyah duduk kamu kakinya bagus sekali ya?"
Usdtzah Kholifah berjalan ke arah bangku mereka berdua.

Usdtzah Kholifah terkekeh mencolek dagu kedua gadis itu. "Masa, ratunya Pondok Pesantren jadi rock n roll sih."

Tanpa di sadari, Fatimah dan Aisyah di tertawakan dengan teman-teman prianya.
Lalu mereka bersorak bersama.

"Tau dih, kayak ni kelas punya nenek moyang nya."
"Sok kecantikan lu."
"Dih keren lu begitu?"
"Mangkanya jangan suka ledekin orang, kena karma nya kan lu."
"Di kata semua orang bakalan suka kali ke dia."

Usdtzah Kholifah sengaja pula, tak menengor apa yang di ucap murid-murid pria yang di ucapkan kepada Aisyah dan Kayla.
Agar mereka bisa merasakan apa yang Sendu rasakan. Dan, juga agar sadar apa yang telah di perbuat dirinya.


Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang