Kabur?

65 46 14
                                    

"Maaf, ingkar janji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, ingkar janji."

   ‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Dalam benak Sendu tidak pernah berniat untuk melarikan diri, meski sangat ingin sekali.
Dirinya tak ingin mengecewakan kedua orangtuanya.
Melihat anak nya kabur dari Pondok Pesantren kedua kalinya.

Ia tidak bisa menepati janjinya.
Sendu, tidak kuat berada di Pondok Pesantren itu. Menghadapi teman-teman perempuan angkatan nya.

Ya, tahun lalu saat sebelum mondok di sini
Sendu pernah kabur dari Pondok Pesantren yang di tempati nya itu.
Pondok Pesantren milik saudara dari Papa nya.

Sebetulnya sangat betah di sana, karena banyak yang membuat dirinya merasa aman dan nyaman.

Setelah 1 tahun disana.
Tiba-tiba dirinya di buat tidak betah oleh salah satu santri putri yang selalu mengusik Sendu.

Semenjak mondok pertama kali dan saat ini. tidak pernah jauh-jauh dari perempuan yang berusaha menghancur mental Sendu.

Dan, herannya mengapa harus teman angkatan nya sendiri.

Berusaha kuat dan sabar? itu sudah pasti.
Tapi, bukankah kesabaran manusia ada batasnya?

Bagaimana jika dirinya bertahan di lingkungan toxic akan hancur lebur ?

Sendu, kabur melalui bolongan tembok yang ada lubangnya.
Di belakang asrama santri putri.
Lubangnya sangat kecil, untung nya badan Sendu kecil. Jadi muat untuk memasuki lubang itu.

Gadis itu benar-benar nekat kabur dari Pondok Pesantren, saat di hari liburnya.
Yang biasanya santri putra lebih banyak berada di luar area pesantren.

Ketika hari libur, santri putra memang lebih sering berada di luar bahkan di perbolehkan meminjam kendaraan milik usdtadz atau pun usdtzah.

Memang. Santri putra tidak terlalu ketat di bandingkan, santri putri.
Kalau santri putri lebih di sarankan, saat hari libur berada di asrama nya.
Di perbolehkan hanya ke koperasi atau ke kantin saja.

   ‎⊹𓈒ʿʿ🏠୭𝅄᮫    

Sendu berjalan pelan-pelan setelah melewati lubang tombok, ia melihat ada beberapa santri putra yang sedang kerja bakti.
Gadis itu menitihkan jalannya agar tidak bersuara.
Karena, sendal yang ia pakai adalah sendal tipis yang nyaring bunyinya.

Kabut Dan LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang