Menggali Perasaan

1K 157 97
                                    

Seminggu sudah Rony tidak bertemu Oik dan Iyo. Sebenarnya hatinya rindu pada sikembar, juga maminya, tapi Rony masih berusaha untuk menahan perasaannya. Jujur, ini part tergila dalam hidupnya. Ketika orang yang ia cinta sudah di depan mata, Rony malah menjauhinya.

"Muka lo lecek abis Ron, kayak cucian belum disetrika", ujar Bagas sambil menyodorkan secangkir kopi.

"Gue bingung, Gas. Salma kayaknya nggak bisa mau gue deh"

"Eits, kesimpulan sesat dari mana itu?"

"Gue lihat dia telponan sambil senyum-senyum. Giliran sama gue malah gagu"

Bagas terpekur. Mencoba memikirkan cara apa lagi yang bisa ia lakukan untuk membantu bujang lapuk di depannya ini.

"Besok reunian, lo datang kan?", tanya Bagas.

Rony mengangguk.

"Ajak Salma, Ron", Bagas menjentikkan jarinya.

"Udah, dia bilang lihat nanti"

"Yaelah, capek banget gue sama hubungan kalian. Complicated banget. Perasaan Adam dan Hawa dulu kepisah, pas ketemu malah makin mesra. Lo berdua malah sebaliknya, bukan anak cucu Adam ya Lo?"

"Jangan bawa-bawa nabi, Gas, buat pendosa kayak gue"

"Paulll, lihat noh sobat lo udah insyaf", seru Bagas membuat Paul yang baru datang ke kantor mereka langsung buru-buru menghampiri.

"Ron! Kerja lo apa aja sih?!", Paul menggebrak meja kerja Rony.

"Ya gini gini lah, tanya si Bagas kalo mau lebih detailnya"

"Bukan yang ini maksud gue! Gini ya, Ron. Kalo lo nggak gerak, Salma dan dua anak lo bakal dibondol cowok lain"

Rony langsung menegakkan badannya. "Maksud lo Powl?"

"Tadi gue lihat anak lo dijemput Salma bareng cowok"

Bagas dan Rony langsung berpandangan. "Serius, Powl?"

"Kapan gue pernah ngibulin lo, hah?"

"Siapa orangnya? Kenal nggak lo?", tanya Bagas pada Paul.

Paul mengangguk, "Dimasta", ucapnya kemudian.
***

Salma mematut dirinya di depan cermin. Memperhatikan setiap detail penampilannya. Ini reuni pertamanya setelah sekian lama 'menghilang'.

Dia rindu Nabila dan Paul, dua sahabatnya saat kuliah. Salma ingin sekali memeluk dua orang itu. Lihat saja nanti. Dia tidak akan melepaskan mereka barang sedetikpun. Membayangkan hal itu, Salma jadi tersenyum sendiri.

Klakson mobil menyadarkan lamunan Salma. Jemputannya sudah datang. Ia pun bergegas mengambil tas yang sudah ia siapkan, lalu berjalan keluar kamar.

Salma berhenti di anak tangga terakhir saat Oik menghadang langkahnya.

"Mami mau kemana?"

Salma berjongkok dihadapan anaknya. "Mami mau reuni sayang"

"Reuni itu apa mi?"

"Reuni itu acara ketemuan sama teman lama", jelas Salma sambil memegang bahu Oik.

"Oik ikut ya mi, Oik mau reuni sama papi, soalnya kan papi udah lama nggak nemuin Oik"

Salma tertegun. Benar juga, mungkin saja di reuni nanti ada Rony. Salma juga baru ingat kalau lelaki itu sempat mengajaknya untuk pergi bersama.

"Oik, ini acara orang dewasa. Nggak ada yang bawa anak kecil"

"Tapi Oik mau ketemu papi", gadis kecil itu menangis karena Salma tidak mengabulkan permintaannya.

"Terserah, Oik pilih aja, mau ikut papi atau ikut mami?! Susah banget sih kalo dibilangin!!" Bentak Salma. Ia sudah berusaha menahan emosinya, tapi tetap saja ia tidak bisa.

CINTA DALAM AKSARA 🍣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang