Orang Kedua

1.3K 62 5
                                    

Salma cinta Rony. Rony cinta Kayla. Ya begitulah kenyataannya.

Pahit memang, tapi Salma tau dia tidak punya kuasa mengubah hati seseorang. Sama seperti saat ini, Salma sedang duduk di kantin bersama Nabila dan Paul, menyantap makan siang mereka. Lantas, Rony dan Kay, panggilan gadis cantik yang menjadi kekasih Rony sejak 1 semester yang lalu, datang sambil bergandengan tangan.

"Hai kalian, lama ya kita nggak ketemu", sapa Kay sambil duduk di depan Salma.

"Hai Kay, lo tambah cantik aja", balas Nabila pada Kay yang terdengar sarkas di telinga.

Salma hanya tersenyum pada Kay. Lalu melanjutkan makan siangnya. Sedangkan Rony dan Paul saling melakukan fist bump.

"Makan, makan", ujar Paul. Cowok bule keturunan Swedia itu kembali menyantap baksonya.

"Sayang, aku mau mie ayam", rengek Kay sambil mengelus lengan Rony yang duduk disampingnya. Rony balas mengelus pucuk kepala Kay kemudian bangkit menuju stand mie ayam di sudut kantin kampus.

Salma melihat kemesraan keduanya. Berusaha menetralkan gemuruh cemburu yang kini menguasai hatinya. Dulu Salma masih bisa menutupi perasaannya. Namun kejadian kemarin telah mengubah sudut pandangnya.

Salma juga merasa memiliki Rony, bukan hanya Kay. Sialnya Salma harus menahan interaksinya agar kedua sahabatnya tidak mencurigainya. Juga agar Kay tidak pernah tau, bahwa kini Salma menjadi yang kedua dalam hubungannya dengan Rony.
***

"Kenapa sih cemberut aja?",tanya Rony mengelus lembut pipi Salma.

Keduanya usai melakukan percintaan diatas ranjang. Masih dalam selimut tanpa busana. Kali ini keduanya bercinta di apart Rony. Bukan di tempat Salma seperti kemarin.

Sebelumnya Rony tidak pernah membawa satu orang perempuan pun ke dalam kediamannya, bahkan Kayla sekalipun yang notabenenya adalah pacarnya. Kini aturan itu dipatahkan oleh Salma. Satu-satunya perempuan yang diperbolehkan Rony mengakses ruang privasinya.

Salma memeluk Rony dari samping. Ditatapnya wajah tampan yang sangat ia sukai itu. Salma sudah lama mencintai Rony. Sejak awal persahabatan mereka di masa-masa ospek kampus. Dia merasa nyaman setiap berada di dekat laki-laki itu. Meskipun tidak menampik kenyataan bahwa sekarang Rony sudah memiliki kekasih.

"Kenapa, hmm?" tanya Rony lagi. Cup, Rony mengecup kening Salma. Perempuan ini cantik luar biasa dimatanya. Rony merasa beruntung dapat memiliki Salma seutuhnya.

"Aku cemburu, sama Kay" ujar Salma. Semenjak kemarin mereka berdua mengganti panggilan menjadi aku-kamu kalau sedang bersama.

Rony menatap Salma. Lalu mengelus rambut wanitanya itu.

"Aku akan selalu sama kamu, Sal. Tapi kamu tau sendiri kan, Kay itu pacarku. Aku cinta sama dia. Aku harap kamu ngerti soal itu, Sal", ujar Rony.

"Aku cinta kamu, Ron", lirih Salma mencium pipi Rony.

"Aku juga sayang kamu, Sal", balas Rony. Laki-laki itu menyesap lembut bibir Salma. Lalu merambat ke bagian lainnya hingga keduanya kembali melakukan hubungan badan layaknya sepasang suami istri.

Ya, Salma tau ini akan selalu menyakitkannya. Rony tidak mencintainya. Itu fakta. Laki-laki itu hanya mencintai Kay, gadis cantik yang memang pantas bersanding dengan Rony.

Salma hanya akan menjadi yang kedua. Namun ia akan tetap bertahan dalam keadaan ini. Biarlah orang mengatainya sebagai wanita bodoh, atau murahan. Jika berada di samping Rony adalah satu-satunya cara untuk bahagia, Salma rela menggadaikan harga dirinya.
***

Kayla melempar sedotan teh esnya ke arah Rony yang baru saja datang dengan wajah sumringah.

"Kemana aja sih, lama banget!", Kayla mencebikkan wajah imutnya. Membuat Rony tertawa.

"Maaf sayang, tadi aku ada urusan dengan Salma", ujar Rony. Iya, urusan ranjang.

"Salma, Salma, Salmaaaaaa mulu", kini Kayla melipat kedua tangannya, defensif.

"Hei, jangan gitu dong, dia kan sahabat aku", bujuk Rony.

"Dan aku pacar kamu!", balas Kayla. "Prioritasnya siapa sih?!"

Rony mengusap kepala pacarnya yang kini tengah merajuk.

"Maaf ya sayang, gimana kalo habis ini kita nonton?"

Kay menggelengkan kepalanya. "Aku lagi naksir sama tas Cinal keluar terbaru, boleh nggak aku beli itu?"

"Everything for you, Kay", ujar Rony membuat Kay melonjak bahagia.
***

"udah sini biar gue yang bawa", ujar Paul sambil mengambil barang bawaan yang ada di tangan Nabila dan Salma. Kedua perempuan itu nampak kelelahan seusai mengitari mall mencari bahan masakan.

"Rony kemana sih? kita kan mau BBQ-an di tempat Salma", gerutu Nabila sambil meregangkan tangannya yang pegal sejak tadi.

"bentar gue telpon", ujar Paul.

"biar gue aja powl", sahut Salma sambil langsung mengeluarkan handphonenya.

Paul melirik handphone Salma sebentar, lalu fokus memperhatikan Nabila yang sudah hampir melakukan gerakan senam untuk mengusir rasa pegalnya.

"dia lagi disini sama Kay, tungguin katanya", ujar Salma. Handphonenya langsung ia masukkan ke dalam tas.

"Foto dihandphone lo siapa, Sal?", tanya Paul mendadak.

"Foto gue lah", jawab Salma sambil cengengesan.

Paul hanya ber O tanpa suara. Tidak lama kemudian Rony datang sambil menggandeng Kayla yang menenteng satu paperbag besar yang sudah bisa ditebak isinya adalah tas branded.

"Bau-bau uang hangus nih", sindir Nabila dengan wajah innocentnya.

Salma melirik sekilas ke arah Rony yang masih setia menggandeng Kayla. Dia tidak iri dengan Kayla yang kerap dihujani hadiah mahal oleh Rony. Hati Salma hanya sedikit ngilu karena dia dan Rony tidak akan pernah bisa melakukan kontak fisik dalam konteks romantis di area umum.

Rony perlahan melepaskan gandengannya pada Kayla saat matanya bertemu dengan tatapan Salma. Entah kenapa dia merasa lebih bertanggung jawab atas perasaan Salma sekarang.

"Sorry kalo lama, tadi gue nemenin Kay nyari barang dulu", ujar Rony mencairkan suasana. Dia tau teman-temannya kurang suka dengan hubungannya bersama Kay. Terlebih Nabila yang terkadang terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya.

"Yaudah, cabut aja langsung", ajak Paul. Waktu adalah uang, dan Paul suka uang.

"Nngg,, sorry nih, gue gak bisa gabung sama kalian, soalnya mau nemenin nyokap ke dokter", ujar Kayla.

"Lah kalo gitu kita dari tadi nungguin siapa dong?", Nabila tiba-tiba merasa kesal.

Salma menggenggam tangan Nabila, berusaha menyabari sahabatnya itu. Muka Kayla berubah masam. Dia menatap Rony meminta bantuan, namun Rony justru menatap Salma yang ada di depannya.

"Kalo Kay mau pulang, yaudah nggak papa kok", kata Salma kemudian.

"Ron, kamu langsung aja ya, aku minta jemput mama aja sekalian", ujar Kayla mengelus pipi pacarnya itu.

Salma membuang muka ke arah lain. Ini resiko yang memang harus ia terima. Dulu dia pandai sekali menutupi perasaanya terhadap Rony. Entah mengapa sekarang justru sebaliknya.

Rony melepas kepergian Kayla sambil sesekali mencuri pandang kepada Salma. Dia ingin memastikan reaksi wanitanya itu. Ya, Salma adalah wanitanya, sedangkan Kayla adalah gadisnya. Dan akan selalu begitu, entah sampai kapan.

CINTA DALAM AKSARA 🍣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang