Semalam Saja

1.3K 140 32
                                    

Rony membuka pintu villa milik keluarganya yang kebetulan ada di Bogor. Iyo dan Oik nampak kelelahan, jadi setelah makan siang yang kesorean tadi, Rony memutuskan untuk membawa Salma dan kedua anak mereka untuk beristirahat sebentar di villa.

Iyo dan Oik sudah berlarian menghambur ke dalam villa. Mereka sudah sangat merindukan kasur.

"Pi, oik tidurnya dimana?", tanya Oik dengan mata sayu mengantuknya. Rony dengan sigap menggendong putrinya menuju salah satu kamar tidur yang ada di sana. Sementara Iyo langsung membuntuti papinya yang tengah menggendong kembarannya.

"Rumahnya bagus Pi, kita tinggal disini ya", ujar Iyo antusias. Rony menatap putranya sejenak. Dalam hatinya, ia pun juga punya keinginan yang sama.

Rony mengangguk. "Nanti kalo kalian sudah liburan, kita kesini lagi ya", ujarnya sambil merebahkan Oik ke kasur. Lalu Rony menggendong Iyo dan melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan pada Oik.

Selesai membaringkan kedua anaknya, Rony pun ikut masuk di tengah-tengah Oik dan Iyo dengan posisi menelungkup. Kedua tangannya terentang memeluk si kembar di dua sisinya. Rony bersyukur bisa ada dititik ini, meskipun hubungan dan komunikasinya dengan Salma masih tersendat-sendat.

"Pi? Mami mana? Kok nggak ikut kita ke kamar?", tanya Iyo menyadarkan Rony.

Lelaki itu pun bangkit dari kasur. "Papi nyari mami dulu ya", ujarnya pada si kembar yang langsung kompak mengangguk.
***

"Iya, nanti aku kabarin lagi ya, see you, bye", ujar Salma menutup teleponnya sambil tersenyum.

"Ehemm"

Salma menoleh kearah asal deheman itu dan langsung menyimpan handphonenya ke dalam tas. Lantas tersenyum kaku pada Rony.

"Nggak mau masuk? Diluar dingin, Sal", ucap Rony pada Salma yang masih berdiri di teras sejak kedatangan mereka tadi.

Salma akhirnya melangkahkan kakinya ke dalam villa. Ingatannya langsung melayang pada enam tahun yang telah lalu. Villa ini juga banyak menyimpan kenangan baginya. Ia dan Rony seringkali menghabiskan waktu berdua di tempat ini. Itulah yang membuat Salma ragu untuk masuk awalnya, dan memilih menelpon seseorang di teras untuk menguras waktunya.

"Sal?"

"Iya Ron?"

Rony melangkah menghampiri Salma dan menarik wanita itu dalam pelukannya. Salma tidak membalas, namun ia juga tidak berontak.

"Aku kangen banget sama kamu, Sal"

Salma mengangguk. Bingung bereaksi apa untuk menanggapi ucapan Rony yang tiba-tiba. Rony melepaskan pelukannya karena tidak mendapat balasan dari Salma.

"Bebersih gih, terus istirahat, kamu pakai kamar yang itu ya, kamar mandinya ada di dalam", ujarnya sambil memandang mata Salma.

Salma kembali mengangguk. Sebenarnya ia hafal sekali dengan seluruh sudut ruangan di villa ini. Ia pun melangkah menuju kamar yang ditunjukkan Rony dan menutup pintunya. Namun tidak berselang lama, Salma berteriak memanggil Rony.

Rony yang tadinya ingin duduk, kembali menegakkan tubuhnya saat ia mendengar Salma memanggil namanya. Bergegas ia mendatangi kamar mereka, dulunya kamar mereka berdua setiap menginap di sini, dan menyaksikan Salma dengan kepala yang melongok dari pintu kamar mandi.

"Apa, Sal? Kamu kenapa?"

"Ron, minta tolong boleh?"

Rony mendekat. "Kenapa Sal?"

"Kamu bener, pertanyaan kamu dimobil tadi bener", ucap Salma membuat Rony mengernyit. Namun tidak lama kemudian ia pun mengangguk paham.

"Tunggu sebentar ya, Sal. Sambil bebersih aja dulu", ucapnya menenangkan Salma. Wanita itu tersenyum karena Rony masih sama seperti dulu, memahaminya tanpa ia jelaskan secara gamblang.

CINTA DALAM AKSARA 🍣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang