I Catch You!!!

943 118 30
                                    

"Oik, Iyo, welcome to Parulian's Family!!!", seru Bagas membuat Rony langsung menengok ke arahnya dengan tatapan tidak percaya.

Paul menubruk tubuh Rony yang masih kaku ditempatnya. lelaki itu masih belum beranjak dari keterpanaannya. orang yang selama ini ia cari-cari ternyata ada di hadapan matanya sendiri. Bukan cuma satu, tapi ada dua!

"Akhirnya Ron!", seru Paul. Dia sebagai sahabat yang mengetahui duduk permasalahan Rony dan Salma sejak dulu, merasa bahagia akhirnya Rony menemukan anak kandungnya. Mengingat bagaimana perjuangan Rony seusai Salma pergi dulu. Paul menyusut airmatanya, ia sungguh-sungguh terharu dengan takdir yang terjadi di depan matanya.

"Powl, gue nggak mimpi kan?", tanya Rony.

Paul mengambil lagi map file yang tadi ia baca bersama Bagas, lalu menunjukkannya kepada Rony.

"Lihat siapa nama ibunya!", ujar Paul menunjuk kolom yang berisikan nama ibu kandung si kembar.

Salma Alyka

Rony meneliti data yang dipegang oleh Paul. Mulai dari nama anak mereka, disana tertulis Cleo Angkasa P. dan Chloe Alyka P.. Rony sadar kalau anak-anak ini ternyata memakai nama tengahnya dan nama tengah Salma. Rony menyunggingkan senyum saat menyadari hal tersebut.

Tatapan Rony terhenti dikolom tempat lahir si kembar. Di sana tertulis Melbourne sebagai kota kelahiran kedua anaknya. Melihat itu, Rony akhirnya mengerti mengapa selama enam tahun terakhir ini ia tidak dapat menemukan keberadaan Salma. Rupanya ia berada di luar negeri, sementara Rony hanya mencarinya ke seluruh penjuru Indonesia.

Jujur, Rony sama sekali tidak menyangka Salma akan senekat itu melahirkan sendirian di negeri orang. Hal ini juga yang membuat pencarian Rony selalu berujung nihil. Ternyata ia memang tak pandai menebak isi pikiran wanitanya itu. Kini benang merah yang terpintal tak beraturan itu mulai terurai. Akhirnya Rony menemukan jawaban dari tanya yang selama ini ia layangkan pada Tuhan.

"Powl, gue mau nangis", ungkap Rony jujur. Hatinya saat ini penuh. Dia bahagia, Iyo dan Oik adalah anaknya. Rony menatap Iyo dan Oik yang kini menggelendoti kaki Bagas bersama Alea. Bocah-bocah itu, ah ternyata, dunia masih baik padanya. Rony sempat putus asa dengan anggapannya sendiri, bahwa seumur hidupnya ia takkan pernah menatap wajah anak kandungnya sendiri.

"Gue juga Ron", ujar Paul yang ternyata lebih dulu menguraikan air mata. Sungguh amat langka pemandangan ini, dimana dua lelaki dewasa sama-sama menangis sambil berangkulan.

"Gue juga mau ikutan!", seru Bagas sambil memeluk kedua sahabatnya itu. Ketiga laki-laki itu kini sama-sama menangis dengan perasaan gegap gempita.

"Tuhan menjawab doa-doa lo, Ron", bisik Bagas. Rony mengangguk. Langkah berikutnya yang harus ia lakukan adalah menemui Salma. Meskipun ia belum tau bagaimana cara untuk memulainya.

"Kok Yanda, Papi, sama Baba berpelukan kayak Teletubbies sih?" , tanya Alea yang tiba-tiba muncul diantara mereka bertiga.

Paul memeluk anaknya, "Alea tau nggak, ternyata Iyo dan Oik itu anaknya papi Ony?"

Alea menggeleng. "Apa iya, Pi? Terus Alea bukan anak papi Ony lagi?"

"Alea tetap anak papi kok, tapi sekarang anak papi ada tiga, Alea, Iyo, sama Oik", jelas Rony sambil mengelus pundak Alea.

"Jadi kita sodara? Kata bu guru kalo satu orangtua namanya sodara", tanya Alea lagi.

"Iya, nanti kalo anak Baba lahir, juga jadi sodara Alea, paham kan?", kali ini Bagas yang menyahut. Alea mengangguk paham.

Alea langsung berbalik menghampiri Iyo dan Oik. "Iyo! Oik! Kata Papi, kalian sodara aku!", Alea berseru senang. Ia langsung memeluk bocah kembar itu. Ketiga bocil itu pun berpelukan sama persis seperti yang dilakukan oleh Rony dan dua sahabatnya tadi.

CINTA DALAM AKSARA 🍣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang