My Sick Twins! || LHC NJM

09. Biarkan terkubur

Masing-masing orang pasti punya yang namanya rahasia bukan? Sesuatu yang selalu mereka tutupi, karena bisa saja sebuah rahasia itu menjadi suatu kelemahan untuk mereka, atau justru sesuatu yang ditutupi demi kebaikan. Ya, rahasia bisa saja bersifat baik maupun buruk, tergantung dengan perbuatan apa yang mereka lakukan hingga menjadi sebuah rahasia, yang terkubur dalam.

Seperti Johan misalnya. Kepala keluarga Bagaskara, putra ketiga dari empat bersaudara, sosok yang dikenal sangat sempurna dalam dunia bisnis, sosok ayah yang bertanggung jawab, suami yang setia, serta si yang selalu menjadi suami idaman para wanita di luar sana dengan julukan family man yang melekat kuat, nyatanya memiliki sebuah rahasia yang kalau di ketahui banyak orang, mungkin julukan julukan yang disematkan padanya akan hilang detik itu juga.

Siapa yang tahu bahwa sosok sempurna itu, justru memiliki kecacatan. Dia memang ayah yang bertanggung jawab, buktinya mau bertanggung jawab terhadap anak yang dilahirkan oleh wanita simpanannya. Tentu dari situ dapat disimpulkan bahwa sosok suami setia itu sangat bertentangan kan. Lalu, suami idaman ya, tapi bagi Ayumi mungkin jika boleh memutar waktu dirinya enggan bersanding seumur hidup dengan sosok suami yang masih terjebak dengan masa lalunya, baginya Johan bukan suami idaman, jauh dari kata itu jika mereka tahu bagaimana sosok yang aslinya. Memang ada, perempuan yang ingin bersanding dengan dirinya yang arogan dan tempramen jika mereka tahu? Tentu tidak. Jika bukan karena perjodohan, Ayumi juga tidak mau. Tapi semua sudah terjadi, nasinya sudah menjadi bubur.

Jadi, tahu kan apa rahasia terbesar Johan? Ah, rahasia terbesar juga bagi seluruh keluarga besar Bagaskara. Sebab Bagaskara sangat menentang keras perselingkuhan, oleh sebab itu mereka memilih diam dan menutupi, biarkan dia terkubur, jauh di dalam sana.

Tapi, bagaimana jika salah satu anggota Bagaskara yang tidak mengetahui rahasia ini menjadi tahu? Sesempurna apapun ia terkubur, baunya pasti akan tercium juga kan? Lalu apa yang akan ia pilih. Membongkar rahasia itu atau tetap diam hingga ia membawanya kedalam liang lahat.

Seperti yang terjadi saat ini, Jeffran Putra Bagaskara, sulungnya Johan dan Ayumi tengah menghela nafasnya panjang. Sepanjang rapat selepas kuliah, pikirannya terus dipenuhi oleh perdebatan antara bunda dan ayah satu malam lalu. Kepalanya pusing, ia kira keluarganya sempurna, tak punya cerita semenjijikan itu, nyatanya tidak.

Jeffran paling benci dengan yang namanya perselingkuhan. Sekarang justru dia malah mendapatkan sebuah fakta jika, salah satu anggota keluarganya, yang selama ini diagunggkan, yang selama ini menjadi kesayangan, yang selama ini selalu di elu-elu kan, nyatanya dia adalah anak hasil selingkuhan. Lucu sekali. Bunda baik sekali mau merawat anak yang ibunya membuat perasaan bunda hancur, baik sekali sampai mengabaikan adik kandungnya sendiri. Ah tidak, soal Naren dirinya juga sama saja seperti bunda.

"Haha...ha keluarga sempurna apanya. Brengsek, bahkan orang yang selalu jadi panutan gua malah punya masa lalu semenjijikan itu." Menggerutu pelan, Jeffran memukul kepalanya dengan kedua tangan, lalu menyandarkan punggung tegapnya pada sandaran kursi.

"Harus apa? Sekarang gua harus apa?" Tanya Jeffran, pada dirinya sendiri dengan kedua netra yang bergetar.

"Kalau ini novel, gua pasti udah jadi peran antagonis di ceritanya. Sulung gak guna... Seharusnya kalau gak tau apa-apa gua diam aja... Seenggaknya, seenggaknya jangan ikut ikutan goresin luka... Padahal—" Menjeda ucapannya Jeffran lantas menundukkan kepalanya, menutupi kedua matanya dengan telapak tangan lebar miliknya, membiarkan air mata yang sedari tadi ditahan keluar, membentuk sebuah sungai kecil yang perlahan turun ke tanah.

"Maaf, maafin gua."