Threat

97 9 4
                                    

Di sela-sela pesta makan malam yang belum juga usai hingga pukul 9 malam itu, Rangga, Arga dan Putera memutuskan untuk ke area outdoor dari lounge mewah tersebut untuk menghisap nikotin sambil menikmati angin malam jakarta yang terasa dingin diket...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sela-sela pesta makan malam yang belum juga usai hingga pukul 9 malam itu, Rangga, Arga dan Putera memutuskan untuk ke area outdoor dari lounge mewah tersebut untuk menghisap nikotin sambil menikmati angin malam jakarta yang
terasa dingin diketinggian gedung seperti ini. Angin yang lumayan kencang menyapu rambut ketiga pria beserta asap putih yang keluar dari hidung dan mulut mereka. Bau rokok kretek yang khas tercium dari ketiganya. Aroma yang selalu menempel di baju dan membuat para wanita mengeluh akan baunya.

"Ga, kok lo bodoh banget sih? Kenapa lo tadi malah cerita tentang ngejer cewek cantik di toko Hermes? Padahal kan lo tau Meta pasti denger? Dah gila lo ya?"

Mendengar pertanyaan penuh kekhawatiran dari Putera, Rangga hanya tersenyum miring seperti biasa. "Biarin aja, biar Meta gak canggung."

"Yang ada di makin marah lah sama lo!"

"Kenapa dia musti marah? Kan dia udah hafal kalau gw emang begini. Harusnya dia lega, karena dia tahu kalau gw gak ngejer-ngejer dia banget. Kayaknya dia takut banget sama gw."

"Cewek apa lagi nih?" Arga yang tadi datang terlambat bersama Gisel, tidak mengetahui cerita apa yang dimaksud oleh kedua sahabatnya itu.

"Ada, gw ngeliat cewek di gerainya Hermes, terus gw kejer sampe masuk ke dalem juga." Celoteh Rangga dengan enteng.

"Ck! Katanya lo mau ngejer Meta? Gimana sih?" Arga semakin tidak mengerti dengan pola pikir sabahatnya itu.

"Tunggu dulu, jangan pada ngamuk dulu!" Senyuman belum juga hilang dari wajah tampan lelaki itu. Tapi senyuman yang kali ini berbeda, seolah dia menyimpan sesuatu yang akan membuat kedua temannya itu terkejut. "Lo pada tahu gak? Sebenarnya alasan gw tadi nekat masuk ke toko Hermes demi ngejer cewek itu, kenapa?"

Arga dan Putera menggeleng serempak, seolah terhipnotis dengan pertanyaan yang Rangga ajukan.

"Gw pikir cewek itu adalah orang yang gw cari-cari selama ini. Asli! Hampir copot jantung gw waktu ngeliat tuh cewek."

"Siapa?"

"Lyra!" Jawab Rangga singkat tapi benar-benar mampu membuat kedua lelaki di depannya itu terkejut.

"Hah?" Putera sampai mengerinyitkan dahinya saat mendengar jawaban itu.

"Iya, Lyra." Mata Rangga masih sama berbinarnya saat menyebut nama wanita impiannya itu, sama seperti dulu. "Gw kira cewek yang gw liat itu adalah Lyra! Mirip banget sumpah!"

"Lyra si fairy lo itu?" Tanya Putera lagi.

Rangga tersenyum sambil mengangguk.

"Lo masih mikirin tuh cewek?" Tanya Arga tanpa rasa antusias.

"Iya, gw lagi nyari-nyari keberadaan dia. Tapi belum ketemu juga."

"Buat apa?" Tanya Arga lagi.

"Gw pengen tau aja dia dimana dan gimana keadaannya." Rangga tidak sepenuhnya berbohong. Tapi dia belum bisa mengungkapkan semua masalah dan rencana yang sedang terjadi di hidupnya. Entahlah, bagi Rangga sangat berat membuka tentang masalah keluarganya yang menurutnya sangat kelam. Dia malu dan juga tidak siap untuk menceritakannya sekarang. Seumur hidup, selama mereka bersahabat, Rangga tidak pernah sekali pun menceritakan tentang masalah keluarganya pada sahabat-sahabatnya itu. Dia selalu menceritakan yang senang-senang saja, yang lainnya dia simpan sendiri.

LeonidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang