Lips Reunion 🔞

184 7 6
                                    

Jam digital pada layar ponsel Meta sudah menunjukan pukul satu siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam digital pada layar ponsel Meta sudah menunjukan pukul satu siang. Dia dan Rangga sudah menyelesaikan makan siang di kantin sekolah yang penuh tawa dan nostalgia. Mumpung di Amerta, mereka memutuskan untuk berkeliling sekolah sekalian napak tilas, mengunjungi tiap kenangan yang masih tertinggal di sudut-sudut bangunan sekolah megah ini.

"Gw masih heran, ini kelas pada penuh sama anak-anak sekolah, kok tadi bisa-bisanya kantin malah kosong ya?" Ucap Meta dengan keheranan saat mereka melewati deretan kelas yang dari jendelanya terlihat aktivitas belajar dan mengajar di dalam sana.

Rangga hanya cengar cengir. "Iya, aneh ya? Jangan-jangan anak zaman sekarang lebih suka belajar di kelas kali ya darpada makan siang?"

"Gak masuk akal! Anak-anak sekolah macam apa begitu?"

"Anak-anak ambisius kayak mba-mba ini!" Rangga menusuk pipi Meta yang kenyal menggunakan jari telunjuk kanannya. Tak lupa dia tersenyum memamerkan lesung pipi nya yang dalam.

"Apaan sih? Gak usah sok imut deh!" Meta mendeliki kesal sambil mepercepat jalannya. Sebenarnya dia tengah menyembunyikan semburat merah muda yang tiba-tiba muncul di wajahnya.

Rangga tertawa, dia setuju kalau tindakannya barusan memang sok imut! Tapi dia sengaja, dia sengaja ingin melihat wajah Meta yang menggemaskan saat kesal.

Langkah demi langkah mereka mengantarkan keduanya pada sebuah aula yang begitu megah. Tidak kalah megah dari ballroom di hotel-hotel bintang lima.

"Lo mau ngopi gak?" Tanya Rangga tiba-tiba. Dia tahu sekali kalau Meta suka dengan kopi, bahkan sudah di tahap adiksi. Tiap siang sebelum lanjut kerja, gadis itu wajib mengkonsumsi kopi. Dan kopi kesukaannya adalah dari sebuah cafe kopi asal Jepang yang bernama Arabica. Menurutnya, rasanya pas dan tidak asam sehingga aman untuk penyakit magh nya yang kadang kumat.

"Kopi? Emang ada cafe atau kedai kopi sekarang di sini?"

"Ada!" Senyuman Rangga semakin cerah. Dia sudah membayangkan kalau wanita di sebelahnya pasti akan senang menemukan merek kopi kesukaannya di sini.

Dengan tergesa-gesa Rangga menarik tangan Meta dan membawanya ke dalam gedung aula utama sekolah yang letaknya tidak jauh dari posis mereka sekarang. Dan alangkah terkejutnya Meta saat melihat seisi aula yang biasanya digunakan untuk upacara dan acara-acara penting sekolah itu, kini sudah disulap menjadi seperti festival kuliner dengan beberapa stand makanan dari merek-merek ternama yang sering kita temui di mall Jakarta. Ada kopi Arabica, Sushi Tei, Hagendaz, Haidilao, Rumah Makan Pagi Sore, Laolao dan masih banyak nama terkenal lainnya. Lengkap, dari berbagai jenis makanan tersedia di sana. Aula itu juga terlihat masih diisi dengan beberapa guru dan pegawai sekolah yang sedang menyantap makan siang.

"Loh? Sekarang sekolah kita menyediakan fasilitas kayak gini? Wah! Kenapa gak dari dulu, ya!" Meta terlihat berbinar melihat deretan makanan yang beberapa ada yang menjadi favoritnya. Langkah kaki gadis itu otomatis langsung mendekat ke stall kopi Arabica dan memesan coffee latte kesukaannya.

LeonidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang