Pengorbanan

18 1 0
                                    

Setelah membaca, jangan lupa pencet bintang dan komen yaaa...

Selamat membaca...

Setelah itu Raesya pergi dari ruangan Bryan dan menghampiri dokter yang akan masuk ke ruangan Bryan.

"Dok, bisa bicara sebentar?"

"Anda pacarnya pasien kan? Ada yang bisa dibantu?"

"Ya, benar dok. Jadi begini, pacar saya nggak mau dirawat inap disini dok. Karna kebetulan adiknya juga sedang sakit dan di rawat di rumah sakit yang sama, boleh nggak klo dokter buatkan resep atau obat yang bisa dikonsumsi sama pacar saya? Biar nanti saya yang bantu rawat dia dari rumah dok"

"Oalahh begitu rupanya, baik. Akan saya buatkan resep obatnya, tetapi perlu diingat ya bu. Kalo hanya minum obat tanpa makan dan minum yang teratur juga sama saja bohong, saya yakin ibu mengerti maksud saya kan?"

"Sangat amat mengerti dok, akan saya pastikan bahwa pacar saya akan makan dengan teratur dan meminum obat juga dengan teratur"

"Okey, baik kalo begitu. Saya izin tinggalkan dulu untuk membuat resep obatnya ya bu, untuk pencabutan infus nnti akan dibantu dengan suster yang ada disini. Ada lagi yg perlu saya bantu bu?"

"Cukup dok, terimakasih banyak ya dok"

"Sama-sama ya bu".

Dokter lalu pergi meninggalkan Raesya.

Raesya lalu kembali ke dalam ruangan Bryan.

"Love, kata dokter kamu udh bisa rawat jalan ya. Sbntr lagi suster akan kesini buat copot infus kamu, habis itu kita bisa balik ke ruangan Randa"

"Makasih banyak ya Syayang, aku seneng banget karna akhirnya bisa pulang dan gk harus di rawat disini"

"Gak di rawat disini bukan berarti bebas loh ya, tetep dalam pengawasan aku. Aku yang akan ingetin kamu setiap saat, kalo kamu gk mau nurut. Nnti ku bilang ke dokternya untuk rawat disini lagi"

"Iyaa lovee, aman ituuu. Kalo ada kamu mah pasti langsung sembuh deh akunya"

"Bisa gitu ya"

"Bisa dong love, love you Syayang"

"Love you more sayang"

Tak berselang lama, suster pun masuk.

"Saya izin copot selang infus nya ya pak"

"Iya sus, silahkan"

Raesya yang senantiasa menggenggam lengan kiri sang pacar.

"Gapapa kok Syayang, ini gak sakit. Ya kan sus?"

"I-iya pak, gak sakit kok"

"Iya tetep aja lah love, pasti agak kerasa sakit pas jarumnya dicabut"

"Sakitnya cuma sedikit Syayang kuu, jangan terlalu cemas ya"

Bryan yang paham akan kecemasan yang dirasakan oleh kekasihnya.

Saat jarum tersebut hendak di cabut, sontak Raesya menutup matanya. Bryan yang melihat itu langsung melepas genggamannya dan menutupi wajah kekasihnya itu, sampai dirasa sudah selesai baru ia buka kembali.

"Tuhh, liat love. Aku gapapa kan, gak sakit ini tuh"

Raesya yang membuka matanya secara perlahan.

"Ishh pasti sakit ya love?"

"Nggak cintakuu, lagian kalaupun sakit. Kan ada kamu disini, jadi ilang sakitnya soalnya udh ada obatnya"

Raesya memukul pelan lengan pacarnya, ia merasa malu karena terlalu bucin di saat masih ada suster di ruangan tersebut.

Mas Dosen My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang