KEPAKAN sayap dari Alde menjadi sapaan pertamanya di kerajaan kegelepan, yakni alam terkutuk; neraka, di mana tempat yang penuh dengan jiwa-jiwa yang telah dikutuk. Lembah kehancuran itu dihiasi dengan kobaran api dengan level hukuman yang tertentu. Alde dengan tidak minat mendarat di laluan yang sudah dikhususkan untuknya. Setiap langkah angkuhnya diiringi dengan jeritan menyakitkan penuh sesalan dari jiwa-jiwa yang sedang dihukum. Bau amis yang tidak menyenangkan turut menggangu pernafasannya. "Sial." Umpat Alde.
"Master, sila ikuti saya. Yang Mulia ingin menemui anda." Suara yang datang dari pelayan pribadi sang ayah, membuat Alde mengangguk saja, mengurungkan niatnya untuk kembali ke kastil magisnya. Alde kemudian kembali mengepakkan sayap hitam besar miliknya, sedia mengikuti langkah cepat dua pelayan yang merupakan pelayan pribadi ayahnya, walaupun dua pelayan di depannya ini bertubuh lebih bongsor darinya dengan jubah hitam yang membaluti, sedikitpun tidak membawa rasa gerun kepadanya.
Eryx, nama khusus yang diberi oleh Lucifer kepada mereka. Eryx tidak diutus untuk menyentuh para jiwa terkutuk dalam menghukum mereka di wilayah dalam lembah kehancuran, Eryx hadir dengan esensi Lucifer, sang majikan yang memiliki jiwa keduanya. Kedua Eryx tersebut dicipta sendiri oleh Lucifer, tanpa sayap tapi mempunyai kekuatan ajaib tersendiri, kehadiran mereka adalah khusus untuk melindungi, melayani dan memenuhi segala kebutuhan Lucifer.
Sedang Alde tidak mempunyai pelayan pribadi di alam kegelapan ini, ia hanya mempunyai beberapa setan kecil yang kadang datang untuk mebantunya. Selebihnya, Alde lebih memilih untuk tinggal sendirian di kastil magis miliknya tanpa ada campur tangan lain.
Usai tiba di depan istana kegelapan milik sang ayah, dua Eryx itu serta merta lenyap dari pandangannya. Kehadiran Alde di sana disambut dengan gerbang tinggi nan megah penuh aura gelap. Istana kegelapan, yang penuh dengan aura gelap dan mengerikan, istana besar yang tempatnya mengapung dengan megah tepat menghadap jurang dalam dengan kekuatan mistis.
Alde melangkah masuk, aura halaman depan istana milik sang ayah semakin menggelap dari sebelumnya. Memberi maksud jika kekuatan sang ayah semakin bertambah kian hari. Melihat makhluk-makhluk kegelapan lainnya yang siap menerkam juga semakin banyak, ayahnya benar-benar raja dalam segala kegelapan ini. "Sial, sial," umpat Alde saat tidak kuat mengimbangi bobot tubuhnya sendiri, menahan kekuatan kegelapan milik sang ayah yang perlahan menyerap energi darinya.
Alde memetik jarinya, mengeluarkan tongkat miliknya menjadikan sebagai tumpangan tubuhnya. "Fuck Lucifer." Alde selalu lemah jika berhadapan dengan ayahnya, nafasnya perlahan memberat, ia kemudian memejamkan matanya, dan berteleportasi tepat di depan singgasana gagah milik Lucifer, sosok yang menghadirkan dirinya sebagai keturunan pertamanya.
Lengkap dengan Eryx yang turut ada di sana, siap mengawasi dirinya di samping singgasana Lucifer.
"Haha," tawa keras terkesan angkuh itu bergelegar dalam istana kegelapan tersebut. Lucifer yang sedang menikmati waktunya tadi bangun dari singgasana miliknya, bertepuk tangan penuh dengan rasa sombong. "Jadi benar apa yang para utusanku bilang? Kekuatan mu semakin kuat, anakku tampaknya akan menyaingi kekuatan ayahnya sendiri."
Lucifer kembali melabuh pada singgasananya, telunjuknya bergerak mengarah pada Alde yang masih diam di depannya, sesaat setelah itu, Alde jatuh terduduk dalam posisi melutut menghadapnya. Lucifer terkekeh puas, "sikap lancang tidak cocok denganmu, Lucius." Sombong Lucifer dalam mengutarakan kalimatnya.
Di sisi lain, Alde masih saja mengatup rapat bibirnya, melutut dengan kepalan erat pada tongkat magisnya. Ia tahu, kodratnya tidak setanding dengan sang ayah di depannya ini. "Apa yang ayah butuh dari aku?" ujar Alde tanpa basa-basi, tidak mau berlama-lama. Sudah dibilang, Alde lebih memilih tinggal di kastil magisnya berbanding satu istana dengan sang Lucifer ini.
Jijik karena Lucifer lebih gila dari para iblis yang ada di dunia kegelapan ini."Lihatlah di sampingku ini, ayah bawakan kabar gembira untuk kita berdua."
Mendengar itu, Alde segera mendongak, tatapannya jatuh pada sesuatu yang dimaksudkan sang ayahnya. "Siapa?" tanyanya dengan ekspresi tidak minat, ada apa dengan iblis betina yang cukup asing baginya ini? Perawakan yang jauh berbeda dari iblis yang ada di sini. Iblis tersebut berperawakan lebih anggun dan terkesan suci dengan pakaian putih bersih persis penghuni di tingkat atas; kerajaan langit.
"Ini Lilithra, penghuni kerajaan langit. Sosok yang akan hamil dan melahirkan anakmu nanti."
Alde melirik ayahnya tidak percaya, "untuk apa? Apakah kehadiran aku belum cukup untukmu, ayah?" tanyanya mencari kebenaran, mata bersinar dengan warna segelap darah itu menatap tajam sosok yang rupanya penghuni kerajaan langit ini. "Para malaikat yang bersekutu dengan makhluk dunia bawah tidak bisa dianggap makhluk suci lagi, mereka bakal berstatus sama seperti kita, iblis si pengkhiat keji." Tegas Alde.
Lucifer kembali menarik senyum angkuh, bangga dengan kepekaan yang dimiliki sang anak. "Ayah yang memerintahnya untuk ke sini, tidak suci? Oh jangan bercanda Lucius, itu tidak penting. Ayah hanya memerlukan darah daging dari kalian."
"Untuk apa, ayah? Apa ayah sedang merencanakan sesuatu?" tanya Alde lagi, kalau sang ayah sudah bersikeras begini, sudah pasti ada sesuatu yang harus menjadi milik sang ayah walau dengan cara apapun.
"Benar, ayah ingin menguasai kedua kerajaan ini. Kerajaan kegelapan ini saja tidak cukup untuk ayah, ayah harus memiliki kerajaan langit juga." Serakah Lucifer menyatakan kemauannya. "Dan ayah perlukan bayi yang mempunyai kedua darah kotor dan suci untuk ayah miliki jiwanya. Kehadiran bayi tersebut pasti bisa meluluhkan Zeus agar menerima kembali ayah untuk memasuki kerajaan langit lagi." Jelas Lucifer, mengingat kembali kehidupannya sebelum ditendang ke dunia kegelapan ini. Dan Zeus, teman lamanya yang kini sudah menganggapnya sebagai ancaman abadi kerajaan langit.
Alde diam, sekurangnya Lucifer belum mencium kelakuannya di bumi selama ini. "Kapan ayah memerlukan itu?" Tidak ada jalan lain selain menyetujui kemauan sang ayah agar keadaan di bumi tidak tercium oleh sang ayah. Setidaknya untuk saat ini, Ethan dan Micah harus tetap aman dari pengetahuan Lucifer.
"Kapan saja, ayah akan menunggu." Lucifer tersenyum penuh makna, pinggang ramping Lilithra dielus lembut dari belakang, bisikan kecil ia berikan pada wanita penghuni kerajaan langit itu. "Godalah anakku, dia tidak akan menolakmu."
Lilithra tersenyum anggun persis senyuman para malaikat, manis dan menenangkan. Ia mengangguk, kemudian melangkah turun dari singgasana milik sang penguasa neraka itu. "Hi, Lucius," sapa Lilithra dengan sentuhan lembutnya di bahu keras Alde.
Lilithra membantu Alde untuk bangun. "Ayo, tunjukin aku kastil magis mu itu," bisik Lilithra, masih setia dengan senyum manisnya.
࿂ to be continued ࿂
KAMU SEDANG MEMBACA
devil's vow. jaeyong
Fantasía[ ON HOLD ] M/M | JAEYONG | FANFICTION | GREEK MYTHOLOGY | FANTASY | ROMANCE | SUPERNATURAL | MATURE + EXPLICIT | MALE PREGNANT & LACTATION ⚠️ Hidup Ethan yang sudah berantakan selama ini, semakin dibuat berantakan kala kehadiran Alde, si makhluk m...