O12 | Midnight Barbecue.

465 69 4
                                    

BAU harum daging panggang yang sudah matang bertebaran di udara pada malam itu, pesta barbeque yang mendadak rupanya berjalan lancar. Empat orang dewasa yang sedang sibuk dengan tugas masing-masing menit lalu kini sudah duduk manis; sedia menyantap setiap hidangan di meja panjang itu.

Micah, si bayi gemuk pun turut ada si sana, duduk molek di antara orang tuanya. Malam itu, ia sedang dalam mode anak baik, karena sejak sesi panggang-memanggang dan persiapan makan; Micah beneran diam menjadi penonton kesibukan para orang dewasa itu sambil bermain dengan mainan miliknya, lengkap dengan dummy lucu di mulutnya.

Ethan? Oh tenang, dirinya pasrah merelakan rumahnya menjadi bahan rekreasi para makhluk mitos tersebut. Sejak suara melengking Anne yang tiba-tiba berteriak heboh untuk melakukan pesta barbeque, Ethan sudah tahu ia tidak punya alasan untuk menolak atau membantah Anne. Untungnya, segala perlengkapan pesta kecil-kecilan mereka disediakan oleh Anne dan teman mereka yang baru Ethan kenal hari itu; Caius.

Halaman di belakang rumah Ethan yang sebelum ini hanya tersusun tanaman, sudah berubah wajah. Dihias dengan lampu dan beberapa perlengkapan lain, menjadikan halaman tersebut persis seperti di pesta-pesta yang sering Ethan lihat di layar kaca. Ah, tentunya dengan sentuhan magis dari mereka, Ethan tidak mempermasalahkan itu, asal rumahnya tidak ikut diubah. Bisa heboh nanti kalau itu sampai terjadi.

"Selamat makan! Thanks Ethan udah izinin buat bikin kacau di rumah lo hehe." Anne melempar tawa senang, sosis yang sudah dipotong kecil ia ambil dan disuap kepada Ethan yang kebetulan duduknya berhadapan dengannya. "Malem ini gue pijit lo okee, mmuah!"

"Enggak." Alde langsung mengeluarkan suara saat ucapan aneh dari Anne kembali mengganggunya.

"Dih! Ethan aja gak ngomong apa-apa," kata Anne sambil memutar mata malas, merasa jengkel dengan Alde, setiap kali ia membuka bicara.

Tingkah Alde dan Anne saat itu membuat Ethan dan Caius terkekeh geli. Ethan sepertinya sudah masak dengan kelakuan mereka yang suka berdebat tentang masalah sepele. Caius pula, yang sememangnya sudah lama bersama kedua makhluk berbeda status itu hanya diam menikmati kegaduhan yang terjadi.

"Mam... mm cocis!"

Suara lucu Micah sukses mengambil perhatian kesemua orang dewasa di sekitarnya, dummy nya sudah lepas sembari tangan kecilnya menunjuk hidangan di depannya saat itu. Ethan mengangkat Micah ke pangkuannya, "no, itu makanan orang dewasa, Micah makan ini aja ya?" piring khusus buat bayi Ethan tarik, menaruhnya tepat di depan Micah yang sudah cemberut; menolak untuk makan makanan bayi di depannya.

"Nno!"

"Co... cis! Mam mm cocis!"

Alde yang duduk di samping Ethan kala itu mengambil potongan sosis lalu diberikan kepada Micah. Tangan mungil berisi Micah menyambut sosis dari Alde dengan mata berbinar dan senyum senang. "Tehee nyam nyam..."

Ethan menoleh kepada Alde dengan kerutan di muka, ini yang bener aja? Batin Ethan. "Micah masih kecil, Alde," tegur Ethan mengingatkan kalau Micah masih tujuh bulan, walau tubuh anaknya tidak kelihatan seperti bayi tujuh bulan.

"No need to worry, kalau lo mau kasi Micah daging juga masih bisa. Anak lo itu bukan bayi manusia, Ethan." Anne memasukkan potongan daging ke mulutnya, mengunyah penuh nikmat lalu menelannya dengan perlahan, ia menatap Ethan dengan serius. "Bayi setan bisa makan apa aja, gak perlu ribet kayak bayi manusia. Micah itu hmm... bisa dibilang a gifted baby," ujarnya dengan satu kedipan centil ke Ethan.

"Tapi sebelum ini kamu..."

"Iya karena sebelum ini lo belum tau siapa bapaknya Micah, jadi udah tugas gue harus layan Micah like he's a human baby." Sendok garpu yang hujungnya sudah lengkap dengan daging dan sosis kembali diarahkan kepada Ethan. Senyum lebar langsung mekar saat suapannya diterima Ethan dengan baik. "More information just ask Alde oke, sekarang kita harus makan-makan!!"

Ethan mengunyah perlahan sambil mencerna ucapan Anne, ia kembali melihat Alde di sampingnya dengan satu kening yang terangkat naik. Ketika mendapat anggukan dan senyum tampan Alde, Ethan paham kalau dirinya saat ini benar-benar terjebak dalam kehidupan penuh keanehan ini. "Bubbu mam... too!"Perintah dari sang bayi menjadi akhir untuk Ethan terus berpikir, ia ikut menikmati hidangan pada malam itu.

Sesekali dikecohkan dengan Anne dan Alde yang sibuk berebut untuk menyuapkan Ethan makanan, yang berakhir dengan Micah yang menangis kencang karena terganggu acara makannya. Caius sebagai setan yang paling tenang di sana dengan inisiatif membawa Micah menjauh dari ketiga orang dewasa tersebut.

Untungnya, acara mereka pada malam itu tidak berlangsung lama. Ethan juga tidak dibenarkan untuk keletihan malam itu. Dan berakhir dengan dirinya yang sekarang sedang menepuk pantat bayinya; Micah yang sedikit sulit untuk menjemput mimpi. Mulut mungil sang bayi masih bergerak-gerak menyedot susu darinya, menandakan kalau Micah masih belum tidur sepenuhnya.

Setelah beberapa menit lamanya, akhirnya Ethan bisa lepas dari Micah yang kini sudah lena dalam tidurnya. Ia kemudian bergerak perlahan untuk turun dari ranjang agar tidak berbuat bunyi, tapi sesaat ia berbalik tubuhnya dikagetkan dengan kehadiran Alde yang berdiri tegak di depan pintu kamarnya. "Alde!"

Alde terkekeh kecil, tungkainya dibawa menghampiri Ethan yang sudah bergerak ke lemari pakaian; menghiraukan kehadirannya saat itu. Belum sempat Ethan untuk menarik piyama tidurnya, Alde terlebih dahulu memutar tubuh Ethan. "Aku gak suka dianggurin," bisik Alde.

Ethan menahan nafas saat Alde sudah memeluk sempurna pinggangnya. Tangannya otomatis naik di kedua pundak Alde, dengan niat menahan agar Alde tidak semakin dekat dengannya, tapi nihil karena kini bibirnya sudah dilumat penuh oleh Alde. "Nnh..."

Bibir tebal Alde terus bergerak di atas bibir mungil Ethan, lumatannya saling berpindah dengan gerakan baik. Mencumbu Ethan bak dessert paling enak malam itu, hingga meninggalkan liur yang menodai bibir mereka. "Micah udah dapet susunya," ucap Alde dengan suara rendah sambil memberi kecupan di leher putih Ethan, "aku juga mau punyaku," bisiknya lagi di ceruk leher Ethan, seolah menahan untuk tidak menerkam Ethan dalam detik itu.

Ethan menggeleng keras, ia menolak. Tangannya bergerak menyentuh rahang Alde agar melihatnya, kemudian satu tangannya berpindah menutup mulut Alde. "Anne bilang kamu gak boleh sentuh aku dalam waktu dekat ini," ujar Ethan, mata bulatnya bertatapan dengan mata tegas Alde. "Em... aku mau mandi dulu, bye!" Setelah mengatakan itu, Ethan dengan cepat melepaskan diri dari Alde, menarik piyamanya serta handuknya lalu berlari masuk ke kamar mandi.

Meninggalkan Alde yang menahan diri untuk tidak meledak di sana. Kedua matanya terpejam erat, tangannya terkepal kuat, pun nafasnya yang memberat, sedang dalam diam ia mengumpat banyak. Sial. Ingatkan Alde untuk benar-benar melempar Anne/Kaine itu ke neraka terdalam nanti.

࿂ to be continued ࿂

devil's vow. jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang