SELEPAS makan siang dan kelelahan bermain bersama sang bapa, beberapa menit setelahnya Micah akhirnya jatuh tertidur di lengan Alde. Tangan pendeknya melingkar di lengan kekar Alde, memeluknya bak guling tidur, nafasnya teratur, disertai dengkuran halus menandakan ia sedang lena dalam tidurnya.
Alde bergerak penuh hati-hati, membawa tubuh bak adonan gandum itu ke ranjangnya agar tidur sang anak lebih nyaman. Dummy lucu di nakas samping tempat tidur Alde ambil, lalu dengan gerakan perlahan ia membuka bibir kecil Micah untuk memasukkan benda karet tersebut. Untungnya Micah tidak terganggu, si bayi gemuk itu hanya merespons dengan gerakan kecil sebelum mulut mungilnya refleks menyedot pelan. Alde terkekeh kecil, ah bayi kecilnya satu ini sangat menggemaskan.
Alde bergerak ke ranjang yang lebih besar, melabuhkan dirinya di permukaan empuk itu dengan helaan nafas panjang. Sesekali matanya melirik ke arah jam dinding, sedikit tidak sabar menunggu kehadiran Ethan untuk pulang. Ah, dirinya butuh susu juga.
"Bubbu pul... oh Alde?"
Mendengar suara yang sangat dinantikan itu membuat Alde lantas bangun dari ranjang. Matanya melebar senang melihat kehadiran Ethan yang berdiri di samping pintu kamar. Entah kenapa, ia terlalu semangat kala itu hingga tanpa basa-basi, Alde menghampiri Ethan dalam sekejap. "Hai," sapanya seraya menarik Ethan masuk ke dekapannya. Tak lupa untuk menghirup dalam bau harum Ethan yang malangnya membuat hasratnya tiba-tiba membuncah naik.
"Aldee..." bisik Ethan hampir tak kedengaran, kaget karena tingkah Alde yang tiba-tiba. Tapi setelahnya, Ethan membalas pelukan Alde dengan tepukan pelan di punggung sang dominan. Namun, ketika sadar kalau Alde yang saat ini tidak berbaju, membuat Ethan mendorong tubuh besar Alde. "Kamu... terluka lagi?" ujar Ethan, melihat perban yang melilit di pundak Alde yang tidak berbaju. "Apa yang terjadi? Apa ini sakit? Yang bikin lukanya sama kayak... hmh!"
Alde tidak menunggu Ethan menyelesaikan ucapannya, merasa itu tidak penting untuk dibincangkan. Bibir tipis Ethan diraup lembut olehnya, menghisap bergantian dua belahan kenyal itu sebelum menaruh lumatan gemas hingga lidahnya dibawa masuk ke rongga mulut Ethan, menjelajahi setiap sudut milik Ethan dengan penuh hasrat.
Ethan kewalahan mengimbangi, berakhir dengan dirinya yang pasrah dicumbu kasar. "Mn..." Desahan cabul perlahan kedengaran saat Alde semakin menekan untuk memperdalam ciuman mereka. "Ngh Alde!" Ethan menepuk bahu Alde ketika pasokan oksigennya semakin menipis.
Nafas hangat berbau segar langsung menerpa wajah sesaat Alde menarik diri darinya, "Alde..." panggil Ethan perlahan, ia mendongak melihat bola mata Alde yang memandang lekat ke arahnya, bonus dengan senyum senang andalannya, ah Ethan sangat tau apa arti dari senyuman itu.
"Kenapa?" Alda menyoal seraya turun mengecup belakang telinga hingga garis leher Ethan. "Kamu gak bisa nolak lagi, sayang."
Geraman rendah Alde di ceruk lehernya membuat Ethan merinding kegelian. Sudah jelas, dirinya memang tidak bisa untuk menolak lagi kali ini. "Tapi ini masih siang..."
Alde terkekeh, "kenapa kalau siang? i can still make you moan loadly... sampai malam tiba."
"Hnh Alde," Ethan refleks mendongak saat Alde berpindah bermain di tulang selangkanya. "Jangan digigit, ahk! Sakit Alde!" protes Ethan kesakitan ketika barisan gigi Alde yang sengaja menggodanya di sana.
"I miss you," bisik Alde sembari terus menaruh kecupan di leher hingga pundak sempit Ethan. "I miss you," lagi, kini bibir tebalnya bergerak mengulum telinga Ethan, "fuckin miss you," dan kecupan berhenti di permukaan kenyal Ethan. Bibir kecil Ethan yang masih basah karena liurnya tadi kembali Alde sentuh dengan gerakan lembutnya. Tangannya naik memegang tengkuk belakang Ethan memperdalam ciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
devil's vow. jaeyong
Fantasy[ ON HOLD ] M/M | JAEYONG | FANFICTION | GREEK MYTHOLOGY | FANTASY | ROMANCE | SUPERNATURAL | MATURE + EXPLICIT | MALE PREGNANT & LACTATION ⚠️ Hidup Ethan yang sudah berantakan selama ini, semakin dibuat berantakan kala kehadiran Alde, si makhluk m...