O19 | Not Your Fault, Bubbu.

464 68 24
                                    

SEBELUMNYA, di satu sisi lain di bumi saat dini hari sekali, kamar Ethan kedatangan tamu yang bahkan Ethan tidak menyanhka kalau sang tamu tersebut mengetahui letak duduk rumahnya. Awalnya Ethan sudah menaruh rasa curiga, setelah mendengar teriakan amarah dari Anne dan Caius dengan kilatan benci di mata, semakin mendukung kecurigaan Ethan pada sang tamu tersebut; Lilithran, sosok wanita yang sempat berkenalan dengannya di galeri tempoh hari.

"Ngapain lo ke sini anjing?!" Anne mengumpat kasar, tubuh Ethan dibawa ke belakangnya, ia dan Caius bediri seolah benteng pelindung untuk Ethan. Tatapannya nyalang, memelototi Lilithra agar tidak melangkah dekat ke arahnya.

Lilithra menarik senyum manis, tangannya mengibas surai panjangnya ke belakang dengan lembut. "Ethan? Kita temen kan?" ujarnya sambil melirik Ethan di belakang Anne. "Jangan takut, aku cuma mau berkunjung..." sambungnya lagi, mata cantiknya yang terukir runcing bergerak meneliti kamar kecil Ethan. Perlahan tatapan dengan senyum miring itu jatuh pada keranjang bayi yang terdapat Micah di sana. Namun, belum sempat ia ingin meraih tubuh bayi tersebut, Micah lebih dulu diambil oleh Caius dengan mantera magisnya.

"Katakan saja lo mau apa, dan jangan sentuh yang bukan milik lo, Lilithra." Caius berucap tegas, Micah yang masih ketiduran diberi kepada Ethan di belakangnya.

"Kenapa? Aku pikir Micah juga keluargaku? Jadi gapapa kan kalau aku gendong dia?" Lilithra berbalik menghadap ketiga sosok di depannya. "Kalian yakin mau menantang aku demi melindungi manusia itu? Gak takut kesakitan ya..." ujarnya seakan meledek dua makhluk berstatus iblis dan malaikat itu. "Ayolah, aku males berantem, serahin manusia itu dan Micah ke aku!"

"Apasih anjing, banyak bacot ya lo setan!!" Anne bergerak satu langkah ke depan, dengan wajah sombong dan dada yang naik; siap mematikan makhluk jijik di depannya. "Lo udah dateng tanpa salam, malah minta minta pula. Gatau malu ya lo!"

Lilithra tertawa pelan, tapi kalimat dari Anne tetap membuatnya merasakan sakit hati. Dan tanpa banyak basa-basi lagi, ia segera melempar Anne ke arah peralatan kerja Ethan; membuat kacau berserakan dalam satu gerakan. Ia mendengus sombong melihat Anne yang sudah batuk kesakitan, "dari dulu, aku selalu lebih unggul dari kamu, Kaine." Setelah itu, Lilithra menaruh satu mantra keras yang membuat Anne bersujud di lantai tanpa bisa bergerak seinci pun.

Ethan tentu saja kaget melihat kejadian di depan matanya ini, lebih lagi saat ini Micah sudah terbangun dari tidurnya. Ia tidak mau kejadian buruk turut terjadi kepada Micah di saat dirinya bingung harus melindungi Micah dengan cara bagaimana. "Ciaus..." bisiknya perlahan seolah menanyakan nasib mereka nanti. Dengan melihat bagaimana kuatnya Lilithra untuk mengendalikan Anne, Ethan sadar kalau sosok wanita di depannya ini bukan tandingan mereka.

"Lilithra!"

"Diam! Kamu dan makhluk dua jantina itu bukan tujuan aku ke sini! Jadi jangan menjadi penghalang!" Lilithra berteriak lantang, membuat kamar Ethan bergema dengan suara nyaringnya. Tatapan dan senyum seketika luntur, menggantikan raut wajah bengis penuh ketamakan; sudah seperti iblis di dunia kegelapan. Sepertinya, ia harus membuat tumbang Caius dan Anne dahulu, sebelum membawa Ethan dan Micah pergi.

Tangan Lilithra terulur ke depan mengarah kepada Caius yang tiba-tiba kaku di tempat, kemudian tangannya dikepal erat; serta merta membuat Caius kesulitan bernafas di depannya.

Tubuh Caius dibawa jatuh ke lantai kamar sama seperti Anne, tubuh bagian dalamnya terasa diremas kuat membuat kesakitan. Sial, mantra ini sangat jarang penghuni kerajaan langit miliki kecuali mereka sudah berhubungan badan dengan makhluk kegelapan. "Arghh!" Caius menggeram sakit saat coba melawan mantra kuat dari Lilithra.

"Aku bukan lawan kalian!" Suara itu menjadi akhir untuk Caius dan Anne, karena kedua dari mereka dibuat pingsan dalam satu detik. Meninggalkan Ethan yang kaget dan gemetaran sambil memeluk Micah dalam gendongannya.

Micah, si bayi yang dapat merasakan situasi buruk kala itu, lantas mengeratkan pelukannya di leher Ethan. "Bu... bbu huee..." Kaki pendeknya bergerak gelisah, takut kalau tubuhnya diambil paksa dari dekapan Ethan.

"Lilithra, kamu... kamu mau apa!" Ethan menyoal, menberanikan diri saat mendapati Lilithra semakin hampir dengannya. Pundaknya basah, jelas menyatakan kalau Micah sedang menangis ketakutan. Si bayi yang separuh iblis itu pasti dapat merasakan ancaman dari sosok wanita di depannya ini.

"Aku adalah pengantin sebenar Alderian Lucius! Aku yang seharusnya hamil dan melahirkan anak dari Alde! Bukan kamu, manusia lemah!" Dalam sekejap, Lilithra sudah menyentuh pergelangan tangan Ethan, sekaligus mencengkeram erat meninggalkan kesan di sekitar sana. "Dan kamu gak berhak melahirkan bayi Alde untuk kedua kalinya," beritahu Lilithra dengan bengisnya.

Ethan tersentak, bingung untuk mencerna kalimat yang baru meniti di bibir merah gelap Lilithra. "Apa?"

Lilithra berdesis remeh, tubuh Micah ditarik paksa dari Ethan, membawa bayi gempal itu dengan kasar seperti barang tanpa memikirkan bagaimana keselamatan si kecil. Kemudian ia letakkan Micah di lantai, tidak menghiraukan suara tangis Micah yang ketakutan kala itu, karena tujuan utamanya ke sini adalah menghilangkan janin kecil yang mula tumbuh di rahim Ethan. Dengan kasar, ia mendorong Ethan merapat pada dinding kamar.

"Lilithra..." panggil Ethan, khawatir dengan gerakan tangan sang wanita yang menyentuh perut datarnya.

"Di sini, ada janin baru yang tumbuh." Telapak dengan kuku panjang itu mencengkeram keras perut bawah Ethan, hampir menembusi permukaan datar itu. "Aku harus melenyapkannya!"

"Argh! Sakit berhenti! Argh!!" Ethan mengerang sakit, tangannya menggenggam lengan Lilithra. "Kamu apain aku!! Ini sakit argh!!" Perutnya terasa ditolak dari dalam, diaduk kencang bak mesin pengisar, sakit, sakit sekali hingga nafasnya terasa tersekat di tenggorokan.

Detik kemudian, rasa basah pun mengalir perlahan di kedua celah paha Ethan, membuatnya lantas menunduk untuk mencari tahu. Seketika tubuhnya menegang, terkesiap melihat darah yang perlahan menyentuh mata kakinya. Tawa puas dari Lilithra membuat Ethan sadar, ia mendongak, "kenapa..."

"Karena kamu gak layak!" pekik Lilithra puas hati. Ia kemudian mengangkat Micah yang masih terisak kecil ke gendongannya, "Micah, aku bawa."

Ethan jatuh terduduk, rasa sakit dan nyeri masih tersisa, darah juga masih terus mengalir, membuat mukanya berubah pucat dalam sebentar. Ia tahu, dan tidak bodoh maksud darah yang bergenang di bawah kakinya saat ini... gugur, lebih tepatnya janin kecilnya sudah dibunuh sosok wanita itu.

Tangannya naik coba meraih Micah agar tidak dibawa pergi. Bayinya, bayi kecilnya, bayi yang paling disayangnya tidak boleh dibawa pergi sembarangan. "Enggak, jangan! Micah!"

Cahaya terang yang tiba-tiba muncul di kamarnya membuat silau, melihat Lilithra yang menuju cahaya tersebut membuat Ethan berusaha bangun dari duduknya. Dengan tertatih-tatih kakinya mengikuti Lilithra yang membawa Micah bersamanya. Sedikit saja tangannya ingin menyentuh pundak si wanita, Lilithra lebih dulu menghilang dibalik cahaya asing tersebut, membuat Ethan mau tidak mau turut masuk ke dalam sana.

Suasananya beda, sesak, berisik, dan sangat gelap, membuat Ethan tidak nyaman hingga jatuh pingsan tepat dirinya tiba di tempat beda dimensi itu. Suara asing masih dapat didengarnya walau masih samar, namun tangisan kesakitan Micah kedengaran sangat jelas, bayinya seolah sedang dilukai.

Micah, bayinya bubbu...

to be continued

devil's vow. jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang