O16 | Lovey Dovey.

618 69 4
                                    

HARI demi hari berganti, tanpa sadar Alde telah mengambil separuh dari jatah hari yang ia janjikan bersama sang ayah. Tapi Alde malah hanya sesekali memikirkan tentang itu, ia memang tidak terlalu peduli, karena hari-harinya selama di kehidupan manusia ini hanya dipenuhi dengan Ethan dan Micah, yang mana membuatnya semakin nyaman dan betah di bumi.

Hubungannya dengan Ethan sekarang sudah seperti pasangan yang sempurna. Walau Ethan tidak mengungkap dengan kalimat yang jelas, tapi dengan melihat saja setiap sikap terbuka Ethan kepada Alde sudah jelas mengatakan maksudnya. Ethan bukan saja menerima, tapi perlahan jatuh dalam pesona Alde. Tentunya saat mengetahui; sadar tentang itu Alde tidak berdiam diri, ia semakin gencar mendekatkan diri dengan Ethan hingga sekarang keduanya sudah tidak saling canggung melainkan saling terbuka dan menyayangi satu sama lain.

Terlebih lagi, ada Micah di antara keduanya, si bayi gempal yang selalu ingin berada di dekat Alde dan Ethan. Manjanya Micah dengan mereka, pun tanpa sadar membantu dalam mendekatkan lagi hubungan Alde dan Ethan. Micah itu benar-benar bayi ajaib.

Tentang hutang ceritanya kepada Kaine/Anne pula semuanya sudah selesai dan jelas. Saat ini, Alde dan Caius cuma perlu menunggu waktu yang tepat saja untuk melancarkan aksinya. Semoga rencananya untuk keluar dari belenggu dunia kegelapan bisa berjalan sesuai keinginan, walau Alde juga belum pasti apa yang akan terjadi nanti.

"Aldee!"

Suara melengking dari lantai atas membuat Alde segera menyudahi sesi mengolah makanan di dapur. Ah, fakta lucu hari ini, Alde sudah tahu caranya bikin makanan manusia buat Micah dan sekarang semua tugas itu dengan senang hati Alde lakukan. "Iya, sayang! Sebentar!"

Totally like a married couple, aren't they?

Tanpa memakan banyak waktu lagi, Alde segera berteleportasi ke kamar Ethan. Puk! Benda pertama yang menyambut Alde di kamar adalah kuas basah milik Ethan yang dilempar ke arahnya.

"Tcih! Da... dda!" Dan Alde tau siapa sang gerangan yang telah melemparkan berus tersebut kepadanya. Bola matanya melirik Micah, si bayi setan yang duduk di tengah-tengah kasur Ethan sambil bersidekap dada dengan memasang wajah marah kepadanya. Alde terkekeh kecil, ia tau kenapa bayinya begitu. "Haha, maaf dadda lama bikinnya," ucap Alde meminta maaf karena melambatkan waktu makan Micah.

"Bubbu mana?" tanya Alde setelah melihat sekeliling kamar.

Micah yang sedang menikmati menu paginga hanya menunjuk ke arah kamar mandi, memberitahu kalau sang bubbu sedang di sana. Alde tertawa sambil mengusap surai lebat Micah, bayi setan ini makin pintar saja.

"Aldee, aku udah bilang jangan ajarin Micah makan di kamar!" Suara protes tak suka itu langsung kedengaran sesaat kakinya melangkah keluar dari kamar mandi. "Kebiasaan nanti sulit buat Micah duduk di kursi makan dia lagi," sambung Ethan, masih tak menyetujui bagaimana Alde melayan Micah. Akhir-akhir ini, Alde terlalu menurut sama kemauan Micah yang semakin mengada-ada.

"Kali..."

"Bawa Micah ke dapur! Tadi aku panggil kamu buat ambil Micah turun, bukan nyuruh kamu bawa makanan ke kamar!" Ethan mengomel panjang sambil menunjuk pintu kamarnya agar Alde segera keluar membawa Micah dan piring makanan si bayi. Raut mukanya serius, menandakan kalau Ethan memang tidak suka dengan langkah yang Alde ambil untuk makan di kamar. "Aldee!"

"Iya sayang iya, udah mau keluar ini." Alde menurut, ia mengangkat tubuh Micah ke gendongan, dan piring makanan yang kembali berada di tangannya. Sebelum keluar, Alde menyempatkan diri untuk mengecup singkat pipi Ethan lalu membuka langkah cepat keluar dari kamar.

Ethan menggeleng pelan dengan senyum kecil, sejak kehadiran Alde di sini, rumahnya benar-benar menjadi sangat ramai dengan segala kelakuan Alde dan Micah, pun dengan Anne dan Caius. Berisik tapi menyenangkan.

devil's vow. jaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang