1

580 35 4
                                    


Bernasib yang sama dan menerima perlakuan yang sama, sepertinya itu sekedar harapan dalam benak gadis kampung yang baru saja mengadu nasib di ibukota. Nyatanya Lian yang baru saja bergabung sudah disediakan meja lengkap dengan set komputer untuk kerja, Salsa diminta untuk duduk di bangku plastik di belakang Lian. Kesenjangan yang sering terjadi di ibukota.

"Hai, gw Lian." Sapa Lian pada Salsa yang kini duduk dibelakangnya melamun dan bertanya mengenai perbedaan perlakuan yang ia terima, membuat Salsa tak mendengar sapaan Lian hingga pria itu melambaikan tangan tepat di wajah Salsa dan membuyarkan lamunannya.

"Ehh iya, gimana?"

"Gw Lian, lu siapa"

"Ouwh, Aku Salsa"

"Akuu?" Heran Bian, cukup digarisbawahi conversation di Jakarta menggunakan aku kebanyakan untuk mereka yang sudah sangat dekat lebih ke hubungan romantis, karena normalnya orang orang akan menggunakan gw dan saya adalah bentuk kata ganti FORMAL ingat FORMAL.

"Eh salah yah?, saya masih agak canggung kalau pakai gw."

"ouwgh yaudah gapapa."

"Lu udah diajarin apa aja?, bagilah biar gw juga bisa."

"Yealah boro boro, gw cuma ngarsip noh di belakang sana, dibelakang sekretaris, kamu baru dateng aja udah langsung dapet meja, aku yang udah seminggu malah ditempatin di belakang kamu."

"cie ciee, udah akrab aja nih," Belum sempat Lian menjawab sudah di sela oleh Dasa seorang karyawan yang sejak tadi sepertinya memperhatikan Lian juga Salsa.

"Lu baru masuk aja udah dapet asisten cantik bro" seru Dasa ka Lian dan salsa yang duduk berdampingan dalam satu kubikal. Hanya dibalas senyuman oleh Lian dan salsa.

Begitulah berjalan selama tiga minggu Lian dan Salsa selalu diminta untuk mempelajari perusahaan secara bersama. Mulai dari mereview laporan keuangan hingga mempelajari siklus akuntansi perusahaan. Membuat Salsa dan Lian kini lebih dekat.

***

Lian dan salsa diutus untuk menjalani masa percobaan di kantor cabang kelas satu selama satu bulan. Lagi lagi mereka dipasangkan. Salsa berangkat didampingi Ibu Aryuni menggunakan mobil kantor, sedang Lian memilih untuk menggunakan motornya merasa ribet bila harus ikut mobil kantor.

 Salsa berangkat didampingi Ibu Aryuni menggunakan mobil kantor, sedang Lian memilih untuk menggunakan motornya merasa ribet bila harus ikut mobil kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata di cabang pun mereka hanya mendapatkan satu set komputer dan satu meja. Lagi dan lagi dua orang ini harus berbagi. Masih sama dengan ousat Lian juga salsa hanya mendapat satu kursi kerja, membuat mereka berebut untuk cepat sampai ruangan setelah jam istirahat agar bisa duduk nyaman di kursi kerja bukan di kursi bakso yang tanpa sandaran.

Salsa ikut bersama gerombolan bu ibu dan cewek cewek untuk makan siang sedang Lian ikut bersama bapak bapak dan cowok cowok hingga mereka terkadang saling bertanya untuk mengetahui posisi masing masing.

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang