9

232 29 7
                                    

Seminggu sudah salsa menjalankan double job dengan gaji yang tak berbeda. Ia beberapa kali harus keteteran mengerjakan kerjaannya hingga harus lebih sering lembur karena pagi sampai siang harus menemani sang kepala Divisi rapat internal maupun eksternal.

Seluruh karyawan dibuat bingung kenapa kepala divisi kali ini sangat "manja" karena selalu meminta salsa untuk menemani padahal sebelumnya Bu Rahayu selalu sendiri kalaupun meminta pendampingan pasti pada kepala bagian atau kepala seksi.

Lian yang sudah berjanji untuk mengantar jemput salsa dibuat ikut lembur karena harus menunggu salsa. 

"Eh Sal, belum balik? mau bareng?" Diman keluar ruangan dan menyadari salsa belum pulang.

"Dia bareng saya pak." Lian bangun dari tidurnya, karena dalam bilik membuat ia tak terlihat oleh mata Diman.

"Oh gitu, yaudah saya balik deluan ya. Sal, jangan lupa istirahat besok ada rapat pagi kan?"

"Iya pak, saya nyelesaiin kerjaan dulu."

"Yaudah, pulang dulu ya sal."

"Iya pak hati hati."

Lian berjalan kekubik salsa saat pak Diman sudah ia pastikan masuk kedalam lift.

"Anjoylah aku gak dilihat, dia cuma pamitan ke kamu doang."

"Apa sih Li,, udah tidur lagi dulu aja. Aku masih banyak nih." dengan suara lembutnya.

"Mau aku bantuin?"

"Gak usah, kamu pasti capek sama kerjaanmu kan? udah istirahat dulu aja biar kita bisa pulang dengan selamat."

"Ulululu perhatiannya. Eh, gimana kamu ama Anggis?"

"Ntar lagi pasti kamu akan mendengar issue buruk tentang aku hahha."

"Kenapa emang?"

"Weekend kemarin mereka pergi ke situ gintung kan, nah dari semua anak kantor yang di kost cuma aku doang yang ga diajak, mereka bilangnya sih acara divisi, tapi anak anak divisi sebelah yang beda divisi juga diikutkan. Jadilah muncul rumor kalau aku marah karena gak diajak. Padahal kan masalah sebenarnya bukan karena itu. Tapi, karena kamu."

"Susah yah pesonaku membuat kalian berantem hahhaha."

"Dih, najoong. udah kamu masih dialam mimpi nih, tidur lagi gih."

"hahahha,. eh eh tapi aku masih ga ngerti deh kenapa juga anggis harus marah?"

"Ya mungkin karena merasa aku khianatin dia, dia kan udah pernah cerita ke aku tetang perasaannya sama kamu, tapi aku malah sering berinteraksi sama kamu malah di anter jemput lagi. Kalau di kamus cewek harusnya aku tuh berusaha untuk mendekatkan kamu ke dia. gituuu."

"Beli kamusnya dimana sih? aku pengen deh satu hahah."

Lian kembali mengantar salsa pulang, kali ini mereka bertemu dengan rachel dan anggis di ujung lorong masuk kosan. Lian menarik tangan salsa untuk memeluk pinggangnya sengaja memanasi anggis.

"Ehh, apasih Li. Ntar malah tambah panjang masalahnya." Protes salsa.

Lian hanya tertawa "kalian tuh para cewek pada ribet. dikit dikit marahan, dikit dikit salah paham, dikit dikit diem dieman."

"Husst Liii." Salsa meremas bibir Lian bukannya protes Pipi Lian malah bersemu merah.

Annggis dan rachel tak menyapa salsa yang masih berdiri depan pagar dan hanya melewatinya seolah tak melihat wujud salsa juga Lian. 

"Tuh kaaan."

"Udaaah gak usah dipikirin. Masuk gih."

***

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang