20

329 37 15
                                    

"Siapa Li?"

"Itu Petugas yang nagihin biaya utilitas apart"

"Sejak kapan Bunga jadi petugas di apart kamu?"

Deg, 

Tanpa Lian sadari salsa melihat sekilas saat Lian tak kunjung kembali, ia bertanya untuk menguji kejujuran Lian dan ternyata Lian memilih untuk berbohong.

"S ssal, kamu lihat?"

"Iya, kenapa? ada yang kamu sembunyiin?"

"Gak, gak ada."

"Kok kamu tegang gitu?"

"H hah? eng enggak kok, perasaan kamu aja"

"Kok Bunga bisa tau apart kamu?"

"Kan semua alamat ada di dia sayang."

"Kan alamat yang kamu masukin alamat rumah bukan alamat apart."

"Iya ya, kok dia bisa tau ya?" Lian berusaha memasang tampang se netral mungkin untuk menghilangkan kecurigaan salsa.

Salsa masih diselimuti banyak pertanyaan, namun melihat respon Lian, salsa merasa percuma melemparkan pertanyaan karena hanya akan dijawab bohong atau respon pura pura bego. 

Bunga terus menghubungi Lian bahkan mengirimkan pesan ancaman agar Lian tidak menjauhinya dan berada dalam genggamannya.

Bunga terus menghubungi Lian bahkan mengirimkan pesan ancaman agar Lian tidak menjauhinya dan berada dalam genggamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau kemana Li? Tanya salsa saat Lian sudah menyambar jacketnya dan mengambil kunci mobil bersiap untuk keluar.

"Mau beli makan, kamu mau titip apa?"

"Eumhh, makan bareng aja yuk diluar. Sekalian anterin aku pulang."

"Aku aja yang beli ya sayang, kamu duduk manis aja disini. Okkay?"

"Gak mau, aku mau ikut. Sekalian anterin pulang."

"Aku beli makannya dulu, kita makan disini. Trus aku anter pulang. Gimana?"

"Gak bisa bareng aja ya?" feeling wanita itu selalu benar. Salsa merasa ada yang ganjal dengan sikap lian seharian ini, setelah berbohong mengenai kedatangan bunga, sekarang dia seolah ingin melarikan diri dari salsa.

"Makan disini aja yaa, aku beli makannya dulu. Okkay?" Lian berlalu setelah mencuri kecupan di pipi salsa.

Siapapun di posisi salsa hari ini pasti akan kesal, dibohongi, ditinggal, dan sekarang dibuat menunggu. Sudah hampir pukul enam sore Lian tak kunjung kembali, total tujuh jam salsa dibiarkan menunggu tanpa kabar di apart Lian. Salsa memutuskan untuk pulang sendiri dan tak menunggu Lian. 

Ia bersihkan tubuhnya, lalu memakai kembali baju yang ia pakai semalam dan memesan ojek untuk kembali ke kostannya. Kesalnya sudah memuncak, padahal ia sudah mengirimkan spam chat dan telepon ke Lian namun tak kunjung ada respon, bahkan sekedar kabar pun tak ada. Sejujurnya kepalanya pusing badannya gemetar, Lian membuat ia melewatkan sarapan dan makan siangnya. Keringat dingin membasahi badan salsa, namun ia kuatkan untuk berjalan masuk ke kamar kostnya, bebersih, makan dan tertidur hingga pagi.

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang