16

295 36 8
                                    

"Li empph" Bibir salsa terbungkam oleh bekapan Lian lagi.

"Diem sal, ntar pak Diman mikir aneh aneh loh" sambil memainkan alisnya

"sana keluar"

"Sall, masa' kamu tega sal. Aku belum makan malam loh ini, terus harus nyari hotel."

"Ya salahmu sendiri." kesal salsa.

"Yaudah, maaf. Hotel sekitaran sih kan jauh jauh ya, mana hpku lowbat, belum sempat makan. Aduh gimana yaa mcmc" Lian membereskan barangnya dan bersiap untuk keluar sambil bergumam yang tak lagi bisa disebut gumaman karena terlalu jelas.

Hati polos salsa berhasil tersentuh mendengar Lian, lagi lagi Lian berhasil memanfaatkan kepolosan dan ketidak tegaan salsa.

"Yaudah, kamu tidur di sofa tapi. aku bersih bersih dulu. Nih chargeran. Mau liburan kok gak modal." Lian sangat suka bagian saat salsa merepet baginya candu.

Saat keluar dari kamar mandi salsa melihat lian yang sudah tertidur di sofa dengan boxernya bersedekap dada dan badan menekuk, sepertinya sedang kedinginan.

Salsa ambilkan bantal dan handuk hotel untuk menyelimuti Lian.

"Aku belum tidur loh. Makasih ya. Perhatian banget"

Salsa yang salting dengan pipi merona menabrak sudut meja  saat akan berbalik kembali ke ranjang.

"Awwss"

"Ciyaaa salting buu. hahah"

"Sialan"

"Hushh no no salsa, gak boleh kasar"

"ck"

Salsa terbangun ketiga mendengar suara sendawa berulang kali disertai grasak grusuk dalam kamarnya.

"Kamu kenapa?" dengan suara serak dan wajah bantalnya salsa duduk dan bertanya pada Lian.

"Kamu punya  sesuatu yang bisa dimakan ga? keknya asam lambungku naik sal. Lupa dari siang gak makan."

Salsa terpaksa bangun dan bergegas ke toilet untuk mencuci muka, lalu menuangkan air di teko otomatis untuk memanaskan air.

"Kamu ngapain?"

"Nyiapin air gula" salsa menyandarkan kepalanya ke kepala sofa memejamkan mata sambil menunggu air mendidih. Lian melihat salsa dengan penuh kagum sepertinya rasanya makin bertambah.

Setelah mendidih Salsa tuang gula sachet lalu air panas kedalam gelas hotel dan memberikannya pada Lian, setelah itu ia mengeluarkan pop mie yang ia bawa dari dalam kopernya, dan menyeduhnya dengan air panas yang masih tersisa.

Mata salsa segar akibat aktivitas dini hari perkara asam lambung Lian, ia menopang dagu dari atas ranjang memperhatikan Lian menyeruput pop mie dengan begitu antusias, wangi khasnya semerbak membuat siapapun yang menghirupnya merasa lapar.

"Aku tampan ya?"

"Dih, harusnya ada ost orang pinggiran nih. Kamu kek orang gak dikasih makan seminggu tau ga. Kasian banget."

"Gapapa mau jadi apapun, kalau dengan begitu kamu jadi mau ngurus aku, aku rela kok."

"Apaan sih"

"Jangan salting gitu dong, makin cantik tau pipinya merah merah."

"Au ah, mending aku tidur." Salsa menutup dirinya dengan selimut karena malu dengan godaan Lian. Sedang Lian tersenyum gemas melihat tingkah salsa.

***

Lian begitu terpesona dengan tampilan salsa hari ini, begitu cantik dan anggun sedikit berbeda dari biasanya.

Tujuan mereka hanya satu tempat namun memiliki beragam aktivitas yang rugi untuk dilewati. Lian membawa salsa ke Tanjung Benoa Bali.

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang