6

275 29 3
                                    

Kini salsa dan Lian berada dalam Kereta Argo Parahyangan tujuan Bandung-Jakarta, awalnya salsa memesan kereta woosh agar mereka bisa lebih cepat sampai, namun Lian bersikeras menolak dengan alasan agar bisa libur sehari karena argo parahyangan tentu saja membutuhkan waktu lebih lama dalam perjalanan.

Seharusnya mereka sama sama tau jika ketentuan Perusahaan saat melakukan perjalanan dinas diizinkan untuk tidak masuk sehari sebelum dan sehari sesudah keberangkatan, tentu saja Lian tidak akan mengingatkan salsa perihal peraturan itu.

Karena mereka melakukan reschedule sangat mepet dengan waktu keberangkatan menyebabkan mereka mendapat jadwal kereta Tengah malam dan sampai pagi di Jakarta. Salsa tak banyak bicara malam ini tubuhnya Lelah dan matanya ngantuk, menghabiskan dua hari Bersama cukup menguras tenaga dan batinnya karena Lian selalu saja menggodanya tapi siapapun yang melihat salsa dapat dengan jelas melihat rona bahagia salsa.

Salsa memulai rutinitas malamnya memakai skincare untuk menutrisi kulitnya, wajah bareface salsa tak jauh beda dengan wajah sehari harinya karena memang salsa tak banyak memoles wajahnya dengan makeup.

“Kamu ngapain sih ribet amat.” Celetuk Lian saat salsa mulai memoleskan moisturizer di wajahnya.
Salsa hanya memicingkan matanya dan melihat Lian dengan sinis lalu melanjutkan kegiatannya.

“Ini Namanya persiapan untuk menua dengan cantik” Lian hanya tersenyum lalu menyandarkan kepalanya untuk Bersiap terlelap.

Selesai memoleskan krim bibir, salsa membereskan semuanya dan Bersiap untuk terlelap dengan lebih dulu memakai masker untuk menutup Sebagian wajahnya. Sebelum tidur salsa menyempatkan mengudara di sosial medianya melihat update kehidupan teman temannya. Setelah beberapa kali menggulirkan jari di  ponsel pipihnya ia melihat foto pilihannya terpajang di feed mala, entah mengapa itu membuatnya gusar dan memilih mematikan ponsel lalu bersiap terlelap.

Ditengah tidurnya Lian terbangun karena merasa berat di bahu kirinya. Ia melihat kepala salsa sudah bertengger dengan nyaman, sangat teduh melihat salsa saat terlelap. Kedua sudut bibirnya terangkat menampilkan senyum terindah Lian, ia mengambil ponsel dan mengabadikan momen ini. Tujuannya hanya satu menjadikan memori ini abadi dalam gambar.

Lian membiarkan bahunya kram karena bertahan pada posisi yang sama tak ingin membangunkan salsa yang terlelap hingga ia ikut terlelap dan tanpa sadar menjadikan kepala salsa sebagai tumpuan kepalanya.

Lian membiarkan bahunya kram karena bertahan pada posisi yang sama tak ingin membangunkan salsa yang terlelap hingga ia ikut terlelap dan tanpa sadar menjadikan kepala salsa sebagai tumpuan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar hanya reka adegan ya hahaha)
***

Salsa datang lebih pagi setelah beristirahat penuh seharian kemarin, sesampainya ia di ruangan tangannya ditarik oleh mala untuk ditagih cerita perihal hari mereka di bandung. Salsa sungguh tak nyaman terlebih ia tau kecentilan mala pada Lian.

“Gimana gimana mba weekend kamu kemarin?”

“Gak gimana gimana mal, ya gitu aja.”

“Aaaa mba mah gituu gak mau berbagi.”

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang