24

301 49 17
                                    

"Kamu mau kemana? mau ninggalin aku lagi? setelah meminta aku dari ayahku kamu mau pergi begitu saja? dasar PENGECUT" tutur salsa saat lian sudah berada diambang pintu bersiap untuk menutup pintu.

Lian berbalik, mencoba mencerna perkataan salsa. Bahagianya menggebu namun ia tak ingin terburu.

"Sal" salsa ,emgamgguk ,emgisyaratkan jawaban atas keberanian Lian. Lian berlari menubruk tubuh salsa membuat sang empu terhuyung namun sigap masuk dalam pelukan Lian.

"Jangan macam macam ada papa aku" bisik salsa

Salsa merasakan basah dibahunya, Lian menumpahkan bahagianya hingga mengucurkan air mata. Ia tangkup wajah salsa, lalu melempar pandang ke ayah salas.

"Om izin ya om di kening aja."Lalu Lian mendaratkan kecupan di kening salsa. Ayah salsa hanya melempar senyum melihat tingkah Lian.

Lian kembali mendatangi ayah salsa, mengambil tangannya lau menciumnya khidmat.

"Om, izinkan Lian untuk merawat om layaknya ayah Lian ya om. Sekarang apapun yang menjadi tanggungjawab salsa akan berpindah ke pundak Lian, jadi om tidak perlu mengkhawatirkan anak kesayangan om lagi."

"Bagaimana saya mau percaya, panggilan saya saja masih om" Lalu diakhiri tertawa terbahak dari ayah Lian, hait salsa menghangat melihat ayah Lian tertawa begitu bahagia, untuk saat ini salsa merasa keputusannya adalah keputusan yang tepat. Lian hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal menyadari panggilannya yang masih menunjukkan jarak.

Setelah diberikan obat ayah salsa kembali tertidur, Lian juga salsa mengambil posisi di sofa, entah mengapa setelah dilamar malah menimbulkan kecanggungan dikeduanya.

"Kamu ngelamar aku udah ngomong ke keluarga kamu belum? atau jangan jangan itu cuma trick kamu aja?"

"Kamu nantang aku lagi? mau aku buktiin lagi?"

"Hiiishhh"

"Hahahha tenang sayang, Papa aku, mama aku, dan diva pun sudah tau kamu sejak awal. Bahkan mereka lebih dulu yang tau kalau aku suka sama kamu dibanding diri kamu sendiri. Jadi, aku nikahi kamu sekarang pun ga akan ada masalah untuk keluarga aku."

Salsa memandanLian dengan tatapan tulus seolah salsa baru saja mendapatkan kelegaan karena sikap Lian.

"Aku cuma bercanda tadi yang, aku gak beneran nuntuk kamu untuk nikah sekarang. Aku tau banyak yang harus disiapkan, kamu juga harus ngomong baik baik ke keluarga besar kamu."

"Gak, aku beneran mau nikahi kamu. Besok kita ke KUA gapapa kalau kita nikah secara agama dulu. untuk resepsi bisa kita urus nanti. Aku gak tenang. Jadi harus segera"

"Apaan sih. Gak lucu tau."

"Beneran Sayang, aku gak mau menunda. Kalau bisa hari ini ya kita nikah hari ini."

"Terserah kamu deh, urus aja kamu kan panitianya." putus salsa, ia cukup sadar kalau semuanya adalah candaan. Tidak mungkin juga mereka akan menikah hari ini atau besok. Lalu tidur menjadikan kepala sofa sebagai bantalah, Lian mengambil posisi melintang dan menjadikan paha salsa sebagai bantalan.

"Yaudah besok. Kamu siapin dress putih ya. Aku juga tolong beliin satu setelan jas dan kopiah. Besok kita ke KUA. Biar aku yang izin ke rumah sakit biar bisa bawah papa keluar sebentar buat nikahin kita."

"Heem" Jawab salsa singkat malas menanggapi Lian yang kini makin terdengar mengada ngada.

***

Lian sudah mengurus semuanya, mulai dari kendaraan untuk membawa mereka, Dress untuk salsa, setelan jas untuknya dan ayah salsa serta segala hal yang diperlukan. Lian sudah mantap untuk melakukan Nikah Siri,karena tidak memungkinkan untuk mengurus pernikahan mereka hanya dalam sisa waktu cuti salsa.

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang