8

222 26 2
                                    


Pagi ini Lian mengawali harinya dengan penuh senyuman,ia turuni tangga rumahnya lalu ia kecup pipi mamanya, kemudian ia tarik tangan papaya untuk bersalaman sungguh jarang terjadi.

"kok seneng banget Li, ada apa?"

"Gak ada apa apa ma, dah ya Lian pamit. Daaa." Lian berlalu ke motornya sambil menggigit satu roti tawar di mulutnya.

"Hai Li" bukan bukan salsa melainkan anggis, Lian dibuat kaget karena skenario untuk menghadapi anggis belum ia siapkan, juga ia belum punya cara untuk membujuk salsa karena hari ini ketahuan oleh anggis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai Li" bukan bukan salsa melainkan anggis, Lian dibuat kaget karena skenario untuk menghadapi anggis belum ia siapkan, juga ia belum punya cara untuk membujuk salsa karena hari ini ketahuan oleh anggis.

"ehh gis,.."

"Mau ngapain Li?"

"Ini gw janjian ama salsa mau berangkat bareng."

"oouuwhh salsa?." bisa terbaca raut kecewa di wajah anggis membuat Lian meracau dalam hati agar salsa tidak melihat kondisi ini.

Namun, tidak semua semoga bisa tersemogakan, Salsa keluar dari kosan dengan terburu buru sambil memasang sebelah sepatunya melihat anggis berdiri di depan pagar kosan. Salsa memutar otak mencari alasan untuk terselamatkan dari keadaan ini. Tak lama rachel juga keluar.

"Hei Sal." membuat anggis berbalik dan melihat kearah salsa, salsa masih berdiri terpaku kehilangan muka.

"eh iya gis, udah mau berangkat?"

"IYA, KAMU UDAH DIJEMPUT TUH." ada penekanan dalam setiap ucapan anggis, salsa makin tak enak. Ia berjalan melewati anggis dan menghampiri Lian.

Lian memasangkan helm dikepala salsa tak ada penolakan, karena salsa sadar tak akan ada gunanya. Salsa menerima helm dikepalanya dengan mata salsa mengarah ke anggis dan rachel yang kini berdiri berdampingan di depan pagar, kepalanya masih lurus hanya matanya yang bergerak, membuat salsa terlihat lucu di mata Lian dan berhasil membuat Lian menahan tawa.

"Huffft, ada aja drama dihidup yaa."

"Hahahha, udahlah udah ketahuan ini."

Salsa memukul lengan Lian "Nanti aku gak punya teman Lian." Bibirnya manyun dapat terlihat jelas lewat spion oleh Lian.

"aku yang nemenin kalau kamu gak ada yang teman."

"Dih, jangan janji kalau untuk diingkari."

"Ga percaya banget sih."

"Ga ada manusia yang bisa dipercaya Lian, kamu harus camkan itu."

Lian diam tak membalas omongan salsa lagi. Ia fokus ke jalanan agar tidak telat sampai ke kantor. Setelah sampai di kantor Salsa kembali mengeluh karena motor Lian yang teramat tinggi membua pinggangnya sakit karena menahan badan agar tidak menempel di tubuh Lian saat di bonceng. Lian membuka helm salsa membuat salsa refleks memandang mata Lian dan mata mereka bertemu.

"Aku tau aku tampan, ga usah diliatin segitunya."

"Apa sih." Salsa salah tingkah saat sadar ia memandang Lian lama, ia segera berlalu dari hadapan Lian agar lian tidak sadar akan pipinya yang memerah.

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang