17

306 41 10
                                    

Mereka kembali ke hotel dengan badan yang sudah begitu lelah, senyum masih terus tersemat di wajah tampan Lian, sesekali ia pandang lamat wanitanya, ia masih tak percaya kalau sekarang salsa adalah miliknya. Lian elus pucuk kepala salsa dengan ruakan rasa bangga dan bahagia.

"Issh Hijabku rusak Lian."

"Aku lagi seneng sal, makasih ya" kembali ia merusak hijab salsa.

"AAAAaaaaa" Nada manja salsa, membuat Lian gemas dan mencubit gemas pipi salsa.

"Kamu masih nginap disini?" Tanya salsa pada Lian saat masih saja diikuti sampai depan kamar

"yaiyalah, kan aku gak sempat nyari hotel tadi"

"Isshh"

"Kenapa assh isshh assh isshh sih?"

"aku gak bebas Lian"

"Heh Emang kamu mau ngapain? gelindingan gak pakai baju? "

"Apaan sih"

"Ya terus kenapa?"

"Aku harus tidur pakai hijab lagi berrti"

"Yaudah buka aja"

"Nikahin dulu"

"Ayok, cari penghulu yok" Sambil menarik tangan Salsa

Berakhir mereka tertawa bersama dan melenggang masuk ke dalam kamar dengan rasa bahagia yang belum ada habisnya.

Salsa sudah lebih dulu membersihkan diri setelah selesai membersihakn dempulan sunscreen, badannya jauh lebih segar, pantai emang selalu membuat badan lengket. Ia rilekskan tubuhnya diatas ranjang masih lengkap dengan hijabnya, ia tarik selimut kemudian matanya mulai terpejam tanpa ia sadari dengan ponselnya masih dalam genggaman.

Tak lama Lian keluar dengan kaos oblong putih dan boxer hitam, ia memandangi salsa yang sudah pulas akibat lelah beraktifitas seharian, sungguh teduh. ia bawa dirinya duduk di pinggiran ranjang, memandangi wajah salsa, tak dapat ia bendung rasa syukurnya karena kini bisa menjadikan salsa sebagai wanitanya. Puas memandangi salsa ia ambil ponsel salsa untuk diletakkan di nakas lalu ia menyusul salsa ke alam mimpi. Lian tersenyum saat salsa melihat bantal dan handuk yang disiapkan oleh salsa demi tidur Lian yang nyaman.

***

Senin pagi salsa masuk kantor disambut keriweuhan orang orang yang bertanya padanya perihal kebenaran hubungan Bunga dan Lian. Depan ruang akuntansi terlihat bunga dengan wajah sumringah seolah sedang memberikan klarifikasi kebenaran hubungannya dengan Lian.

Sudah barang pasti sosok Lian yang tampan, cerdas dan humble menjadi incaran banyak orang, mendengar kabar ia sudah memiliki hubungan pasti memancing penasaran sosok seperti apa yang ia pilih dan berhasil merebut hati sang pria.

Hati salsa tercubit saat laki laki miliknya diakuin sebgai milik orang lain, namun melihat betapa bahagianya bunga tentu ia tak enak jika langsung mengakui dan mengumumkan hubungannya dengan Lian.

Sampai pukul sembilan pagi Lian belum juga hadir, Pagi tadi salsa meminta berangkat sendiri karena merasa terlalu merepotkan jika Lian harus menjeputnya pagi ini sedang mereka baru sampai malam dari Bali.

Belum sempat terjawab perkara ketidakhadiran Lian, Salsa melihat Bunga tidak seceria pagi tadi dan sibuk mengurus banyak hal tidak seperti biasanya. Setelahnya Bunga meghampiri salsa di kursinya dan memeluknya erat sambil menangis hingga terisak.

"Hey, kamu kenapa?"

"Mm.. mmbaa. Ibu mas Lian meninggal hiks." Jantung salsa berdegup ia lepas pelukan bunga dengan sedikit tergesa lalu mengecek ponselnya mengecek barangkali ia kelewatan membaca room chat Lian. Nyatanya NIHIL, tak ada kabar dari Pria yang kini berstatus kekasihnya.

DIALOGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang