Setelah menyaksikan kekonyolan Moo Myung dan Mak Moon kini [Name] pun tengah menonton seseorang yang menyajikan pertunjukan musik dengan alat tradisional yang sesuai dengan zamannya sekarang.
[Name] yang terpikirkan suatu ide yang menarik pun lantas mengajukan diri untuk menunjukkan bakat bermusiknya dikala salah satu pemimpin pertunjukan itu membolehkan mereka yang menonton untuk menunjukkan bakatnya.
Sebelum menuju ke panggung (sebut saja begitu) [Name] lebih dulu meminta sesuatu kepada Zero.
"Zero apa kau bisa memberikanku alat musik?" Tanyanya pelan.
{Tentu saja nona}
"Apakah aku harus membelinya?"
{Tidak perlu membeli, saya berbeda dengan Sistem-sistem kebanyakan yang selalu menggunakan poin untuk menukarkan sesuatu dari keinginan tuannya}
{Tugas saya adalah membantu dan bukan untuk menyusahkan nona}
Mendengar itu tentu saja membuat [Name] senang, dipikirnya sang Sistem sama saja dengan Sistem yang ditemukan di dalam novel. Tapi ternyata Zero berbeda dengan mereka, dan kalau dipikir-pikir Zero sama sekali tak pernah memberikan misi apapun yang harus dia selesaikan semenjak terbangun di raga Shin [Name].
Zero benar-benar membantunya tanpa imbalan apapun.
"Baguslah kalau begitu, nah sekarang berikan aku sebuah gitar untuk kugunakan."
{Baik}
Tak lama setelah Zero menjawab sebuah alat musik bernama gitar pun segera muncul di tangan kiri [Name].
Melihat itu [Name] sontak tersenyum, lekas dia menyimpan pedangnya di pinggang dan segera keluar dari balik panggung sambil membawa gitar ditangannya.
Setelah berbincang singkat dengan pemimpin pertunjukan musik [Name] pun segera mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia disana.
Mulai memetik senar gitarnya [Name] pun segera menarik perhatian orang-orang yang sedang berlalu-lalang.
Alat musik yang tak pernah mereka lihat cukup menarik perhatian.
Usai suara gitar terdengar tak lama [Name] mulai melantunkan sebuah lirik lagu dari dunia modern.
Geudae nunbicheun dasi naui du nune
Bulgeun bicheuro saragagetjyo
Geujeo misoro dasi nunmul boimyeon
Uriui himdeun inyeoneul saenggakajyo
Suara yang merdu itupun membuat mereka yang menonton seketika terdiam menikmati dan salah seorang lelaki bersurai panjang dengan cadar putih menutupi setengah wajahnya pun turut ikut diam mendengarkan.
Sesange modeun kkotdeureun dasi sideureo
Geu bicheul ilkido hae
Jeolmangi oneun geuttaee geojinmalcheoreom nan
Tto han beon naui sarangeul gidarijyo
[Name] dengan fokus dan stabil memainkan gitar ditangannya dengan alunan melodi merdu yang dibuatnya untuk menyesuaikan dengan lagu yang tengah dia bawakan.
Eonjenga modeun geotdeureun dasi sijakae
Amu-il eomneun deusi geuttaega doemyeon geudaeui
Sarangi ogetjyo dasi hanbeon nae sarangeul gidarijyo
Neomu geokjeong marayo
Na geuraedo saleul wihae himeul nael teni
Geudaeyeo i-jidokido apeun sarang
Geuraedo itji malgo gieokae jwoyo
Sesange modeun kkotdeureun dasi sideureo
Geu bicheul ilkido hae
Jeolmangi oneun geuttaee
Geojinmal cheoreom nan tto han beon naui sarangeul gidarijyo
Jeolmangi oneun geuttaee
Geojinmalcheoreom nan tto han beon geudae sarangeul gidarijyo
Musik pun berakhir sudah dan suara riuh tepukan tangan orang-orang pun terdengar setelahnya, memberikan apresiasi atas pertunjukan sang gadis yang benar-benar memuaskan mereka dengan sesuatu yang tak pernah mereka dengar atau pun lihat sepanjang hidup ini.
Dari balik mata yang tertutup kain [Name] pun dapat melihat seseorang di sudut sana yang tengah menyandar dengan matanya yang terpejam rapat.
Ah... Apakah dia telah berhasil merubah sesuatu disini?.
[Name] tersenyum.
"Terima kasih."
_o0o_
Sesosok pemuda tampan tampak terkantuk-kantuk di tengah lambaian kipas tangan yang dilakukan oleh salah seorang pria tua yang berdiri di sampingnya.
Tak lama dia pun terbangun dan sedikit kaget kala mendapati pria tua tersebut tengah memandanginya.
"Jangan bilang... Anda sedang tidur?"
"Aku?"
Pria tua mengangguk.
Lantas yang muda pun melihat ke sekeliling dan menemukan tempat yang semula menjadi tempat pertunjukan musik sudah sepi dan sesosok gadis dengan menutup mata yang sebelumnya tengah bermain musik dan bernyanyi sudah tak lagi ada disana.
Segera dia pun berdiri dan menghentikan salah seorang gadis yang lewat untuk bertanya. "Permisi,"
Yang ditahan pun menoleh dan mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh pria muda yang tampan tersebut.
"Dimana wanita yang matanya tertutup dan bernyanyi sebelumnya itu?" Tanyanya.
"Tidak, tepatnya dimana aku bisa menemukannya?"
_o0o_
Beralih ke kedua M yang kini sedang berada di suatu tempat yang entah apa namanya.
Sambil melihat-lihat dan juga tak lupa Mak Moon bertanya kepada orang-orang apakah dia bisa menemukan seseorang dengan menggunakan kalung yang dikenakannya.
"Ini tidak terlihat seperti barang umum, jika kau pergi ke Dayiseo atau Okta. Seseorang mungkin tahu sesuatu." Jawab salah seorang pria yang turut di dengarkan dengan baik oleh Moo Myung.
Usai bertanya-tanya seperti itu Mak Moon pun hampir ketahuan tentang identitasnya yang bukan berasal dari ibukota, tetapi untung saja semuanya aman berkat orang-orang yang tak terlalu mendesak Mak Moon untuk menjawab.
Tak lama setelah ini dan itu Moo Myung pun terlibat dalam sebuah permainan yang bisa dibilang seperti judi atau itu memang adalah sebuah perjudian.
Moo Myung bisa terlibat karena salah seorang pemain sebelumnya dia lihat terkena permainan yang tidak adil dari sang bandar sehingga membuatnya tertarik untuk memberikan pelajaran untuk si bandar yang curang.
Dan tentu saja perbuatannya itu berakhir dengan tidak baik, yang kemudian membuat Moo Myung dan Mak Moon bergegas melarikan diri dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hwarang X Reader
RomanceIni adalah cerita tentang seorang gadis bernama (Name) yang mengalami transmigrasi ke tubuh seorang gadis berwajah sama dengannya. Hanya saja mereka berdua berbeda dimensi, ketika yang satu berasal dari dunia nyata. Maka yang satu lagi berasal dari...