Chapter 01

221 39 1
                                    

Di ke dalaman laut seorang gadis bersurai hitam tampak terus tenggelam menuju ke dasar laut, bibirnya yang membiru pun perlahan-lahan mulai terlihat kembali berwarna merah cery dan wajah pucatnya pun turut memudar.

Kulitnya kini tak lagi pucat seperti vampir dan telah kembali berwarna seperti manusia hidup normalnya.

Dia... Seolah-olah baru saja bangkit dari kematian.

Tidak, tepatnya gadis itu memang baru saja kembali dari kematian. Namun dengan jiwanya yang sudah tak lagi sama.

Gasp! Choi (Name), gadis itupun membuka kedua matanya dan segera mendapati dirinya tengah tenggelam.

‘Apa yang terjadi?’ Batinnya bertanya, namun untuk sejenak mari lupakan tentang itu dulu. Sebab yang penting sekarang dia mulai kehabisan nafas, lantas (Name) pun menggerakkan badannya untuk berenang menuju ke permukaan dengan cepat.

‘Ugh kenapa badanku rasanya berat sekali?’

Segera setelah tiba di atas (Name) pun menepikan tubuhnya ke pinggiran laut dan terduduk di sebuah bebatuan sambil mencoba menstabilkan nafasnya yang benar-benar memburu.

Usai lebih tenang (Name) pun terdiam kala menatap pakaiannya yang sudah berganti dari seragam serba hitam kini menjadi sebuah hanbok yang biasa digunakan untuk perempuan yang bisa berpedang.

Mengapa dia tahu? Karena (Name) sering melihatnya dalam sebuah drama Saeguk juga karena dirinya ini orang Korea asli dan bukan campuran.

Mengenai mata birunya, itu mungkin bisa terjadi karena dirinya memiliki seorang nenek yang seorang blasteran Korea dan Inggris.

Bukan nenek kandung juga sih tapi nenek itu adalah ibu dari adik sepupu ayah kandungnya.

Eh?

Ah, sulit untuk menjelaskannya. Semoga saja kalian paham dengan penjelasannya yang sedikit rumit ini.

“Apa-apaan... ini?” Lirih (Name) mengangkat sedikit hanbok berwarna merah maroon dengan campuran warna hitam di beberapa bagian itu untuk ditatapnya lekat-lekat.

Beralih menatap sekitar dan menemukan pemandangan laut di depan juga pepohonan yang rimbun di sekelilingnya.

Tampak begitu asri dengan suara kicauan burung terdengar dimana-mana dan disana ada seekor kuda yang tengah terikat di salah satu pohon sambil memakan rerumputan di bawahnya.

“Ah... Hahaha aku pasti sedang bermimpi sekarang.” Ucap (Name) sambil tertawa dan menganggap bahwa dia sekarang tengah bermimpi, namun dikala kepalanya terbesit sebuah kilas balik mengenai dirinya yang sudah menembak diri sendiri pun sontak membuatnya kembali terdiam.

“Tidak... Tidak mungkin kan?” Masih denial dengan pikirannya sendiri, lantas dia pun bergerak menampar pipinya sendiri cukup keras.

Plak!

Sakit,

Benar rasanya sakit dan perih hingga pipinya pun tampak cap tangan disana.

Oh sial... Bukan mimpi ternyata.

Satu detik, satu menit dan tiga menit kemudian (Name) pun langsung berteriak dengan histerisnya tak lupa menjambak rambutnya sendiri bak orang yang sedang kesurupan.

“AAAAAAAAAAAAAAA!!!”

Teriakan itu jelas membuat para burung yang sedang beristirahat di pohon langsung berterbangan dengan kicauan ribut mereka yang turut 'memperindah' suasana disana.

Cukup dengan kegilaan itu (Name) yang sudah sedikit lebih tenang pun lantas beranjak dari duduknya dan menuju tepi laut guna memandangi pantulan dirinya disana.

Hwarang X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang