Chapter 02

156 32 0
                                    

Usai dari tempat dia permata kali terbangun di tubuh Shin [Name] kini gadis dengan matanya yang telah tertutupi oleh seutas kain putih pun sedang dalam perjalanan menuju kediaman sahabat dari sang pemilik tubuh dengan menggunakan seekor kuda sebagai transportasinya.

Kuda yang terikat di dekatnya kala itu ternyata adalah kuda milik Shin [Name].

Dan soal mengapa matanya ditutupi oleh kain putih, itu karena Shin [Name] memang suka menutupi mata birunya yang tak semua orang di kerajaan itu memilikinya.

Dia khawatir orang lain akan merasa takut kepadanya ataupun seperti yang pernah dibilang ibunya dulu, bahwa orang-orang bisa saja memperebutkan dirinya dikarenakan warna matanya yang indah itu.

Warna mata yang tak semua orang memilikinya, pasti itu akan membuat suatu kegaduhan yang sungguh merepotkan.

Dan (Name) sendiri setuju-setuju dengan hal tersebut, sama sekali tak mempersalahkan. Lagi pula ternyata dia masih bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya, tampaknya itulah kelebihan dari mata milik Shin [Name].

Menurut penjelasan dari Zero, kedua mata Shin [Name] memang istimewa. Bahkan selain bisa melihat dengan jelas layaknya tidak tertutup oleh kain, mata [Name] juga ternyata bisa membuatnya dapat mendengar isi hati seseorang jika dia bertatapan langsung dengan orang lain.

Artinya dia harus membuka menutup matanya lebih dulu dan bertatapan langsung dengan orang yang diinginkan untuk dibaca isi hatinya, maka kemampuan lain dari keistimewaan matanya pun dapat bekerja dengan baik.

Dan sepertinya juga karena alasan inilah Shin [Name] setuju untuk menyembunyikan matanya dari orang-orang, dan soal kemampuan istimewanya ternyata gadis itu juga menyembunyikannya dari kedua orang tuanya. Sehingga hanya Shin [Name]-lah yang tahu dan sekarang bertambah dengan (Name) yang tahu soal tersebut.

Ah Zero juga termasuk.

Ngiiik!

Kuda yang ditunggangi (Name) pun meringkik tatkala si gadis menarik tali kekangnya untuk menghentikan laju sang kuda ketika dirasa dia telah sampai pada tujuannya.

Menatap sejenak pada bangunan tua di depan sana seraya bertanya pada Zero. "Benar ini rumahnya Ro?" Tanyanya.

{Benar nona}

Lantas (Name) pun segera turun dari atas kuda dan menariknya menuju salah satu tempat untuk mengikat tali si kuda agar tak kabur dan menyusahkan dirinya.

"Nah istirahatlah disini... Hm... Black, karena warnamu hitam, jadi namamu Black ya?" Ucap (Name) sambil mengusap singkat kepala si kuda yang balas meringkik pelan padanya, seolah-olah sedang membalas atas perkataan sang tuan yang sudah berbeda jiwa tersebut.

Segera setelahnya (Name) melangkah memasuki kawasan rumah dari Ahn Ji Gon dan Ah-Ro, kedua tokoh yang cukup berperan penting di dalam dramanya.

Sedikit gugup namun tak masalah, sebagai pembunuh bayaran dia cukup hebat dalam hal bersandiwara juga bisa meniru kepribadian seseorang dengan cepat.

Dan juga kepribadian Shin [Name] tak jauh berbeda dengannya, meski mungkin sang pemilik tubuh sedikit lebih kalem dibanding dirinya yang suka keributan ini hehe.

"Nak?" Panggilan itu sontak membuat (Name) yang sedang mengendap-endap layaknya maling pun berjengit kaget, menoleh ke belakang dan menemukan sesosok pria paruh baya yang sudah berjenggot namun tetap tampak ganteng berdiri di belakangnya sambil membawa sekeranjang tanaman herbal di tangan kiri.

(Name) yang mengetahui itu siapa pun lantas membalikkan badan sepenuhnya ke arah si pria sambil menunjukkan senyumannya.

"Baru pulang paman?" Tanyanya memulai pembicaraan dengan intonasi lembut namun terkesan sedikit tegas, sebagaimana Shin [Name] asli berbicara kepada orang-orang terdekatnya.

Hwarang X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang