Chapter 13

245 55 0
                                        

Drap! Drap!

Harimau putih itu melesat cepat membelah jalanan hutan dengan seorang gadis bersurai hitam tengah berada di atas punggungnya.

Menungganginya tanpa takut dan sang Harimau pun tampaknya tidak memiliki masalah untuk mengangkut sang gadis di atas punggungnya tersebut.

"Zen! Segera temukan paman!" Seru [Name] seraya memeluk erat leher Zen agar tidak terjatuh ketika Harimau itu sedang berlari begitu cepat melintasi area hutan sambil membawanya.

Rawrrr! Zen menyahut dengan raungannya dan semakin mempercepat larinya agar cepat menemukan sosok pria yang tengah di cari majikan cantiknya itu, hingga gadis itu nekat mencarinya ke tengah hutan tempat ia bermain dan berburu mangsa untuk meminta bantuan darinya.

Kenapa tidak meminta bantuan pada Zero saja? Karena [Name] sedang ingin saja meminta bantuan dari Harimau lucu itu yang untungnya mau-mau saja bahkan tanpa keberatan membolehkannya untuk menungganginya.

Ah~ dia memang makhluk berbulu yang sangat pengertian, tahu tuannya akan kelelahan jika harus melintasi hutan dengan berjalan kaki.

Tap! [Name] mendarat turun dari atas tubuh Zen ketika dirinya sudah menemukan sosok Ahn Ji Gon di depan sana yang kini tengah menangisi kematian Mak Moon atau yang lebih tepatnya bernama Sun Woo--sang putra yang telah lama dia cari keberadaannya.

"Aku terlambat..." Lirih gadis itu, memilih untuk tidak mendekat dan memperhatikan mereka dari jarak yang cukup jauh bersama dengan Zen yang menemaninya.

Raw? Zen menduselkan kepalanya pada lengan [Name] dikala merasakan kesedihan dari tuannya itu yang membuat si gadis pun lantas menoleh padanya dengan senyuman tipis.

"Aku tak apa." Bisiknya sambil mengusap kepala Zen dan beralih memandang ke arah ketiga orang lelaki di depan sana.

Saat Moo Myung jatuh pingsan barulah [Name] berani untuk melangkahkan kakinya mendekati mereka membuat Ahn Ji Gon yang merasakan kehadirannya pun lantas menoleh dengan matanya yang memerah.

"Paman... I-itu...?" Lirih gadis itu bertanya dengan suara seraknya, kali ini jujur bukan akting. Dia benar-benar ingin menangis kala melihat bagaimana hancurnya sang paman saat putra yang selama ini dia cari, kini harus bertemu dalam keadaan yang cukup buruk hingga berakhir dengan kematiannya.

Ahn Ji Gon tersenyum miris seraya menarik gadis tersebut dan dibawanya ke dalam dekapan, kembali menumpahkan tangisnya pada sosok gadis yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri itu.

[Name] yang tadinya sudah menahan diri pun pada akhirnya turut ikut menumpahkan tangisnya seraya meremat erat pakaian Paman Ahn saat sesak ia rasakan.

Kilas balik mengenai [Name] kecil pun terlintas cepat di kepala dan disana [Name] melihat bahwa [Name] pernah dekat dengan sosok kakak dari Ah-Ro tersebut.

Memori itupun membuat dadanya menjadi kian sesak karena tampaknya [Name] pernah menyimpan rasa dengan pemuda itu sewaktu mereka masih kecil dan bertahan hingga dia dewasa.

Lalu perasaan itupun tertinggal di sudut hatinya yang paling dalam, meski sang pemilik raga telah pergi tuk selamanya.

"Dia mencintaimu... Sun Woo." Bisiknya pelan, mengungkapkan perasaan [Name] dulu yang tak sempat gadis itu ungkapkan karena Sun Woo yang menghilang.

'Dan maaf karena aku tidak bisa menyelamatkanmu.'

_o0o_

Pagi harinya.

Hwarang X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang